News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Diskusi, Ajari, Dampingi. Tips Guru Agar Siswa Tak Kecanduan Dampak Negatif Internet

Diskusi, Ajari, Dampingi. Tips Guru Agar Siswa Tak Kecanduan Dampak Negatif Internet





SRAGEN: Pengalaman baru di kelas online berikut ini makin sering ditemukan. Saat berbagi cerita dalam webinar literasi digital gelaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, 4 November 2021, Hery Nugroho, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Islam (PAI) SMA Jawa Tengah berkisah tentang temuan barunya. Apa itu?

”Ketika kita membuka Google Classroom atau Zoom Meeting, setelah beberapa anak mengikuti dengan open cam, tidak lama akan ada belasan siswa yang mengikuti kelas dengan close cam. Nah, bisa ditebak, siswa tersebut bakal asyik dengan yang lain. Bisa nonton film atau dengerin musik. Dan yang parah, kalau mereka main gim online. Ini yang bikin kita repot dalam proses pembelajaran di kelas online, dan butuh solusi komprehensif,” tutur Hery kepada ratusan warga Sragen peserta webinar, yang sebagian besar mengikuti acara dengan open cam.

Diskusi virtual yang dibuka Presiden Joko Widodo dan dilanjut dengan keynote speech dari Kakanwil Kemenag Jateng, Mustain Ahmad, itu mengupas topik ”Mencegah Kecanduan Gadget di Tengah Pembelajaran di Era Digital”. Dipandu moderator presenter TV Nabilla Nadjib dan finalis The Voice Indonesia Vanessa Axelia sebagai key opinion leader, hadir pula tiga pembicara lain. Yakni, Imam Wahyudi, mantan anggota Dewan Pers dan Direktur PT Konten Kreatif Indonesia; Septa Dinata, researcher Paramadina Public Policy; serta Imam Buchory, Kabid PAI Kanwil Kemenag Jateng.

Hery Nugroho menambahkan, menegur atau semacam ’operasi tangkap tangan’ terhadap siswa yang close cam akan membuat siswa tidak nyaman di kelas. Tentu, bukan berarti guru tidak bisa mengatasi atau melibatkan peran orangtua dan mengajak anak berdiskusi tentang dampak negatif beragam aplikasi di ruang digital. 

Menurut Hery, mengajari dan memanfaatkan aplikasi yang positif dan mendamping siswa bisa dilakukan oleh guru maupun orangtua untuk bijak dan cerdas memilah dan memilih konten yang cocok dan sesuai kebutuhan belajar siswa. Boleh menonton film atau musik, tapi mesti diatur waktu yang tepat agar tidak mengganggu proses belajar. Dengan begitu, anak bisa mengerti, memahami, tanpa disakiti. 

”Proses belajar bisa makin efektif, dan anak tetap punya waktu mengembangkan diri dengan hobi yang menumbuhkembangkan pribadinya tetap cerdas dan bisa berprestasi di sekolah, tapi juga bisa unjuk gigi dalam keterampilan di ragam kecakapan lainnya: teater atau seni musik. Semua butuh sinergi dan kolaborasi dengan pihak lain yang kompeten,” ujar Hery Nugroho.

Sementara itu, Imam Buchory mengatakan, akan adil buat semua kalau guru dan orangtua juga makin mempercakap diri dalam beragam kecakapan digital, dan tentu memberi teladan yang bijak dan positif di kelas. Perilaku positif dari guru dan orangtua jauh lebih efektif ditiru siswa di kelas online. Dengan bimbingan orangtua yang inspiratif, anak juga mudah diatur dan diarahkan untuk menemukan jatidiri dan tumbuh kembang secara positif. ”Tidak salah pilah pilih link yang negatif, tapi makin bijak menemukan link positif yang mendukung proses belajar dan informasi yang bermanfaat bagi siswa,” saran Buchory.

Sementara itu, narasumber Imam Wahyudi menyarankan orangtua dan guru perlu menerapkan aplikasi baru yang mesti diajarkan ke siswa yang bisa mengendalikan kecanduan siswa di ruang digital. Kata Imam, download saja aplikasi yang mengatur jam aktif dan akan bunyi alarm kalau terlewati. Di situ orangtua perlu mengingatkan. 

Selain itu, banyak aplikasi yang mencegah dan menanggulangi anak mengakses konten negatif. Jadi, ruang digital memunculkan beragam masalah buat anak, tapi ruang digital juga memberikan aplikasi untuk mencegahnya dengan bijak. ”Tinggal kita, orangtua dan guru, yang mesti bijak menerapkan agar siswa di sekolah dan anak di rumah tak terpapar lebih jauh,” pesan Imam Wahyudi. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment