News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Penyebab Orang Cenderung Lebih Berani Di Dunia Maya

Penyebab Orang Cenderung Lebih Berani Di Dunia Maya





GROBOGAN: Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab berbedanya perilaku seseorang di dunia nyata dengan di dunia maya. Seseorang kadang tampak lebih berani berekspresi di dunia maya dibanding dunia nyata.

"Orang cenderung berbeda di dunia maya karena biasanya dunia maya itu menganut anonimitas, bisa tidak terlihat identitas aslinya," kata jurnalis Nabil Basalamah saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Komunikasi Publik yang Cerdas dan Santun di Era Digital" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (21/10/2021).

Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Nabil mengatakan ada fenomena ketidaksinkronan realitas dari dunia maya dan nyata. Di dunia maya seseorang memiliki imajinasi disosiatif, meminimalisasi kekuasaan dan status.

Ia mengungkap lemahnya netiket juga bisa mempengaruhi. Siberkreasi merumuskan etika digital sebagai kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari. 

Nabil membeberkan netiket itu seharusnya yang menjiwai komunikasi publik di ruang nyata ataupun digital.

"Sarana komunikasi itu memuat bukti, ada print media, broadcast media, outdoor dan transit V media juga digital media atau new media," kata dia.

Nabil mengatakan komunikasi publik penting dalam memahami siapa publik. Mereka sebagai sekelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi baik secara internal maupun eksternal. Adapun ruang publik sebagai area atau tempat dimana suatu masyarakat atau komunitas dapat berkumpul untuk meraih tujuan yang sama. Mulai sharing permasalahan baik permasalahan pribadi maupun kelompok.

"Jadi komunikasi publik adalah komunikasi yang berlangsung di ruang publik. Dalam komunikasi publik ada masyarakat luas beragam rumpun, yang memiliki orientasi dan nilai-nilai yang disepakati bersama," katanya.

Narasumber lain Anggitiyas Sekarinasih, dosen UIN Purwokerto nengajak hanya gunakan media sosial untuk hal yang positif. "Karena jarimu adalah harimaumu. Jejak digital tidak dapat hilang meskipun kita telah menghapusnya," kata dia.

Ia membeberkan, ketika tidak berhati-hati menulis dan berkomentar di media sosial, pengguna akan mudah terjerat hukum karena postingannya.

“Di zaman era digital kita dituntut bijak menanggapi atau membuat postingan di media sosial, karena setiap kata dan kalimat yang diketik, bisa membawa dampak kehidupan ke depan” kata dia.

Webinar itu juga menghadirkan narasumber CEO Jaring Pasar Nusantara M. Achadi, Head of Operation PT Cipta Manusia Indonesia, Rizqika Alya Anwar serta dimoderatori Mafin Rizki serta Nanda Candra selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment