News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Era Digital: Yang Survive Bukan yang Pintar atau Kuat tapi yang Bisa Adaptasi

Era Digital: Yang Survive Bukan yang Pintar atau Kuat tapi yang Bisa Adaptasi



Batang: Transformasi digital membuat kita semua jadi berubah. Budaya digital membuat peran internet ikut mengubah perilaku kita sebagai manusia dalam masyarakat. Internet mengubah perilaku interaksi kita, cara kita berkomunikasi dan berpikir berubah menjadi cepat, mudah dan lebih luas dengan bantuan teknologi digital.

Seno Spdi, Mpd, guru TK I Arafah Boyolali mengatakan, budaya digital yang kini tumbuh berkembang adalah hasil olah cipta karya, pemikiran, dan kreativitas manusia dalam masyarakat dengan bantuan teknologi internet. Budaya digital yang kini berubah merupakan prasyarat dalam melakukan proses tranformasi digital. Karena, penerapan budaya digital lebih merupakan penerapan perubahan pola pikir (mindset) agar dapat beradaptasi dengan perkembangan digital. 

”Ke depan, di era digital, orang yang bisa survive atau bertahan bukanlah orang yang pintar atau yang kuat, tapi yang bisa beradaptasi dengan perubahan. Termasuk adaptasi di ruang digital ini, di semua aspek: sosial, ekonomi, pertahanan, keamanan dan tentu dunia pendidikan kita,” papar Seno saat menjadi pembicara dalam Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Batang, Selasa, 16 November 2021.

Mengupas topik ”Transformasi Digital untuk Pendidikan: Menyongsong Generasi Emas”, webinar dibuka langsung Presiden Joko Widodo dengan keynote speech-nya, dilanjut pesan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Kepala Kanwil Kemenag Jateng Mustain Ahmad. Dalam diskusi virtual yang dipandu moderator Dhimas Satria itu tampil juga tiga pembicara lain: Hery Nugroho, seorang pendidik/guru Pendidikan Agama Islam (PAI); Yuni Mustani, pegiat kewirausahaan sosial; dan Edie Siregar, penggiat 4 pilar kebangsaan. Selain mereka, ikut bergabung Sri Rezeki, Putri Wisata Jateng dan Mbak Batang 2019, yang tampil sebagai key opinion leader.

Dalam paparannya, Seno menambahkan, bukan hanya karena pandemi Covid-19 yang mempercepat perubahan budaya digital terjadi. Tapi memang transformasi digital sudah begitu cepat hadir dalam semua lini kehidupan, sehingga kini menjadikan semua tata budaya kita berubah. Dari mengaji sudah bisa online, begitu juga banyak silaturahmi, baik itu sekolah dari TK sampai perguruan tinggi. 

Pentas seni hingga perlombaan seni juga bisa digelar dengan Zoom meeting dan Google meet. Bisa disaksikan dan dinilai dengan juri yang bisa hadir dari berbagai kota. Kontes seni tari di Batang, jurinya bisa hadir dari Solo, Semarang, dan Jakarta, dan hasilnya bisa dirangkum segera dengan teknologi digital. Itu sudah nyata terjadi. ”Kuncinya, semua pihak yang terlibat mau beradaptasi dan segera bertransformasi dengan kemajuan cepat ini,” tambah Seno kepada 400-an peserta yang mengikuti secara daring dari berbagai pelosok Kab. Batang.

Dalam dunia pendidikan, masih menurut Seno, target melahirkan generasi emas dengan dukungan infrastruktur digital merupakan suatu keniscayaan. Ciri generasi emas adalah sosok generasi yang pola growth mindset bukan fixed mindset. Kalau fixed mindset, selalu cepat puas dan tak suka melakukan tantangan perubahan. Dia akan mengatakan: ”Saya tidak bisa melakukan hal itu pada suatu tantangan perubahan.” 

”Sedangkan growth mindset selalu mengatakan ’Saya akan mencoba, atau apakah selama ini saya sudah melakukan yang terbaik?’ Sebanyak 54 persen generasi muda milenial sudah dengan perubahan dan ingin selalu mencoba tantangan baru. Dan, ini modal besar bangsa kita, dukungan populasi generasi emas yang tangguh dan unggul,” ujar Seno, optimistis.

Yuni Mustani, pembicara lain, makin optimistis dengan modal kuat Indonesia. Modal sumber daya alam dengan sumber daya digital akan menjadi daya saing global yang dahsyat. Terlebih kalau sumber daya digitalnya diperkuat dengan kesadaran cakap budaya yang paham multikulturalisme. Juga, cakap dalam memproduksi dengan hanya membuat konten yang positif dan bermanfaat. 

”Selain itu, jago memilah dan memilih informasi, bijak tidak menyebar konten negatif, serta cakap bekerja kolaboratif dan mampu menggalang kerja digital yang positif dan produktif dengan melibatkan banyak pihak untuk menciptakan karya yang bermanfaat buat kemakmuran bangsanya,” kata Yuni. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment