News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Memanfaatkan Media Sosial Untuk Kembangkan Wisata, Jangan Lupa Etika Digital

Memanfaatkan Media Sosial Untuk Kembangkan Wisata, Jangan Lupa Etika Digital





Grobogan - Era digital sama dengan era tanpa batas. Interaksi digital pun bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Untuk bisa memanfaatkannya, pengguna dituntut untuk kreatif, adaptif, inovatif, dan berwawasan luas. 

Hal tersebut disampaikan oleh Dosen FISIP Universitas Sebelas Maret, Asal Wahyuni Erlin Mulyadi dalam webinar literasi digital dengan tema “Memajukan Pariwisata Desa Melalui Media Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, pada Jumat (22/10/2021).

Wahyuni mengatakan pengguna internet di Indonesia sebesar 73 persen dari jumlah total penduduk. Dari jumlah itu, sebanyak 56,4 persen di antaranya berada di Pulau Jawa. 

Sementara, sebanyak 95,4 persen menggunakan smartphone untuk mengakses internet. “Aktivitas yang paling banyak dilakukan adalah chatting sebesar 29,3 persen dan media sosial sebesar 24,7 persen,” kata dia. 

Menurut Wahyuni, media digital dalam memberikan peran dalam memajukan pariwisata, yakni sebagai sumber informasi, alat komunikasi, membentuk persepsi publik, membuat branding pariwisata. “Kemudian juga bisa digunakan untuk pemasaran, dan globalisasi,” tuturnya. 

Wahyuni mengatakan saat ini sekitar 70 persen masyarakat melakukan share and like menggunakan media digital. “Karena itulah pariwisata Indonesia saat ini tumbuh hingga 22 persen. Jadi gunakan jari-jarimu untuk mempromosikan parwisata Indonesia,” katanya. 

Dalam menggunakan teknologi untuk kemajuan pariwisata, lanjut Wahyuni, juga diperlukan etika digital. Menurutnya, sama seperti konsep etika pada umumnya, konsep etika digital berkaitan dengan bagaimana masyarakat mewujudkan nilai-nilai etis di dunia digital. 

“Etika sama dengan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Etika dalam dunia digital menjadi sangat penting di era saat ini yakni proses perkembangan teknologi dan digitalisasi terus berlangsung pesat,” kata dia. 

Bagi Wahyuni, etika digital ini perlu dimiliki, karena ibaratkan jalan yang lebar, mulus, bisa untuk ke mana saja dan kapan saja. “Jalan itu akan menarik banyak orang untuk menikmati kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan. Artinya juga banyak pengguna dengan berbagai kepentingan dan tujuan,” katanya. 

Ruang lingkup etika digital meliputi kesadaran melakukan sesuatu dengan sadar dan memiliki tujuan, berlandaskan kejujuran, tidak manipulatif atau plagiat. “Selain itu juga menanggung konsekuensi dan atau akibat serta dampak,” katanya.

Narasumber lainnya, Head of Operation PT. Cipta Manusia Indoensia, Rizqika Alya Anwar mengatakan, dalam menggunakan teknologi juga penting mengenai kecakapan digital. Yakni kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak teknologi formasi dan komunikasi (TIK) serta sistem operasi digital. 

“Nilai utama dunia digital yakni kreativitas untuk menjelajahi berbagai sudut pandang dan potensi media digital. Kemudian kolaborasi di media digital untuk mengasah kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi, berpikir kritis dalam bermedia serta memanfaatkan media digital untuk kegiatan positif,” ucapnya. 

Dipandu moderator Rara Tanjung, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Cahyono (Pendidik MA Nur Iman), Yanuar D. Saputra (Pegiat Literasi), dan TV Presenter, Venabella Arin, selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment