News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Perubahan Interaksi Sosial di Era Digital

Perubahan Interaksi Sosial di Era Digital




Pekalongan: Dunia digital menawarkan jangkauan interaksi sosial yang sangat luas. Karena semua orang dapat terhubung tanpa batas. Tapi, sebenarnya manusia telah menjadi spesies baru, hidup terasing, berjarak dan tanpa hati. Itu dikatakan Muhammad Mustafid, Ketua LPPM UNU Yogyakarta saat menjadi pemateri dalam acara literasi digital yang digagas Kominfo RI, 17 Juli 2021, kemarin.


Menurutnya, ruang digital telah menciptakan ruang baru bagi manusia. Ruang baru itu mengalihkan berbagai aktifitas manusia. Baik itu politik, sosial, ekonomi, kultural, spiritual, maupun orientasi seksual, yang semula berada di ‘dunia nyata’ kini beralih ke dalam dunia maya.


“Ini mendatangkan konsekuensi karena manusia terpisah dari kehidupan nyata ketika durasi hidupnya lebih banyak di jagad maya,”ujarnya.


M Mustafid lalu menukil sebuah istilah, yang ia sebut sebagai “Cyberspace”. Cyberspace yang ia maksud bagaimana teknologi dan jaringan internet telah menggeser tradisi perilaku manusia. Berbagai cara hidup yang sebelumnya dilakukan berdasarkan relasi-relasi alamiah (natural), kata dia, kini dilakukan dengan cara baru, yaitu cara artifisial.


“Kehidupan baru ini dibangun oleh model kehidupan yang dimediasi secara mendasar oleh teknologi,”ujarnya.


Berbagai fungsi alam, lanjutnya, kini diambilalih oleh substitusi teknologisnya oleh kehidupan artifisial atau kecerdasan buatan. Sehingga, itu mengakibatkan terjadinya transformasi terminologis dan epistemologis dengan apa yang disebut sebagai “masyarakat”, “komunitas”, “Komunikasi”, “Ekonomi”, “Politik”, “Budaya”, “Spiritual” dan “Seksual”.


“Kontak sosial yang dulunya langsung dan mengandalkan fisikal kini beralih menjadi tidak langsung atau non-fisikal (jarak jauh). Manusia saat ini bisa terhubung melalui telepon, Telegram, email, SMS. Kondisi ini mendatangkan berbagai konsekuensi,”tegasnya.


Konsekuensi yang ia maksud, bahwa digitalisasi telah mendatangkan perubahan, baik di tingkat individu maupun pada tingkat yang lebih luas, masyarakat dan negara. Beberapa perubahan di tingkat individu, kata Mustahid, seperti adanya perubahan mendasar terhadap pemahaman tentang diri dan identitas.


Kemudian struktur dunia digital membuka ruang bagi setiap orang untuk menciptakan secara atifisial konsep tentang diri dan identitas. Bila setiap orang
bisa menjadi siapapun, ini sama artinya semua orang bisa menjadi beberapa orang yang berbeda pada satu ketika.


“Imbasnya bisa terjadi permainan identitas. yaitu identitas baru, identitas palsu, identitas ganda, identitas jamak,”ujarnya.


Sedangkan perubahan di tingkat interaksi antar individu, lanjut Mstahid, dicirikan dengan sikap saling ketergantungan secara virtual. 


“Interaksi sosial tidak dilakukan dalam sebuah territorial yang nyata, akan tetapi di dalam sebuah hallusinasi territorial (territorial hallucination) yang memungkinkan orang lebih akrab dengan seseorang yang berjarak ribuan kilometer daripada tetangga sebelah rumah,”jelasnya.


“Efek lainnya adanya kerentanan dalam penyebaran informasi yang bersifat rekayasa, atau kepalsuan,”ujarnya.


Perubahan di tingkat komunitas, kata Mustahid, bagaimana dunia digital dapat meciptakan satu model komunitas demokratik dan terbuka, yang disebut
komunitas imajiner (Howard Rheingold).


“Tempat yang diimajinasikan di dalam cyberspace tidak ada wujud konkrit atau fisiknya, melainkan wujud yang terbentuk berupa citraan grafis di dalam system computer. Persoalan utamanya adalah persoalan normative, pengaturan
dan kontrol. Di dalam komunitas digital, pemimpin, aturan main dan kontrol sosoial bukanlah berbentuk Lembaga setiap orang seakan-akan menjadi ‘pemimpin’,
‘pengontrol’ dan ‘penilai’ dirinya sendiri,”bebernya.


Annisa Choiriya, Talent Acquisition PT. Cipta Manusia Indonesia, yang juga menjadi pemateri webinar membagi pengetahuannya ke peserta webinar tentang bagaimana tips aman berselancar di dunia digital.


“Pengetahuan keamanan digital ini penting karena kebiasaan baru tersebut dapat menimbulkan banyak kejahatan di dunia maya,”katanya.


Ia lalu menyontohkan sejumlah kasus masyarakat yang menjadi korban penipuan online, kebocoran data, financial lose dan sebagainya. Karena itu, kata Annisa, penting memahami keamanan digital agar penggunanya tetap aman dalam aktivitas di ruang maya.


Annisa lalu menjelaskan beberapa prinsip cerdas dan tangkas dalam berinternet. 


“Hati-hati dalam berbagi dan berkomunikasi. Jangan mudah tertipu. Jaga rahasia privasi dan publik, buat sandi yang tangguh. Bertanya jika merasa ragu,”katanya.


Ia mengakhiri paparannya dengan tips menangkal kejahatan digital dengan menerapkan skema JAGA.


“Jangan asal transfer uang ke siapapun. Amankan data pribadi (OTP, nomor kartu ATM/debit/kredit, PIN dll). Gunakan identifikasi. Adukan hal yang mencurigakan,”ujarnya.


Webinar kemudian dilanjutkan dengan sesia diskusi dan tanya jawab. Peserta webinar antusias sekali mengikuti acara. Mereka mengirimkan banyak pertanyaan ke pembicara. Beberapa pertanyaan kemudian dipilih untuk disampaikan ke pembicara. Acara diakhiri dengan foto bersama.(*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment