News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Memahami Fitur Media Sosial untuk Berdemokrasi

Memahami Fitur Media Sosial untuk Berdemokrasi


 

Yogyakarta – Tema diskusi “Bangun Demokrasi di Media Digital” kembali dibahas dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kota Yogyakarta, Kamis (4/11/2021). Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan nasional Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang diselenggarakan untuk mengajak masyarakat dalam meningkatkan kecakapan literasi digital yang meliputi digital ethics, digital skill, digital safety, digital culture.
Dipandu oleh presenter Yade Hanifa, diskusi virtual diisi oleh empat narasumber: Mohammad Adnan (CEO Viewture Creative Solution), Mustaghfiroh Rahayu (Dosen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta), Muchus Budi R (Kabiro Detik.com Jateng-DIY), Muhammad Achadi (CEO Jaring Pasar Nusantara). Serta Cyntia Ardila (entertainer) sebagai key opinion leader. 

Muhammad Achadi, CEO Jaring Pasar Nusantara, mengatakan ruang demokrasi dewasa ini menjadi semakin terbuka dan dapat dilakukan dengan mudah dengan adanya internet dan media digital. Munculnya media online dan transformasi media cetak ke media online menciptakan budaya partisipatifdan politik aktif untuk kehidupan demokrasi. 
Lalu kehadiran media sosial melahirkan titik awal demokrasi yang semakin terbuka, semua orang punya kebebasan berekspresi. Bahkan sekarang apa kata netizen menjadi penting bagi media saat ini. Hadirnya netizen merefleksikan adanya kekuatan sipil baru yang bisa melakukan kontrol sosial, politik, juga memunculkan solidaritas sosial dan pemihakan pada kaum lemah. 
Tapi disisi lain, ruang media sosial juga menghadirkan kekhawatiran munculnya perpecahan, ujaran kebencian, hoaks, intoleransi, radikalisme, dan ancaman keutuhan NKRI.  
“Ruang media sosial memiliki algoritma yang mengancam disintegrasi bangsa. Efek ruang gema dan filter buble membuat lingkungan media sosial menampilkan informasi yang sejenis sehingga menempatkan penggunanya dalam kelompok yang terpolarisasi. Algoritma media sosial mengarahkan pengguna menghadapi informasi pada satu pola pemikiran yang sama, sehingga pendapat yang berbeda menjadi sebuah ancaman,” ujar Muhammad Achadi yang juga mantan wartawan. 
Di luar hal tersebut, media sosial untuk demokrasi membuka kesempatan bagi semua masyarakat untuk ikut berpartisipasi serta mendorong adanya transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik. Pemanfaatan media digital sebagai ruang demokrasi hendaknya dibarengi dengan literasi digital sehingga medsos dapat menghadirkan pengayaan perspektif dan ilmu pengetahuan. 
“Media online harusnya masih menjadi sumber informasi terpercaya, agar dalam bermedia jangan sampai terpapar hoaks dan ekstrimisme.”
Mohammad Adnan, CEO Viewture Creative Solution, menambahkan bahwa potensi media sosial sangat luas untuk mendapatkan peluang yang menguntungkan. Namun dari berbagai kemudahan akses yang diberikan itu jangan sampai teknologi memperalat manusia sebagai pengguna, manusia perlu mempunyai pengetahuan menyeluruh utuk memanfaatkan teknologi untuk mencapai tujuannya. 
Kemampuan digital merupakan sebuah keniscayaan yang mesti dikuasai di era digital agar bisa survive  menghadapi transformasi digital yang berlangsung begitu cepat. Kecakapan dasarnya adalah mampu menggunakan perangkat digital serta paham bagaimana mengoperasikan piranti lunak di dalamnya. Salah satunya untuk berekspresi di ruang digital. 
“Ruang digital menawarkan kebebasan berekspresi dalam beragam bentuk, baik lisan, tulisan, audio, video. Namun karena internet karakternya menghubungkan pengguna satu dan lainnya, maka dalam kebebasan berekspresi agar tidak kebablasan harus menyematkan nilai Pancasila dalam aktivitas digital,” ujar Mohammad Adnan. 
Pancasila menjadi landasan demi terbangunnya demokrasi yang beradab. Untuk itu masyarakat perlu tahu kecakapan digital lainnya yang dapat mendukung ekspresi demokrasi di ruang digital. Salah satunya adalah dengan membuat konten kreatif yang orisinil dan sesuai nilai-nilai Pancasila. 
Membuat konten kreatif yang orisinil itu kita harus mampu mengenali produk atau branding yang ingin disampaikan, kemudian melakukan riset dengan menimbang plus minus produk dengan milik kompetitor. Selanjutnya adalah menyinergikan karakter produk dan hasil riset menjadi sebuah kreasi yang baru dan dikemas secara menarik. 
“Konten yang menarik dapat berupa foto, video, grafis yang menarik serta caption yang unik. Dan itu bisa dikemas lagi secara menarik dengan memanfaatkan source gratis dari platform penyedia gambar seperti Freepik dan Pixabay. Atau ketika membuat video dapat menggunakan layanan Motion Elements, atau ketika butuh audio bisa menggunakan Youtube Audio Library. Catatan  pentingnya dalam membuat konten adalah membuat yang original, jika pun mencomot karya orang lain wajib menyertakan sumber atau credit title sebagai disclaimer agar tidak menayalahi hak kekayaan intelektual orang lain,” pesannya. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment