News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Data Pribadi adalah New Oil Abad 21. Nyata dan Mesti Dijaga

Data Pribadi adalah New Oil Abad 21. Nyata dan Mesti Dijaga



Boyolali: Dalam beberapa kesempatan, Presiden Joko Widodo sering mengatakan: ’Di masa datang, data digital adalah New Oil. Barang berharga yang melebihi minyak dan merupakan aset penting yang mesti dijaga’. Mengutip data polisi siber, tercatat pada 2019 terjadi lonjakan kejahatan siber yang merusak data pribadi sebagai sasaran. Dalam laporannya, polisi siber Direkrimsus Polri menyebut, di sepanjang 2019 terdapat kejahatan siber sejumlah 1.443 kasus yang menimbulkan kerugian Rp 49 miliar. Sementara pada 2020, jumlah kejahatan siber makin meningkat menjadi 5.008 kasus, meski kerugian menurun di angka Rp 17,8 miliar.

Terkait itu, kesigapan netizen untuk makin menjaga data pribadi dari serangan hacker dunia maupun lokal mesti ditingkatkan. Data dari Chekpoint Software Technology Inc. menyebutkan, Indonesia adalah negara sasaran kejahatan siber rangking tiga setelah Amerika Serikat dan India. 

”Untuk serangan virus malware saja, sepanjang 2020 serangan ke Indonesia sampai 60.000 kali. Ini sangat serius. Ancaman pencurian data yang makin berharga itu nyata, makanya harus makin kita jaga bersama,” papar Sri Astuty, dosen Fisipol Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin saat menjadi pembicara dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 3 November 2021.

Mengupas topik menarik: ”Keterampilan Digital untuk Menata Masa Depan yang Lebih Cerah”, webinar dibuka dengan keynote speech dari Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Selain Sri Astuty, diskusi virtual yang dipandu moderator Dennys Citra ini juga menampilkan seniman Onnes sebagai key opinion leader, dan tiga pembicara lain. Mereka adalah Jota Eko Hapsoro, founder dan CEO Jogjania.com; Septyanto Galan Prakoso, dosen Hubungan Internasional Fisipol UNS Solo; dan Kuncoroadi Prasetyadi, direktur Ganeca Consultant. Webinar diikuti tak kurang dari 350 peserta dari seputaran Kabupaten Boyolali.  

Kendati banyak diincar penjahat siber yang membuat kita makin waspada, menurut Septyanto Galan Prakoso, dunia digital di Indonesia dengan populasi 202 juta netizen adalah pasar bisnis apa saja yang laku dijual kalau punya karakter unik, eksklusif, dan tak diproduksi massal. Omzet bisnis di e-commerce besar, dalam prediksi Kementerian Perdagangan, mencapai Rp 570 triliun. 

”Ini pasar yang mesti diraih dengan kecakapan digital bersama, baik UMKM maupun perusahaan rintisan kaum muda milenia. Kecakapan desain produk, fotografi, jurnalistik, dan web development adalah kolaborasi profesi masa depan yang sangat dibutuhkan untuk saling bersinergi,” pesan Septyanto. Lantas, agar laris manis, apa barang yang cocok dengan pasar online?

Jota Eko Hapsoro memberikan jawaban. Kata dia, banyak sekali barang produk seni atau kerajinan khas Indonesia yang disuka pasar dunia, tapi butuh sentuhan eksklusivitas yang dinanti pasar e-commerce. Jangan terus dibiarkan omzet besar e-commerce yang meraup duit Indonesia, tapi lari ke luar negeri dananya. 

”Ayo UMKM, makin banyak yang go digital, yang muda bersinergi dengan yang senior mencipta produk unik. Bisa gitar atau gamelan dibatik atau biola dikasih sentuhan seni tradisi, lalu dipajang di marketplace dan menjadi pesona baru produk Indonesia. Banjiri terus, kreatif terus dengan inovasi yang berbeda dari yang sudah ada di pasar dunia. Dengan begitu, produk kita akan ditunggu pasar,” saran Jota Eko.

Jangan lupa, Jota menambahkan, sambil terus memburu konsumen baru di pasar dunia – yang menurut Worldometer kini dari 7,8 miliar penduduk, 4,6 miliar di antaranya terakses internet – adalah pasar nyata yang mesti dijaring ke nusantara secara kolaboratis, sehingga lintas profesi mesti bersinergi. 

”Tapi, jangan lupa, penjahat digital yang makin canggih juga mesti diwaspadai. Perkuat sistem keamanan digital bisnis kita dengan password yang unik. Kalau perlu, perkuat dengan fitur khusus, baik wajah atau sidik jari, yang membuat pusing para hacker yang akan mem-phising akun-akun bisnis kita,” kata Jota, mewanti-wanti. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment