News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Media Sosial Adalah Ruang Belajar dan Berkarya

Media Sosial Adalah Ruang Belajar dan Berkarya




Kebumen – Benar, media sosial ibarat pisau bermata dua. Di tangan penggunanya bisa digunakan untuk aktivitas negatif tetapi juga bisa positif. Dari fungsinya sejak awal, media sosial sebenarnya adalah ruang belajar dan berkarya.

“Dengan media sosial kita mengabarkan kebahagiaan dan kedamaian tanpa mempersoalkan SARA, karena kita Indonesia,” ucap Aina Masrurin, Media Planner Ceritasantri.id, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Jumat (8/10/2021).

Untuk menciptakan sebuah karya digital, lanjut dia, maka harus terlebih dulu menguasai digital skills yaitu kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) beserta sistem operasi digital.

Ada banyak pilihan mengisi konten positif ruang digital. Misalnya, kaitannya dengan Indonesia sebagai negara yang plural ide itu bisa dimulai dari hal-hal sederhana yang bersentuhan dengan toleransi.
Antara lain, sebut dia, pengalaman perjumpaan antar-pemeluk agama, kisah-kisah harmoni di masyarakat atau tafsir alternatif atas keberagaman.

Konten tersebut terbagi dua yaitu hard content yang mengandalkan narasi to-the-point dan cenderung agresif serta soft content yang mengandalkan persuasi dan penggunaan kata-kata halus, sehingga audience yang ditargetkan menjadi lebih penasaran.

Secara umum konten visual lebih menarik karena mampu menciptakan efek stopping power, mampu menghentikan jempol untuk melihat konten lebih jauh. Visual di sini bisa berarti berupa video, gambar, foto, atau desain.

Dengan konten itu harapannya pesan-pesan estetika yang tidak menimbulkan kesalahpahaman atau miskomunikasi bisa tersampaikan. Bagaimana membuat konten menarik? “Komunikatif, mendatangkan simpati, menjalin relasi emosional personal dan kreatif,” jelasnya.

Narasumber lainnya, Reza Sukma Nugraha (Dosen UNS) menambahkan pentingnya nilai-nilai toleransi tersebar di media sosial. Di dalamnya menjunjung tinggi nilai multikulturalisme dan pluralism, menghargai pendapat orang lain termasuk perbedaan pandangan, mengkritik dengan etika, tidak mengandung provokasi, hasutan dan ujaran kebencian sehingga bisa menghindari perpecahan dan perdebatan.

Seorang netizen yang berbudaya maka dengan sendirinya selain mengikuti perkembangan teknologi digital juga mengikuti norma-norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Karya-karyanya mampu menjadikan dunia digital sebagai tempat yang nyaman untuk semua.

Dipandu moderator Bobby Aulia, webinar bertema “Media Sosial Sebagai Sarana Siswa dalam Meningkatkan Toleransi dan Demokrasi” ini juga menghadirkan narasumber Krisno Wibowo (Pemimpin Redaksi Media Online: Swarakampus.com) Maisaroh (Dosen D3 Manajemen FBE UII), Ganjar Pranowo (Gubernur Provinsi Jawa Tengah) sebagai Keynote Speech dan Suci Patia (Author) sebagai Key Opinion Leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment