News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Transformasi Digital: Lawan Penjahat, Jemput Berjuta Ilmu, Peluang dan Manfaat

Transformasi Digital: Lawan Penjahat, Jemput Berjuta Ilmu, Peluang dan Manfaat




Tegal: Di masa pandemi, penipuan dan kejahatan digital bukannya berhenti tapi malah makin menjadi. Hari-hari ini, sering kita dapat pesan WA, ”Anda terpilih mendapat pulsa 10 giga dari Kemdikbud. Silakan klik link berikut”, atau ”Anda terpilih sebagai pemenang harian Indomaret dengan hadiah 75 juta, silakan kontak no berikut.” 

Biasanya, kalau kita kontak atau klik, mereka akan minta isi syarat untuk pencairan berupa data pribadi. Nah, kalau dituruti, malah membuat kita kena pishing, dipakai data pribadi kita untuk tujuan yang membuat kita bisa jadi korban. Mereka bisa mengakses rekening bank dan mengambil isinya. Atau kalau mereka dapat NIK di KTP kita, data KTP bisa mereka pakai untuk mengajukan kredit online. Kalau gol, kita yang kena kejar angsuran, padahal tidak pakai duitnya. 

”Jadi, makin banyak netizen dan makin luas jenis platform digitalnya, tapi penipu dan penjahat online juga makin canggih pola kejahatannya. Meningkatkan kecakapan digital menjadi solusi manjur untuk menghindar jadi korbannya,” urai Zusdi F. Arianto, Ketua Yayasan Quranesia Amrina Rasyada, saat berbicara dalam webinar literasi digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang digelar Kementerian Kominfo untuk warga Kabupaten Tegal, Jateng, 28 September 2021.

Zusdi menambahkan, penjahat digital bisa kita cegah dengan beberapa trik yang mudah, kalau kita paham. Yakni, biasakan ganti password akun-akun digital dengan password yang unik, dan teratur diganti. Juga, perangkat lunak sistem di ponsel kita sering di-update. Kalau pas ke kafe atau makan di resto yang berwifi, boleh diakses tapi sebaiknya jangan buat bertransaksi yang membuka data pribadi. ”Buatlah chat biasa atau fitur-fitur tanpa memberi peluang data pribadi terbuka. Mencegah lebih nyaman dilakukan agar penjahat pusing mem-phising kita,” pesan Zusdi.

Tak sendirian mengupas topik ”Transformasi Digital untuk Pendidikan Lebih Bermutu,” webinar yang dipandu moderator Glenis Octavia itu juga menghadirkan pembicara lain, yakni: Dr. Hartanto (dosen Hubungan Internasional, Universitas Respati Yogyakarta), Wahyuni Herawati (guru MA Nur Iman), Imam Wicaksono (CEO Sempulur Craft), serta Julia RGDS, Putri Songket Indonesia sebagai key opinion leader. Ratusan peserta mengikuti diskusi virtual ini secara daring dari seantero Tegal. 

Kecakapan digital yang difasilitasi beragam aplikasi memang dalam praktiknya tidak mudah bagi siswa dan kerap ada masalah. Banyak tugas yang diberikan guru dan disetorkan hasilnya secara digital memang tak lancar. Selain itu, butuh kerja sama guru dan orangtua agar dipahami bahwa belajar online bukannya memindahkan tanggung jawab guru ke orangtua. ”Butuh komunikasi dan kolaborasi antara guru dan orangtua, agar bisa memperoleh hasil belajar yang maksimal,” pesan Dr. Hartanto.

Lebih dari itu, jadwalkan secara kontinyu untuk tukar pengalaman dan informasi yang selama pandemi bisa dilakukan dengan google class room atau aplikasi zoom meeting, yang bisa dilakukan ketiga pihak agar guru, siswa dan orangtua saling bagi peran secara kolaboratif dan saling berbagi wawasan. ”Jadikan suasana nyaman di rumah. Boleh break dan makan ringan agar situasi jadi nyaman dan tak menegangkan. Orangtua sebaiknya mengkondisikan situasi yang lebih santai dan nyaman,” urai Hartanto.

Pembicara lain, Wahyuni Herawati menambahkan, banyak riset dan survei yang menyebut siswa ternyata bosan dan malas mengikuti pelajaran di kelas online. Lantas, apa solusinya? Menurut Wahyuni, jangan malas mengulang membahas topik mata pelajaran di rumah. Karena bukan belajar di kelas, waktunya bebas, tak terikat jadwal seperti kelas konvensional. Selain itu, guru mesti kreatif searching bahan tambahan dan memberikan link agar siswa makin kaya wawasan dengan bahan tambahan yang makin luas. 

Tantangan pembelajaran ke depan makin ketat. Karenanya, bekal ilmu dan wawasan mesti tambah porsinya. ”Manfaatkan Google dan beragam situs pencari agar penambahan materi makin mudah didapat. Jangan malas mencari ilmu, karena pendidikan bermutu hanya bisa dicapai kalau semua pihak tak lelah belajar. Dunia digital sudah komplet, tinggal klik. Tak ada alasan malas, karena bisa dilakukan sembari rebahan di rumah,” pungkas Wahyuni. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment