News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Cukup Berat, Informasi Layak Anak di Era Digital

Cukup Berat, Informasi Layak Anak di Era Digital




Purbalingga – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengakui penyediaan konten informasi layak anak pada era digitalisasi merupakan tantangan yang cukup berat. Dengan segala akses kemudahan yang diberikan, anak-anak saat ini disebut sebagai generasi digital.

“Marc Prensky, seorang penulis pendidikan menyebut mereka digital native, yang menggambarkan perilaku ketergantungan terhadap digital (internet) sangat tinggi,” ujarnya saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa (7/9/2021).

Menurut  bupati, internet ibarat pisau bermata dua. Selain memiliki sisi positif, juga ada negatifnya. Lingkungan pengasuhan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak, dan ini menjadi tanggung jawab orang tua bersama pemerintah serta seluruh komponen masyarakat.

Pemkab Purbalingga telah berupaya menciptakan ruang digital ramah anak guna melindungi anak dari konten informasi yang tidak layak mereka konsumsi.

Dicontohkan, beberapa spot seperti di alun-alun, taman-taman kota, Purbalingga Food Center dan beberapa perkantoran terpasang WIFI gratis. Konten-konten negatif yang tidak layak anak telah difilter.

Dinas Komunikasi dan Informatika selalu meng-update software yang ada, karena situs-situs baru yang berbau pornografi, cybercrime, cyberbully dengan berbagai kemasan dapat bermunculan kapan saja.

Pemerintah Kabupaten Purbalingga, lanjut dia, juga mengembangkan layanan perpustakaan daerah yang tidak hanya menyediakan buku-buku bacaan saja tetapi juga beberapa aktivitas lain termasuk layanan literasi digital.

Narasumber lainnya, Frida Kusumastuti selaku Dosen Universitas Muhammadiyah Malang yang juga anggota Japelidi (Jaringan Pegiat Literasi Digital) menyebutkan ada banyak konten digital tidak ramah anak di internet.

Sebut saja misalnya caci maki dan permusuhan, rasisme, teror menakutkan maupun ujaran kebencian. Darah dan mayat juga masuk kategori konten tidak ramah anak.

Dipandu moderator Anneke Liu, webinar bertema Menciptakan Ruang Digital Layak Anak ini juga menghadirkan narasumber Evelyne Henny Lukitasari (Dosen dan Praktisi DKV Universitas Sahid Surakarta), Joko Santoso (Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Purbalingga), Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah) sebagai Keynote Speaker dan Reni Risty (Presenter Cahaya Pagi Trans7) sebagai Key Opinion Leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment