News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Membangun Profil Pelajar Pancasila yang Beretika dan Berbudaya

Membangun Profil Pelajar Pancasila yang Beretika dan Berbudaya




Kabupaten Semarang – Kementerian Komunikasi dan Informatika RI kembali menggelar webinar literasi digital untuk masyarakat Kabupaten Semarang, kali ini dengan tema diskusi “Pentingnya Literasi Digital Dalam Peningkatan Kapasitas Guru Dan Siswa Di Era Pandemi Covid-19”, Jumat (5/11/2021). Melalui kegiatan ini masyarakat diajak untuk meningkatkan kecakapan literasi digital yang meliputi digital skill, digital safety, digital culture, digital ethics.

Kegiatan dipandu oleh Neshia Sylvia (Tv Host) dan diisi oleh empat narasumber: Nuzran Joher (Anggota Komisi Kajian Ketatanegaraan MPR RI), Nyarwi Ahmad (Direktur Eksekutif Indonesia Presidential Studies), Hery Nugroho (Guru PAI), Syaekudin (Guru SMPN 1 Kebonagung). Serta Endy Agustian (Duta Pendidikan Indonesia) sebagai key opinion leader.
Hery Nugroho, guru PAI, mengatakan bahwa digitalisasi mendorong pendidik untuk mau beralih dari sistem pembelajaran secara konvensional ke sistem daring. Meskipun belum bisa dilaksanakan secara mulus karena berbagai kendala, namun hampir dua tahun pembelajaran jarak jauh memberikan berbagai dampak positif. 
Pengembangan karakter anak menjadi lebih kreatif karena media digital memberikan kesempatan bagi anak untuk melakukan eksplor wawasan secara lebih luas. Berbagai portal belajar daring juga tersedia dan mudah diakses, pun pendidik dapat mencari referensi bahan ajar dengan lanskap yang lebih luas. Komunikasi dengan murid menjadi sangat mudah tanpa harus tatap muka, termasuk dalam pemberian dan pengumpulan tugas. 
Akan tetapi yang perlu diperhatikan dalam bermain di media digital adalah harus tahu etika. Sebab bermedia digital itu bukan perkara mampu menggunakan alatnya saja tetapi mampu menggunakannya dengan tanggung jawab dan bijak. 
“Di era digital guru tetap harus mengedukasi terkait etika kepada anak, termasuk etika ketika bermedia digital. Guru juga dituntut mampu memahami media belajar yang cocok yang sesuai dengan kondisinya dan kemampuan anak didik. Juga mampu mengelola kelas virtual dengan kreatif,” jelas Hery Nugroho. 
Bagi siswa juga perlu memahami etika bahkan ketika berkomunikasi atau menghubungi guru menggunakan media digital. Yaitu memperhatikan waktu yang sekiranya tidak mengganggu aktivitas guru, menggunakan bahasa yang sopan dengan memperkenalkan diri dan menyampaikan maksudnya secara to the point. Mengawali dan mengakhiri pesan dengan salam, serta mengucapkan terima kasih. 
“Pendidik memiliki tugas mengedukasi literasi digital dalam pembelajaran, serta menjadi model atau teladan dalam implementasi etika digital. Menjadi duta dalam menggunakan internet untuk peningkatan kompetensi, serta terus mengajak anak didik agar internet dan media digital dapat digunakan dalam kerangka positif,” ujarnya. 
Sementara itu Guru SMPN 1 Kebonagung Syaekudin menambahkan bahwa kaitannya dengan etika digital, anak didik perlu ditanamkan nilai-nilai toleransi dalam berinteraksi di lingkungan digitalnya. Pemahaman multikulturalisme dan pluralisme perlu diajarkan sejak dini, agar karakter siswa tidak melenceng dari karakter bangsa yang saling menghargai dan menghormati perbedaan di ruang digital. 
“Guru perlu mengedukasi anak didik tentang literasi media dalam konteks budaya digital. Memberikan pemahan kepada siswa bahwa ruang virtual sama dengan ruang nyata, maka budaya dunia digital hendaknya sama dengan berbudaya di dunia nyata,” ujar Syaekudin. 
Budaya-budaya yang seharusnya ikut dibawa serta ke dalam dunia digital adalah pengamalan nilai-nilai Pancasila. Hal ini senada dengan tujuan untuk membangun profil pelajar Pancasila. 
“Pemahaman terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila akan mewujudkan sebuah budaya yang menjujung tinggi rasa kebhinekaan. Sehingga interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran akan menjadi budaya digital yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia,” pungkasnya. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment