News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Ajaran Kitab Washoya untuk Meraih Pendidikan Bermutu di Era Digital

Ajaran Kitab Washoya untuk Meraih Pendidikan Bermutu di Era Digital




Sukoharjo - Peserta didik hari ini terdiri dari generasi milenial dan setelahnya yang sudah akrab dengan teknologi. Tantangan bagi dunia pendidikan selanjutnya adalah bagaimana guru mengedukasi siswa untuk dapat mengimplementasikan literasi digital dalam proses belajar maupun ketika memanfaatkan teknologi untuk keperluan lainnya. Hal ini dibahas dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan Kementerian Kominfo RI untuk masyarakat Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (20/10/2021) dengan tema “Pendidikan Bermutu untuk Generasi Milenial Melek Digital”. 

Kegiatan dipandu oleh master of ceremony Yade Hanifa dengan menghadirkan empat pemateri: Ahmad Syaifulloh (Wakil Ketua Bidang Akademik STAI Khozinatul Ulum Blora), Wisnu Martha Adiputra (dosen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta), Ahmad Wahyu Sudrajad (pendidik PP Al-Qadir Yogyakarta), Sri Rahayu (guru SDN Makamjaji 05 Kartasura Kabupaten Sukoharjo). Serta Cyntia Ardila YM sebagai key opinion leader. Masing-masing narasumber menyampaikan materi dari perspektif empat pilar literasi digital: digital ethics, digital culture, digital skills, digital safety. 

Ahmad Syaifulloh mengawali diskusi dengan memberikan gambaran secara umum tentang pendidikan di era digital. Kehadiran teknologi internet membuat tiap-tiap pengguna dapat saling terhubung, oleh sebab itu penting untuk menangkap peluang positifnya dan meminimalisir dampak negatifnya. 

Internet menjadi jawaban untuk bisa melakukan aktivitas pendidikan di kondisi pandemi Covid-19. Oleh sebab itu sekolah harus memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan dengan mendorong kualitas pendidik dalam mengajar menggunakan teknologi. Juga sinergi antara orang tua, guru, masyarakat untuk berkolaborasi menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif. 

"Untuk sampai pada pendidikan yang bermutu, sejak dini harus memberikan contoh pemanfaatan digital untuk pendidikan. Guru tidak hanya berhenti pada mengajar tetapi menjadi fasilitator yang mengarahkan murid pada penggunaan teknologi yang baik," jelas Syaifulloh kepada 300-an peserta webinar. 

Guru harus melakukan transformasi pendidikan dengan memahami karakter generasi millenial yang memang sudah akrab dengan teknologi, memberikan pendidikan secara lebih kreatif dan inovatif karena milenial cenderung suka konten visual. 

"Guru sebagai ujung tombak pendidikan harus lebih terbuka dengan berbagai macam platform digital sebagai perangkat pembelajaran, guru juga dituntut mampu mengkurasi informasi untuk murid mengarahkan pada informasi yang bermanfaat. Sedangkan siswa sebagai objek sekaligus subjek pendidikan perlu diberikan kebebasan tentang pemilihan media belajar yang disukai dan model belajar yang sesuai kebutuhan murid," imbuhnya. 

Selanjutnya, agar aman dalam pembelajaran daring perlu memahami pengamanan data personal juga mengamankan perangkat yang digunakan agar tidak mudah disalahgunakan orang lain. Waspada dengan nomor atau identitas tak dikenal yang menghubungi kita melalui pesan, telepon maupun e-mail. Juga dapat berhati-hati ketika bertransaksi online. 

Ahmad Wahyu Sudrajad mengutip nilai-nilai pendidikan dari kitab Washoya bahwa seorang guru sangat senang ketika seorang murid yang menuntut ilmu itu sehat badannya, cerdas otaknya, bersih hatinya, dan mulia akhlaknya. Juga santun perilakunya, jauh dari perkataan buruk, memaafkan kesalahan orang lain, dan tidak meninggalkan salat serta tidak menggampangkan ibadah kepada Tuhan. 

"Dalam kata lain selain ilmu pengetahuan, wawasan spiritual juga harus ditanamkan secara bersama. Dan dalam pendidikan itu harus mengedepankan akhlak. Ilmu bisa dikembangkan secara mandiri tetapi akhlak perlu bimbingan dan pembiasaan," jelas Ahmad Wahyu Sudrajad. 

Akhlak itu letaknya paling tinggi. Oleh sebab itu pendidikan yang bermutu harus dimulai dari memperbaiki akhlak agar keilmuannya bisa dipertanggungjawabkan. Pun ketika di ruang digital, akhlak yang mulia hendaknya bisa ditransfer ketika berkomunikasi, berinteraksi, dan mengunggah atau membagikan informasi. 

"Rasul berpesan agar umatnya selalu bertakwa kepada Allah, mengiringi kejelekan dengan kebaikan, dan bergaul dengan manusia dengan akhlak yang baik," tutupnya. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment