News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Menguatkan Literasi Media, Jadi Kunci Jaga Nasionalisme di Era Pandemi

Menguatkan Literasi Media, Jadi Kunci Jaga Nasionalisme di Era Pandemi





Wonogiri - Nasionalisme dalam kamus besar bahasa Indonesia didefinisikan sebagai kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa itu yakni semangat kebangsaan. 

Dosen Universitas Indonesia, Retno Kusumastuti mengatakan makna dan ciri nasionalisme dalam arti luas yakni jiwa bangsa Indonesia yang melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Ciri lainnya beruapa cinta tanah air, budaya, sejarah, bahasa, kemerdekaan politik, keselamatan dan prestise bangsa.  

“Nasionalisme saat ini harus menjawab tantangan dan transisi di era digital,” katanya dalam webinar literasi digital dengan tema “Mengembangkan Sikap Nasionalisme di Tengah Pandemi Covid-19” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, pada Kamis (21/10/2021). 

Lanjut Retno, sikap nasionalisme di platform digital bisa diwujudkan dengan tidak menyebarkan ujaran kebencian, tidak menggunakan atribut yang bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. “Tidak menyebarkan konteks berkaitan dengan  pelecehan terhadap simbol Negara,” ujarnya.

Retno juga mengungkapkan ancaman nasionalisme berupa radikalisme. Menurut hasil survey, sikap radikalisme ini sudah merambah ke berbagai sektor, potensi penyebaran paham dan ide radikal banyak dilakukan melalui media sosial dan teknologi informasi. 

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menyebut adanya situs-situs yang menyebarkan konten radikal beranak pinak secara cepat dan tidak semua bisa diblok. 


Menurut Retno, radikalisme dalam arti posituf adalah upaya mencari alternatif penyelesaian secara benar dengan cara mendalam dan mendasar sampai ke akar-akarnya. “Semua perubahan harus dimulai dengan radikal, kita merdeka juga karena radikal,” tuturnya. 

Sedangkan radikalisme dalam arti negatif adalah suatu paham yang menginginkan sebuah perubahan dengan cara drastis dan kekerasan. 

Retno mengatakan dalam membangun sikap nasionalisme di era pandemi Covid-19 bisa membekali diri dengan banyak referensi. Kemudian menguatkan literasi media. 

Lalu mendorong kreativitas dan inovasi dalam berkarya, menghindari kelompok intoleren, berpikiran terbuka, implementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 

Retno menyebut hal-hal yang bisa dilakukan di era digital ini yaitu kedisplinan kolektif dalam mematuhi protokol kesehatan yang meliputi memakai masker, menghindari kerumunan, menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai hand sanitizer.

“Patuhi semua regulasi yang ditetapkan pemerintah dan tidak melanggar hukum, serta mengikuti perkembangan berita terkini terkait covid-19 dari pemerintah,” ujarnya. 

Narasumber lainnya, Training & Development Expert, Erfan Ariyanputra mengatakan dalam penggunaan internet ada sisi positifnya, yang meliputi hubungan dan kerja sama memangkas durasi waktu dan jarak, menyebarkan pengetahuan, untuk dimanfaatkan di sektor pendidikan, bisa berbagi motivasi dan pengalaman antar wilayah dari berbagai belahan dunia, serta untuk bisnis. 

Sementara untuk sisi negatif berupa internet dijadikan alat untuk melakukan tindak kejahatan, seperti penipuan, transaksi narkoba, terorisme, eksploitasi anak online, perdagangan anak, menyebarkan konten pornografi maupun prostitusi,” paparnya. 

“Pengguna internet dalam menggunakan teknologi digital harus mempunyai keamanan digital. Seperti membuka website atau memakai aplikasi yang terjamin aman, menggunakan password yang kuat di setiap akun platform digital, hingga selalu update antivirus,” katanya. 

Dipandu moderator Dannys Citra, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Dedy Rachmadi (Staf Ahli DPR RI), Irwanto (Tim Pengemban Konten Pendidikan & Pembelajaran Dinas PK Wonogi), dan Top 3 Mamamia Indosiar, Billy Wardana, selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment