News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pelopor Masyarakat Digital yang Beretika dan Cakap Digital

Pelopor Masyarakat Digital yang Beretika dan Cakap Digital




Kabupaten Semarang - Tema diskusi "Menjadi Pelopor Masyarakat Digital" kembali dibawakan dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI untuk masyarakat Kabupaten Semarang, Selasa (19/10/2021). Melalui kegiatan ini masyarakat diajak untuk meningkatkan kemampuan literasi digital: digital ethics, digital culture, digital skills, digital safety. 

Webinar dipandu oleh presenter Amel Sannie dengan menghadirkan empat narasumber: Muhamat Taufik Saputra (fasilitator nasional), Abdul Rohim (redaktur Langgar.co), Andika Renda Pribadi (praktisi pendidikan, Muhammad Hanif (Ketua Pemuda Ansor Kabupaten Semarang). Juga Cyntia Ardila YM (entertainer) sebagai key opinion leader. 

Abdul Rohim menjelaskan era digital merupakan realitas budaya baru yang tidak bisa ditolak, meskipun tetap ada culture shock karena belum terbiasa. Era budaya digital perlu dipahami dan disikapi secara menyeluruh agar tidak hanya terjebak pada nalar konsumtif.

Hari ini media digital masih dinilai sebagai media untuk mendapatkan informasi, padahal kalau melihat peluangnya bisa lebih dari itu. Oleh sebab itu untuk menjadi pelopor masyarakat digital, pengguna harus mempunyai kesadaran dan tujuan dalam menggunakan media digital.  

Namun diluar tantangan-tantangan tersebut, ada nilai-nilai yang perlu dipertahankan dalam kehidupan berdigital. Salah satunya adalah budaya beretika dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Etika digital merupakan norma atau nilai yang menjadi landasan baik buruknya perilaku. 

"Penggunaan media digital mestinya diarahkan pada niat, sikap, dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama dan meningkatkan kualitas kemanusiaan," jelas Abdul Rohim. 

Sikap dasar etika digital adalah menjadi pribadi bijak dalam mengambil porsi berperilaku. Bersikap arif dalam artian ketika menerima suatu informasi hendaknya diteliti dulu. Serta kreatif dalam menghadapi permasalahan, era digital yang serba cepat mendorong individu untuk mampu beradaptasi dengan cara-cara yang kreatif. 

"Beretika digital dengan kembali menghayati nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika serta menghayatinya dalam proses cipta, rasa, dan karsa di dalam diri ketika bermedia. Tugas kita adalah berupaya membuat hal positif di ruang digital agar suasananya lebih kondusif," lanjutnya. 

Sementara itu Muhamat Taufik menambahkan bahwa menjadi pelopor masyarakat digital setidaknya dengan memahami kemampuan dasar digital. Kecakapan digital tidak sebatas mampu menggunakan dan mengoperasikan perangkat digital secara teknis tetapi juga mampu mengoptimalkannya untuk hal-hal yang produktif dan bermanfaat.

Kecakapan digital dasar itu di antaranya memahami sejumlah aplikasi dari Google Workspace yang dapat dimanfaatkan untuk membantu kegiatan belajar, bisnis, dan sebagainya. Yang menjadi catatan dalam meningkatkan kecakapan digital adalah mempunyai kesadaran untuk mau belajar, menangkap peluang di dalamnya, dan mengimplementasikan di keseharian. 

"Media sosial misalnya dapat dimanfaatkan sebagai sarana aktualisasi diri dengan membagikan konten yang edukatif, informatif, inspiratif, atau konten yang menghibur. Media sosial sekaligus menjadi sarana untuk memperluas jejaring, mendapatkan berbagai informasi, dan komunikasi dua arah yang interaktif," jelas Muhamat Taufik. 

Setelah tahu berbagai macam peluang medsos, tugas setiap pengguna digital adalah dengan ikut proaktif memproduksi konten-konten positif. Membuat konten menarik dengan memanfaatkan tools seperti Canva dan Photoshops untuk membuat karya-karya visual, atau jika tertarik pada konten fotografi ada aplikasi Lightroom, VSCO, Snapseed untuk mengedit foto. 

"Menjadi pelopor masyarakat digital dimulai dari hal sederhana, memahami berbagai aplikasi dan tools digital untuk dipelajari, dipraktikkan, kemudian dibagikan agar manfaat dapat dirasakan orang secara lebih luas," tutupnya. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment