News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Content Creator dan Jual Snack Digital, Gaya Baru Masyarakat Pintar di Era Digital

Content Creator dan Jual Snack Digital, Gaya Baru Masyarakat Pintar di Era Digital


 

Yogyakarta – Tak terpikir oleh Hendra sebelumnya, kalau dengan smart phone dan laptop secondnya, kini dia bisa memulai bisnis baru jadi konten kreator di masa pandemi. Dengan download beberapa software, Adope Fotoshop, Animaker, Video MaksRF sampai belajar Kinemaker buat bikin video fim pendek dan Adobe Foto Pro, untuk apa ketrampilan digital baru ini?


”Semua ketrampilan baru yang dia kuasai kini menjadi modal jual jasa membuatkan video atau foto promosi banyak UMKM di sekitar rumahnya dan diposting di beberapa marketplace. Jasa Hendra dibutuhkan banyak orang, dia bikinkan video pendek toko roti dengan beragam produk menarik, juga tas batik maupun wisata desa sebelah. Dia buatkan video pendek dengan narasi menarik yang mengundang orang berkunjung kesana usai menontonya konten buatan Hendra di Youtube atau Istagram. Ini adalah cara baru menangkap banyak peluang dan menjadi masyarakat yang pintar di jagad serba digital. Hanya jeli, kreatif dan mau belajar cepat kuncinya”, cerita Ahmad Khoirul Anwar, dosen desain Komunikasi Visual, Universitas Sahid Solo saat berbagi pengalaman dalam webinar Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital Kerjasama Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan Debindo untuk warga Kota Yogyakarta, 26 Oktober 2021.


Peluang cerdas juga ditangkap Nyoman Sukmawati, saat sembari antar jemput menunggui anak sekolah dengan ponselnya dia potret patung patung pengrajin di dekat pantai Kuta dan kaos batik cantik, lalu dia posting di Instagram komunitas wisata Bali. ”Secara konvensional dijajakan di sekitar hotel wisata pantai Kuta, saat banyak turis nusantara dan luar negeri tertarik dan penjual malas ngurusin kirim barang, saya bisa tangkap pesanan lewat Instagram, asal sudah transfer wisatawan bisa gak usah repot bawa oleh-oleh Balinya, pilih barang di istagram transfer saya kirim ke tujuan. Tak hanya patung dan kaos seni, beragam snack khas bali dia posting di Instagram juga jadi oleh-oleh yang dia tawarkan. Tinggal pesan kirim dari Instagran di kirim camilan kripik salak bali dan Pai susu bali juga kacang disco buatannya ke seluruh Indonesia bahkan sampai Australia. Ini jadi peluang baru wisata Bali”, cerita lain kepintaran warga tetangganya memanfaatkan era digital untuk menangkap peluang yang sebelumnya tak terpikirkan diceritakan oleh Desyanti Suka Asih Dosen UHN Sugriwa Bali.


Khoirul dan Desyanti membagikan sukses story orang-orang dekatnya dalam webinar Literasi Digital bertopik, ”Menjadi Masyarakat Digital yang Pintar” yang diikuti 500-an lebih warga kota Yogyakarta secara daring. Selain mereka berdua, webinar yang dipandu moderator Nabila Nadjib itu, juga menghadirkan pembicara lain, Irfan Afifi, budayawan dan founder langgar.co, dan Madha Soentoro Etnomusikolog dan penggiat seni tradisi, juga Steve Angkasa, Certified Nutritions yang tampil sebagai key opinion leader.


Kuncinya gali potensi dan creative inovasi produk lokal dengan pola marketing baru. ”Show up, tunjukkan dengan promosi di beragam platform digital potensi lokal yang bisa dibuat mengglobal, Pai Bali yang satu rasa ditawarkan beragam rasa baru yang disuka lintas daerah, foto yang menarik, kirim dengan kemasan menarik, dengan begitu pasar dengan selera baru bisa diciptakan. Kalau kerajinan tak bisa dibuat sendiri, kolaborasikan dengan banyak pengrajin seluasnya di Bali. Jadilan raiser, pengumpul dan pemasar produk, cukup jual fotonya kalau order masuk tinggal jemput dan lunasi produknya. Dengan begitu kita bisa makin menghidupi banyak orang dengan tool digital,” saran Irfan Afifi.(*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment