News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Generasi Anak Digital Tanpa Bekal Etika Bisa Tersesat

Generasi Anak Digital Tanpa Bekal Etika Bisa Tersesat




Pemalang – Etika menjadi kunci keberhasilan pendidikan bagi generasi anak digital. Ini karena mereka setiap hari dan setiap saat terhubung dengan ruang virtual. Tanpa dibekali etika digital dikhawatirkan mereka akan tersesat menjadi pelaku ataupun korban berbagai tindak kejahatan di ruang maya.

Kekhawatiran itu disampaikan Mochamad Azis Nasution selaku Pemimpin Redaksi Channel9.id saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (13/10/2021).

“Etika adalah sistem nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya. Etika biasanya dibuatkan panduan,” ujarnya.

Sedangkan etika Digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital.

“Dalam dunia digital berlaku yang namanya netiket (network etiket). Netiket digunakan ketika kita berkomunikasi dan berinteraksi di media sosial,” tambahnya.

Pada ranah digital, aplikasi etika antara lain berbentuk penggunaan kalimat yang santun dalam berkomunikasi menggunakan media sosial, bertindak bijak sebelum memproduksi dan menyebarkan informasi serta berhati-hati dalam menerima ajakan pertemanan di medsos apalagi dari akun-akun yang tidak dikenal.

Memahami konten yang beredar, juga bagian dari aplikasi etika di ranah digital. Dengan begitu mereka bisa mengetahui apakah sebuah konten itu berbahaya atau produktif. Kebalikan dari tidak beretika atau nir-etika di antaranya perbuatan menyebar berita hoaks dan ujaran kebencian.

Bisa juga berbentuk perbuatan mengakses dan menyebarkan konten pornografi, mencemarkan nama baik, penipuan online, melakukan bullying (mengejek, mempermalukan dan melecehkan) maupun perjudian online.

Menurut Azis, peran orang tua, lingkungan dan sekolah sangat penting untuk menanamkan etika digital. Artinya, semua mengambil peran membimbing anak untuk menggunakan teknologi secara benar dan bertanggung jawab. “Internet harus diambil sisi positifnya membantu dalam meningkatkan kemampuan anak dalam proses belajar mengajar,” kata dia.

Harapannya, dengan bekal etika generasi native digital itu bisa menikmati pendidikan berbasis teknologi digital dan bisa belajar di mana pun dan kapan pun melalui sistem pendidikan berbasis teknologi.

Narasumber lainnya, M Zainal Anwar selaku Dosen dan Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Raden Mas Said Surakarta, dalam kesempatan itu menjelaskan tentang penggunaan internet di Indonesia sehingga terbentuklah generasi Z.

Menurut dia, generasi itu sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan sudah akrab dengan teknologi digital terlebih media sosial. Generasi ini punya sifat antara lain wajib terkoneksi dengan orang lain. “Kesenjangan keterampilan dimungkinkan terjadi dalam generasi ini karena luas di media digital namun sempit di dunia nyata,” ujarnya.

Dipandu moderator Thommy Rumahorbo, webinar kali ini juga dihadiri narasumber Wahyuni Herawati (Pendidik MA Nur Iman Mlangi Sleman), Pradna Paramita (Founder Bombat Media), Tomy Widyatno (Pekerja dan Pengembang Media Seni), Ganjar Pranowo (Gubernur Provinsi Jawa Tengah) sebagai Keynote Speech dan Ayonk (Actor, Musisi, Host) sebagai Key Opinion Leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment