News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Nabung atau Belanja Online dengan Tujuan dan Bertanggung Jawab

Nabung atau Belanja Online dengan Tujuan dan Bertanggung Jawab




Pekalongan – Antara menabung dan belanja online, keduanya merupakan sesuatu yang kontradiksi secara emosi. Namun, keduanya juga membutuhkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengatur keuangan.

”Mengatur keuangan dan menggunakannya dengan baik yang diarahkan pada suatu niat, sikap dan perilaku yang etis sesuai dengan tujuan dan didasari dengan prinsip dasar etika,” ujar Widiasmorojati saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (25/10/2021).

Dari sisi etika digital, Widiasmorojati menyebut ada hal yang harus diperhatikan yakni, di ruang digital kita tak sendiri, karena ada teman, saudara dan lainnya. Begitu juga dalam konteks menabung atau belanja, yakni ada debitur dan kreditur dan debitur, serta ada penjual maupun pembeli.

”Kenapa ada etika dalam bertransaksi, karena dalam bertransaksi (belanja) ada pihak pembeli dan penjual, saat menabung di bank, ada debitur dan kreditur. Untuk itu harus ada niat yang positif antara keduanya,” tutur Widiasmorojati di depan 330-an partisipan webinar.

Widiasmorojati menyatakan, sebagaimana prinsip etika digital, dalam menabung dan berbelanja pun harus didasari oleh prinsip kesadaran, integritas, kebajikan, dan tanggung jawab. Kesadaran dalam hal ini terkait dengan sadar tujuan, kebutuhan, dan sadar kemampuan. ”Gunakan uang dengan tujuan positif, baik, dan benar secara sadar,” tegas entrepeneur itu.
Prinsip etika menabung atau belanja selanjutnya ialah integritas. Hal ini terkait dengan fungsi kognisi yang mencakup kecerdasan moral (citra diri) dan wawasan diri (self insight) yang meliputi pengetahuan diri, motivasi positif dan refleksi diri. ”Contoh konkritnya, jangan malu dan gengsi tak membeli barang,” tandas Widiasmorojati.

Adapun prinsip kebajikan, menurut Widiasmorojati, berarti menggunakan uang dengan bijaksana untuk kemanfaatan, kemanusiaan dan kebaikan. Prinsip etika terakhir tanggung jawab, yakni tindakan atau kemauan menanggung konsekuensi atas perilaku atau perbuatan.
”Mempertanggungjawabkan apa yang sudah Tuhan berikan untuk kita dan apa yang sudah kita berikan untuk orang lain,” tutup Widiasmorojati.
Dari perspektif kecakapan digital (digital skill), guru SMAN 1 Talun, Kabupaten Pekalongan Sugiyono menambahkan, tabungan merupakan kegiatan menyisihkan sebagian pendapatan untuk disimpan sebagai kebutuhan di masa depan. Adapun belanja online merupakan aktivitas perdagangan yang menggunakan perangkat elektronik. 
Mengutip riset yang dilakukan Partner Bain & Company dan Edy Widjaya, Sugiyono menyebut 34 persen orang Indonesia pada tahun 2017 adalah digital consumer. 2018 angka ini menjadi 53 persen, dan lebih dari setengah orang yang berusia 15 tahun ke atas telah bertransaksi online.

”Sedangkan riset We Are Social ’Digital 2021’, menunjukkan sebanyak 87 persen responden asal Indonesia mengaku sudah pernah berbelanja secara online dalam satu bulan terakhir,” sebut Ketua MGMP mata pelajaran Geografi itu.

Persoalannya, lanjut Sugiyono, kita lebih suka menabung atau berbelanja. Menabung untuk kesejahteraan masa depan, atau belanja online yang bisa menghabiskan uang pada masa sekarang? Untuk menjawab pertanyaan itu lalu ia memberikan tips panduannya.

Tips belanja online, cari toko terpercaya, seperti official store maupun yang memiliki reputasi terpercaya. Memilih toko yang sama agar berpeluang mendapatkan potongan dan mempermudah pengiriman. Kemudian, manfaatkan promo, diskon, atau cashback. Dan terakhir, pilih yang gratis ongkos kirim.

Untuk tips menabung, kata Sugiyono, tentukan tujuan menabung (goal). Menabunglah di awal, artinya saat gajian, pisahkan uang untuk ditabung, sebelum menggunakan sisanya untuk kebutuhan lain, tentukan dulu berapa persen untuk ditabung. 

”Misal 10-20 persen untuk ditabung dan jangan lupa minimal 2,5 persen untuk tabungan akhirat. Jangan lupa buat anggaran dan sebaiknya lunasi hutang sebelum menabung,” jelas Sugiyono.

Namun, bagi Sugiyono yang terbaik adalah tabungan di akhirat, lantaran bunganya bisa berlipat ganda, yakni 700 persen. Akhirat ialah bank yang tidak punya kantor resmi. Tapi kita bisa melakukan setoran di mana saja. ”Misal, ke orang tua, sanak-saudara, anak-anak yatim, orang miskin, dan musafir,” pesan Sugiyono.

Dipandu moderator Niken Pertiwi, webinar bertajuk ”Pilih Mana: Nabung atau Belanja Online” itu juga menghadirkan narasumber Ragil Triatmojo, Imam Gunawan (Guru Maarif Pekalongan). (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment