News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Menjaga Api Toleransi Di Balik Derasnya Banjir Informasi

Menjaga Api Toleransi Di Balik Derasnya Banjir Informasi




PEMALANG: Indonesia dikenal sebagai negara majemuk, multikulturalis dan demokratis. Sebagai negara berbentuk Republik dengan menganut sistem demokrasi Pancasila, Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam baik dalam wujud tarian tradisional, rumah adat, makanan khas, sampai lagu tradisional. 

"Kebudayaan Indonesia juga digambarkan dari sikap yang toleran, ramah dan berbudaya," ujar aktivis penggerak budaya dan pemberdayaan masyarakat Imam Baehaqi saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Media Sosial sebagai Sarana Meningkatkan Toleransi dan Demokrasi" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Jumat (24/9/2021).

Dalam paparannya, Imam menyatakan, Indonesia yang memiliki beragam budaya, suku bangsa, dan agama tersebut, sangat menjunjung tinggi nilai etika untuk bersatu dan damai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

"Maka perlu etika sebagai seperangkat nilai aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara interaksi dan berprilaku yang berlaku di masyarakat," ujar Imam.

Imam mengungkapkan, era digital telah melahirkan intelegensi artifisial dalam disrupsi digital dan post truth. Disrupsi digital merujuk era terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran secara fundamental karena hadirnya teknologi digital. Adapun post truth diartikan sebagai kondisi di mana fakta tidak lagi berpengaruh dalam membentuk opini publik, melainkan emosi dan keyakinan personal yang akan menentukan.  

"Termasuk hoaks, fake news dan false news saat ini menjadi sebuah fenomena yang harus dihadapi masyarakat di era digital," kata dia.

Padahal, manfaat medsos cukup banyak termasuk untuk toleransi dan demokrasi. "Kemudahan akses informasi medsos sangat membantu mengeliminir kesalahpahaman yang berakibat sikap intoleran dan sekaligus meningkatkan kualitas demokrasi karena setiap orang mudah mendapatkan informasi tentang kebijakan publik," terangnya.

Medsos juga cepat dan murah. Di mana kecepatan arus informasi dan komunikasi, baik dari pemerintah ke masyarakat maupun dari masyarakat ke pemangku kebijakan. 

"Medsos juga terbuka ruang partisipasinya, dalam menanggapi setiap isu-isu kebijakan yang terkait hajat hidup masyarakat. Serta membentuk masyarakat dialogis," ujarnya.

Di satu sisi, medsos berperan meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang pluralisme bangsa Indonesia dan praktik demokrasi Pancasila di negeri ini.

Narasumber lain webinar itu, I Nyoman Yoga Segara selaku dosen UHN IGB Sugriwa Denpasar Bali mengatakan indikator toleransi yakni ada sikap menerima atau penerimaan. Artinya memberi kesempatan berinteraksi pada orang yang berbeda.

"Indikator toleransi juga upaya menciptakan kenyamanan, tidak menggunakan kekuatan dan paksaan terhadap kepercayaan dan praktik yang menyimpang," kata dia.

Selain itu ada penghargaan pada keragaman budaya dan mengenali sikap tidak toleran serta menghormati.

Webinar ini juga menghadirkan narasumber dosen UGM Tauchid Komara Yuda, content writer Zulfan Arif, serta dimoderatori Ayu Perwari juga Oka Fahreza selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment