News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Jangan Biarkan Data Pribadi Jadi Celah Kejahatan Digital

Jangan Biarkan Data Pribadi Jadi Celah Kejahatan Digital






BANJARNEGARA : Blogger dan SEO Specialist Ragil Triatmojo menuturkan saling menjaga di dunia digital adalah sebuah kewajiban tiap pengguna. 

“Jangan sampai kita membiarkan celah keamanan ataupun kesempatan digunakan oleh oknum mengingat saat ini makin marak kejahatan siber yang memanfaatkan platform seperti media sosial, email, telepon, hingga aplikasi ‘gratis’,” kata Ragil saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Menjadi Pelopor Masyrarakat Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah, Senin (20/9/2021).

Ragil menyatakan, kejahatan siber yang paling sering terjadi adalah penyebaran hoaks, penipuan, phising, dan pemerasan. Ragil pun membeberkan kiat-kiat agar terhindar dari kejahatan siber. “Bijaklah  ketika menggunakan internet, salah satunya sudahi akses konten ilegal dan jangan mudah tergiur,” kata dia.

Jangan mudah tergiur yang dimaksud Ragil merujuk pada penawaran harga miring atau bahkan gratis yang terkadang merupakan pancingan untuk menarik korban. “Selalu waspada ketika ditawari untuk melakukan transaksi langsung karena modus untuk menarik korban biasanya penawaran barang BM dan software berbayar "gratis"” kata dia.

Ragil mencontohkan situs dan penyedia konten ilegal “gratis” dibayar dengan risiko pengguna. Contoh ancamannya adware dan malware.
Ragil menyarankan untuk perkuat keamanan dan selalu lakukan kontrol privasi.

“Selalu tahan jempol juga ketika mendapatkan informasi di internet, lakukan pengecekan kebenaran dan sumber informasi dan jangan asal share,” kata dia.

“Lakukan pengamanan terhadap perangkat maupun akun yang digunakan karena akibat keamanan yang lemah dampaknya akun berhasil diretas, perangkat terinfeksi malware, sampai pencurian data atau harta,” kata dia. 

Narasumber lain webinar itu, Athif Thitah Amithuhu dari media online ceritasantri.id menuturkan pengguna digital patut waspada dengan ekspresi di media sosial khususnya melalui teks yang sering kali menjadi sumber kesalahpahaman.

“Ekspresi di media sosial melalui teks sering kali menjadi pemicu permusuhan dan sebaran berita hoaks,” kata Athif. Ekspresi di media sosial melalui teks itu biasanya menyiratkan pesan dengan nada provokatif, sumber tidak jelas, sanpa berfikir, dan dibumbui umpatan.

“Pengguna perlu memahami dan mengenali kelebihan dan kekurangan dari aplikasi percakapan, coba untuk menonaktifkan fitur untuk mengendalikan informasi yang tidak diinginkan,” kata dia.

Webinar ini juga menghadirkan narasumber lain seperti entrepreneur Widiasmorojati, redaktur Langgar.co Abdul Rohim serta dimoderatori Harry Perdana juga Gina Sinaga selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment