News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Guru Youtuber dan Selebgram, Suatu Keharusan dan Tanggung Jawab Kompetensi

Guru Youtuber dan Selebgram, Suatu Keharusan dan Tanggung Jawab Kompetensi



Tegal: Adaptasi dan terus jalani, itulah realitas yang mesti dilakoni para guru Indonesia di beragam tingkat kelas belajar di berjuta sekolah. Meski berkembang maju, proses pembelajaran online yang terpaksa dijalani hampir dua tahun, sejak munculnya pandemi Covid-19, itu menuntut banyak perubahan dan penyesusaian. Apa strategi yang mesti dilakukan guru?

Praktisi Community Development Iwan Gunawan mengatakan, kini ketika dimulai lagi kelas tatap muka atau kombinasi online dan tatap muka (blended learning), guru mesti mau belajar dan mengubah strategi mengajarnya agar lebih menarik. Tak bisa lagi siswa di dalam kelas disajikan dengan paparan konvensional dengan power point. ”Ini akan membuat kelas yang membosankan buat anak. Tapi kalau dikasih akses link, tidak hanya akan menambah materi, tapi siswa juga bisa mandiri. Asal diberi pilihan link yang mesti diakses, niscaya akan mudah dipelajari,” ujar Iwan Gunawan. 

Lalu, bagaimana membuat siswa bergairah belajar dan tidak cepat bosan belajar di kelas online? 

Menurut Dr. Siti Nur Hidayati, dosen dan Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI), ubah suasana belajarnya. Caranya? Guru ke depan bisa mengubah suasana kelas menjadi interaktif dan menarik. Misalnya, tak salah kalau guru tampil sebagai Youtuber. Mempresentasikan video tentang suatu topik mata pelajaran dalam bentuk video di Youtube. 

Misalnya, sang guru menjelaskan pesona peninggalan sejarah dengan detail di lokasi. Itu akan seru dan mengundang keingintahuan siswa. Bisa juga guru sebagai selebgram, yang berbagi foto detail tanaman atau detail bagian tubuh hewan lewat akun instagramnya dengan foto yang seru dan rinci. Ini juga bisa menjadi inspirasi siswa untuk melakukan pendalaman satu ilmu. 

”Jadi, contoh cara baru mendalami ilmu dengan memanfaatkan digital secara positif akan menjadi inspirasi cerdas dan bijak, di samping lebih nyantol bagi siswa di kelas online. Ini akan menyenangkan, sekaligus tidak membuat guru mati gaya di kelas,” papar Dr. Siti Nur Hidayati saat membagi pengalaman mengajarnya dalam webinar Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Tegal, 3 November 2021.

Berkolaborasi mengupas topik ”Strategi dan Model Pembelajaran di Era Digital”, diskusi virtual ini diikuti 350-an peserta, bukan hanya seputar pantura Tegal tapi juga peserta luar kota, mulai dari Bandung hingga Jambi. Webinar dibuka dengan keynote speech Presiden Joko Widodo, dilanjut pesan dari Kakanwil Kemenag Jateng Mustain Ahmad. Iwan Gunawan dan Nur Hidayati tampil dipandu moderator presenter TV Anneke Liu serta Ronald Silitonga, musisi yang tampil sebagai key opinion leader. Selain mereka, ada dua pembicara lain, yakni Ahmad Faridi, Koordinator Data dan Informasi Kanwil Kemenag Jateng serta Eddie Siregar, Penggiat 4 Pilar Kebangsaan.

Yang juga jangan lupa diajarkan dan tetap dijaga, adalah sikap keteladanan guru di kelas. Menurut Nur Hidayati, lakukan mulai dari hal yang sederhana. Misalnya, dalam membuat konten pengajaran, baik video di channel Youtube atau instagram tv, tampilkan dari yang simpel agar mudah dipahami. Ada suara guru di kelas, ada wajah guru yang bijak dan bersahabat di ruang digital, dan tulisan tangan guru yang tetap beretika. 

Kita akan mudah ditiru mengajarkan anak santun saat menyampaikan pesan digital. Beri contoh menulis dengan huruf tidak di-capslock. Kalau guru terbiasa pesan capslock, siswa akan meniru dan mengira guru boleh marah, maka siswa akan meneladani yang dicontohkan guru.

”Jadi, hati-hati, tetap bijak dan santun dalam menyampaikan materi di kelas. Segala yang dibuat guru di kelas akan ditiru dan jadi acuan etika di kelas. Jadilah guru yang aspiratif dan positif agar selalu menebar keteladanan yang santun dan bertanggung jawab bagi semua siswa. Baik dalam kelas online alias Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) maupun saat kelas Pembelajaran Tatap Muka (PTM),” kata Nur Hidayati, memungkas diskusi. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment