News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Smart School Online dan Peran Digital Parenting Bagi Millenial

Smart School Online dan Peran Digital Parenting Bagi Millenial




Purbalingga – Pelaksanaan sistem pembelajaran daring nampaknya akan tetap digunakan meskipun tidak secara seratus persen untuk menghindari learning lost sebagaimana terjadi dalam pembelajaran daring sejak pandemi Covid-19. Oleh sebab itu diperlukan peran dari berbagai pihak utamanya dari orang tua dan guru agar kualitas pendidikan terjaga dengan baik. Hal ini dibahas dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI untuk masyarakat Kabupaten Purbalingga dengan tema “Smart School Online: Digital Parenting, Menjadi Pendidik Unggul Bagi Millenials”, Rabu (13/10/2021). 

Entertainer Bobby Aulia memandu kegiatan diskusi dengan menghadirkan empat narasumber: Mia Angeline (dosen Universitas Bina Nusantara), Muhammad Arwani (dosen Universitas Cokroaminoto Yogyakarta), Dwi Yuliati Mulyaningsih (Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayak IX Jateng), Yusuf Mars (content creator Pada Suka TV). Serta Reni Risty (presenter) sebagai key opinion leader. Masing-masing narasumber menyampaikan tema diskusi dari sudut pandang empat pilar literasi digital: digital ethics, digital culture, digital skills, dan digital safety. 
Dwi Yuliati Mulyaningsih selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayak IX Jateng menjelaskan bahwa di era digital teknologi dan internet banyak dimanfaatkan pihak sekolah untuk melaksanakan pendidikan dengan konsep smart school online. Namun perlu juga dipahami bahwa konsep pendidikan secara daring juga memiliki kelemahan, tingkat terpapar konten-konten negatif cukup tinggi untuk mempengaruhi anak didik. 
Oleh sebab itu smart school online membutuhkan peran orang tua sebagai pendamping yang bisa mengarahkan anak untuk menjadi warga digital yang unggul. Yaitu warganet yang punya disiplin memanfaatkan fasilitas teknologi, mampu memilih konsumsi informasi yang bermanfaat, serta paham mengelola waktu untuk aktivitas daring dan aktivitas luring. 
“Kita perlu mendampingi anak dengan cara yang menyenangkan tanpa memaksakan. Melakukan pendekatan untuk mendapatkan komitmen kesepakatan penggunaan gawai dan akses internet. Membuat suasana rumah yang hidup dan hangat agar anak tidak mencari suasana yang diinginkan dengan melampiaskan pada penggunaan internet yang berlebihan,” jelas Dwi Yuliati Mulyaningsih kepada 300-an peserta webinar. 
Sementara dari pendidik, dapat memberikan teladan dan menjadi panutan bagi anak didik untuk menjadi pribadi berintegritas, konsisten, dan kompeten. Membangun komunikasi asertif, serta memberdayakan anak untuk berdisiplin, memberikan pujian dan menegur anak secara efektif dan tidak berlebihan. 
“Tantangan dalam smart school online adalah bagaimana menanamkan profil pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa, berbhinneka global, mampu bernalar kritis dan pandai menganalisis lingkung, serta memiliki kemandirian belajar,” imbuhnya. 
Sementara itu Yusuf Mars juga menambahkan bahwa konsep smart school online membutuhkan kecakapan digital dalam mengetahui dan memahami lanskap digital, internet dan dunia digital. Memahami penggunaan mesin pencarian, paham dengan pemanfaatan aplikasi percakapan dan media sosial, juga paham dalam mengenali dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital. 
Kompetensi kecakapan digital tersebut harus dimiliki karena saat ini kita berada di era transformasi dan masyarakat digital. Dimana elemen di dalamnya saling terhubung dengan teknologi. 
“untuk itu selain etika, budaya, dan keamanan digital, kita juga perlu mengenalkan kecakapan digital dengan prinsip jurnalistik 5W+1H sebagai dasar dalam mencari, memproduksi, dan mendistribusikan informasi. Sebab di ruang digital itu sangat gaduh karena efek kebebasan di ruang digital,” jelas Yusuf Mars. 
Prinsip 5W+1H merupakan prinsip dasar yang harus dipahami agar dalam mencerna informasi baik sebagai sumber referensi pendidikan atau menambah wawasan tidak terjerumus pada hoaks. Yaitu memahami apa yang menjadi topik informasi, siapa subjek yang dibahas dan juga siapa yang memproduksi konten. Mengapa kejadian itu terjadi, kapan informasi dipublikasikan dan kapan, dimana dan bagaimana kejadian itu terjadi. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment