News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Tidak Ada Rumah Digital yang 100 Persen Aman

Tidak Ada Rumah Digital yang 100 Persen Aman




Pemalang – Digital Marketing Strategist, Femikhirana Widjaja, menyatakan tidak ada keamanan yang sempurna di dunia maya. Apabila dihitung dengan persentase, tidak ada satu pun rumah digital yang aman 100 persen.

”Data kita tidak bisa ditutupi. Sistem e-KTP membuat orang lain dapat mengetahui data diri kita. Orang pasti mudah mencari alamat kita tetapi kita dapat melindungi kediaman kita dengan kunci rumah,” ungkapnya saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Kamis (28/10/2021).

Menurut dia, kunci digital sangat penting untuk melindungi rumah. Kunci itu berupa kewaspadaan. “Walaupun orang lain tahu di mana rumah kita namun tidak mampu masuk tanpa izin, tidak mampu mengutak atik rumah. Semua karena kita lindungi,” kata dia.

Adapun cara membuat perlindungan adalah dengan tidak melakukan kebiasaan yang membuat orang lain dapat memasuki rumah digital.
Dia menyebutkan ada kebiasaan berbahaya yaitu mengisi data link kuis yang tidak jelas, main game atau menggunakan aplikasi yang minta akses login password medsos di ponsel.

Selain itu, juga menggunakan wifi gratis di tempat umum dan tidak teliti membaca pesan yang ada di link berbahaya. Dia menyarankan jangan main klik link yang tidak jelas.

Kebiasaan berbahaya lainnya adalah tidak mengganti password secara berkala, tidak membuat pengamanan berganda (two factor authentication), email hanya satu untuk semua kepentingan, email dan medsos dibiarkan menganggur tidak punya antivirus dan antimalware.
Mengakses tontonan bajakan, ebook bajakan maupun program bajakan juga bisa menjadi akses untuk membuka rumah digital. “Jangan mengakses game/berita clickbait yang mencari uang dari iklan tidak jelas maupun hobi nyinyir dan nyolot di akun medsos orang,” saran dia.

Menurut dia, rumah digital perlu dirawat dengan cara mengganti kunci password secara berkala menggunakan kombinasi password yang kuat (angka, huruf besar, huruf kecil, tanda baca).

Dia juga menyarankan untuk memisahkan email sekolah, bermain dan perbankan. Teliti sebelum mengisi data. Bersihkan gadget dari malware secara berkala. Inilah pentingnya hidup sopan dan bersih di dunia digital.

Sedangkan cara untuk menghindari web atau link palsu bisa dilihat dari website resmi punya domain umum yang berbayar, mencantumkan alamat dan contact yang bisa dihubungi, link form untuk isi data terdapat nama dan contact yang dapat dihubungi. Apabila berupa aplikasi perbankan maka sudah diakui oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Narasumber lainnya, Nyarwi Ahmad selaku Direktur Eksekutif Indonesia Presidential Studies, dalam kesempatan itu menjelaskan prioritas Merdeka Belajar, digitalisasi sekolah maupun penguatan karakter guru.

Menurut dia, pada era digital sekarang ini guru dituntut mampu mengembangkan budaya belajar digital. Artinya, perubahan mindset bahwa belajar dengan perangkat digital (seperti zoom) bukan sekadar memindahkan ruang kelas ke layar komputer atau laptop.

“Lebih dari ini, belajar bisa dengan sumber-sumber pengetahuan yang lebih luas dan beragam yang bisa didapatkan dari berbagai platform digital,” jelasnya.

Dipandu moderator Ayu Perwari, webinar bertema ”Pendidikan Online: Era Baru Merdeka Belajar” ini juga menghadirkan narasumber Ahmad Taufik (Guru PAI), Syaekudin (Guru SMP Negeri 1 Kebonagung), Musta'in Ahmad (Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah) sebagai Keynote Speech dan Neshia Sylvia (TV Host) sebagai Key Opinion Leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment