News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Dunia Digital Semakin Ramai, Tetap Jaga Budaya dan Berprestasi

Dunia Digital Semakin Ramai, Tetap Jaga Budaya dan Berprestasi




Sleman – Dunia digital saat ini semakin ramai dengan aneka kontennya. Situasi seperti itu mempengaruhi banyak kalangan termasuk pendidikan dan peserta didik. Gegap gempita dunia maya perlu disikapi secara bijak dengan menjaga budaya dan memanfaatkan potensi dunia digital untuk berprestasi.

Dosen Universitas Indonesia, Retno Kusumastuti, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (12/10/2021), mengakui setiap hari di ruang digital bertebaran pesan serta informasi dari seluruh dunia.

Dia lantas membeberkan data dari Digitze Thing tahun 2020. Apa yang terjadi selama 60 detik di dunia maya? Hasilnya, sejumlah 38 juta pesan WA terkirim, 187 juta email terkirim, 174.000 scroll di Instagram, 481.000 tweets terposting di Twitter, 375.000 aplikasi di-download, 4,1 juta video ditonton, 3,7 juta pencarian di Google serta 973.000 masuk Facebook.

Menurut dia, inilah pentingnya guru dan siswa memahami literasi budaya digital. Dalam konteks Indonesia yang multikultur setiap individu memiliki tanggung jawab, meliputi hak dan kewajiban, untuk melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya berlandaskan nilai-nilai kebangsaan yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dia tidak bisa membayangkan seandainya tidak ada literasi digital, yang terjadi adalah tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi dengan perundungan siber, ujaran kebencian maupun pencemaran nama baik.

Selain itu, juga tidak mampu membedakan keterbukaan informasi publik dengan pelanggaran privasi di ruang digital maupun tidak mampu membedakan misinformasi, disinformasi dan malinformasi.

Dalam kesempatan itu Retno juga menjelaskan keunggulan maupun kekurangan pembelajaran online. Kelebihannya antara lain lebih murah serta tidak ada batas ruang dan waktu. Sedangkan kelemahannya di antaranya menguatnya budaya instan dan memudarnya kedekatan psikologis.

Narasumber lainnya, Rino Ardhian Nugroho selaku Kepala Kantor Urusan Internasional Universitas Sebelas Maret menjelaskan tentang keamanan digital. Yaitu, sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman dan nyaman.

Dipandu moderator Ayu Perwari, webinar bertema Menjadi Pendidik dan Siswa yang Berprestasi di Era Digital ini juga menghadirkan narasumber Asal Wahyuni Erlin Mulyadi (Dosen FISIP Universitas Sebelas Maret), Zulfan Arif (Penerjemah & Content Writer) dan Dibyo Primus (Seniman) sebagai Key Opinion Leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment