News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Asah Bakatmu, Pertajam Kecakapan Digitalmu, Agar Makin Dahsyat Karyamu!

Asah Bakatmu, Pertajam Kecakapan Digitalmu, Agar Makin Dahsyat Karyamu!



Bantul: Kapan seseorang dinilai berbakat? Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (PAIs) Kantor Kemenag Kabupaten Bantul, Anita Isdarmini, Spd, M Hum, membagikan satu cirinya. Seorang dikategorikan berbakat, kalau kita mempelajari suatu keterampilan atau ilmu dengan waktu lebih pendek dibanding orang lain, tapi hasilnya lebih bagus dan malah istimewa. 

Memang, bakat adalah potensi kemampuan yang dimiliki seseorang sejak lahir. Tetapi, tetap butuh latihan dan pengembangan dengan tekun agar mencapai hasil dan kemampuan khusus yang lebih baik serta lebih maksimal,” jelas Anita, saat menjadi pembicara dalam Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, 23 November 2021.

Webinar yang dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo dengan keynote speech-nya itu disambung pesan dari Kakanwil Kantor Kemenag DI Yogyakarta, Dr. Masmin Afif. Mengusung topik ”Mengembangkan Minat dan Bakat dengan Literasi Digital”, diskusi virtual yang dipandu moderator Shafiera Aljufri, ini juga menampilkan tiga pembicara lain. Yakni, Septa Dinata AS MSi, peneliti dari Paramadina Public Policy; Ahmad Thoha Faiz, praktis idan konsultan pendidikan, dan Faqih Shomadi, Sag, MpdI, Pengawas Madya PAIs Kanwil Kemenag DIY. Turut bergabung Finalis Indonesian Idol Abraham Kevin, sebagai key opinion leader.

Menyambung diskusi, Septa Diana mengatakan, salah satu cara menemukan bakat yang efektif adalah menekuni minat ketertarikan atau kesukaan pada suatu bidang kecakapan dan keterampilan. Dulu, kita mesti mencari dan bertemu dengan para ahli atau mereka yang sukses dengan bakatnya secara langsung, lalu berguru mengasah bakat kita agar teruji. 

Tapi kini, lanjut Septa, dunia digital memudahkan dan mempercepat kita mengasah bakat. Bukan menemukan ahlinya, tapi menemukan link dan konten digital yang mendukung upaya kita mengasah bakat itu. Berjuta konten dan link bisa kita klik, pilah dan pilih. Di sini tentu perlu kecakapan. Makin baik menemukan konten yang lebih baik dari target bakat kita. 

”Setelahnya, imitasi dan modifikasi. Tiru dan kreatif memodifikasi bakat agar kita bisa mencipta karya yang unik dan punya diferensiasi agar kita bisa lebih dahsyat. Jadikan ruang digital untuk mengasah bakat kita agar makin tajam dan berkualitas. Dengan begitu, kita bisa berkarya lebih dahsyat dengan melihat perbandingan banyak success story dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Kehebatan seseorang itu terletak pada kemampuanya mengasah kelebihan dan meminimalisir kekurangan,” papar Septa Dinata, membagi tips.

Tetapi, jangan lupa, memburu inspirasi di ruang digital juga ada etikanya. Anita Isdarmini kembali mengingatkan, jangan sembarang meniru. Kalau dalam karya kita, entah itu seni musik, tari atau ide lukisan yang bakal kita modifikasi dalam karya kita, jangan sembrono ambil ide karya orang yang kita dapat dari ruang digital. Etika plagiarisme, dilarang mencontek karya orang di ruang digital. Sangat ketat sanksinya. 

So, hargai dan hormati karya orang lain. Kalau kita gunakan, mesti kita sebut dan camtumkan sumbernya secara jelas, karena akan memunculkan risiko hukum. Sama kalau kita lakukan itu di dunia nyata. Bahkan, kalau di ruang digital, akan spontan memperburuk jejak digital kita. 

”Kita bahkan bakal cepat dikenal jutaan netizen yang mencontreng negatif jejak digital kita sebagai bukan orang yang memiliki bakat genuine dan beretika, tapi plagiator yang pecundang. Dan, itu bakal abadi di ruang digital. Kalau sampai begitu, cucuran keringat kita dalam membangun bakat yang hebat akan sia-sia,” pesan pamungkas Anita pada ratusan siswa yang mengikuti webinar dengan antusias. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment