News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Dunia Digital Bersifat Cepat dan Lintas Batas

Dunia Digital Bersifat Cepat dan Lintas Batas





Demak – Dunia digital merupakan ruang interaksi (belajar, bermain, bekerja, beribadah) yang menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Aktivitas di ruang tersebut sifatnya cepat, lintas batas dan inovatif. Namun begitu, dunia digital tidak lepas dari hambatan dan tantangan di antaranya ketimpangan akses.

“Ketersediaan infrastruktur tergantung kepada niat dan kemampuan pemerintah memanfaatkan sumber daya ekonomi dan bisnis,” ujar Sopril Amir, Program Coordinator at Tempo Institute, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (28/7/2021).

Terlepas dari manfaat positifnya, melalui webinar bertema ”Membangun Toleransi Beragama Melalui Media Sosial” kali ini, Amir menyatakan dunia digital rupanya juga menjadi ajang kejahatan. Kejahatan lama wujud baru masuk di dalamnya.

Sebut saja di antaranya penipuan dan pencurian (fraud, carding, identity stealing). Ada lagi, kekerasan dan ancaman (harassment, cyber bullying, stalking, trolling dan doxing), prasangka (labelling) dan intoleransi.

Mengutip pernyataan Ketua Satgas Nusantara Irjen (Pol) Gatot Eddy Pramono saat diskusi Hari Toleransi Internasional di Jakarta 2019, Amir menyampaikan seseorang bisa menjadi intoleran karena belajar dari medsos. Mereka juga bisa menjadi teroris karena belajar dari medsos.

Dia berpesan, warga jangan meninggalkan etika digital sebab pengguna internet berasal dari berbagai latar belakang dengan bahasa, budaya dan keyakinan masing-masing. Dengan kata lain, sangat mudah terjadi salah paham dan permusuhan.

Apalagi pada dunia digital dikenal istilah kekaburan identitas atau anonymity. Ketidakhadiran secara fisik sangat membuka kemungkinan untuk bertindak buruk tanpa ketahuan. Di sinilah pentingnya menahan diri dan waspada. “Sebarkan cinta dan percaya, bukan curiga dan dusta,” saran dia.

Narasumber lainnya, Khoironi Hadi selaku Kepala MAN Temanggung, menjelaskan guru memiliki peran dalam menanamkan toleransi kepada anak-anak didik.

Harapannya akan tercipta sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu. Sedangkan toleransi dalam kehidupan beragama dilaksanakan dalam bidang muamalah dan amaliyyah.

Dipandu moderator Harry Perdana, webinar juga menghadirkan narasumber Prasidono Listiaji (Pemimpin Redaksi agendaindonesia.com dan Konsultan Media), Amir Fikar (Pendamping TPP Indonesia, Kemendes) dan Fira Sasmita (Professional Master of Ceremonies) sebagai key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment