News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Bupati Kebumen : Kemas Budaya Nusantara Dengan Manfaatkan Media Digital Agar Lebih Menarik

Bupati Kebumen : Kemas Budaya Nusantara Dengan Manfaatkan Media Digital Agar Lebih Menarik




KEBUMEN: Bupati Kebumen H. Arif Sugiyanto, SH mengatakan salah satu permasalahan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia kini adalah terjadinya krisis budaya di era digital.

Arif pun merujuk analisa Guru Besar Sastra UI, Riris K Toha Sarumpaet 
bahwa krisis budaya sudah mencapai tahapan dalam ranah amnesia budaya. Arus globalisasi seperti K-Pop membuat muda-mudi Indonesia lebih gandrung akan budaya asing.

"Oleh sebab itu penting menghadirkan karya-karya budaya tradisional yang dikemas dengan mengedepankan unsur modern agar dapat digunakan sebagai jembatan untuk menarik minat dan menanamkan nilai budaya nusantara, tidak hanya bagi masyarakat Indonesia melainkan juga masyarakat dunia terutama pada generasi muda," ujar Arif saat menjadi pembicara utama webinar literasi digital bertema "Literasi Digital Sebagai Sarana Meningkatkan Pengetahuan Akan Warisan Budaya" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, Rabu (22/9/2021).

Menurut Arif, dalam mengemas budaya tradisional itu kesan modern tetap ditampilkan tanpa harus meninggalkan budaya nusantara sebagai akar budaya sehingga akan semakin memperkuat identitas sosial.
"Dan ini bisa menjadi bagian dari gaya hidup yang mewarnai setiap kebudayaan," terangnya.

Arif menyebut beberapa masalah yang  perlu diperhatikan dalam upaya pewarisan budaya. Mulai dari penolakan generasi muda atau generasi penerima warisan budaya yang ada, munculnya budaya baru yang sudah tidak lagi sesuai dengan warisan budaya, juga perubahan zaman yang mengakibatkan budaya warisan tersebut sudah tidak sesuai dengan dinamika masyarakat saat ini.

Arif berharap pengemasan budaya tradisional yang digabungkan dengan efek teknologi dan media baru dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda. Pencitraan budaya nusantara yang dikemas dengan teknologi dan penggunaan media sosial akan mengubah citra dan pandangan terkait budaya tradisional.

"Budaya akan menjadi kebanggaan dan gaya hidup (life style) dan ketika kebanggaan menjadi kekuatan, maka kesadaran untuk memperkenalkan budaya nusantara oleh generasi muda akan berjalan dengan sendirinya," tegasnya.

Strategi pelestarian budaya nusantara bagi generasi muda ini menurutnya selaras dengan situasi di mana generasi muda mendominasi pengguna internet di Indonesia, terutama media sosial. Untuk menarik minat pengguna muda diperlukan kreatifitas dan kemasan promosi yang menarik dengan tetap mengedepankan unsur budaya tradisional. 

Narasumber lain webinar itu, dosen Universitas Budi Luhur Jakarta Anggun Puspita Sari mengatakan generasi muda harus didorong bersemangat viralkan warisan budaya.

"Namun, tetap ada hal-hal yang harus diperhatikan, terutama terkait aspek-aspek keamanannya," ujar Anggun. Aspek keamanan yang dimaksud seperti harus dari sumber yang terpercaya, menjaga privasi pihak lain, dan patuh pada orisinalitas serta hak cipta. 

"Saat viralkan budaya, berhati-hati dalam posting konten, hormati tempat suci dan bersejarah," kata Anggun.

Webinar ini juga menghadirkan narasumber peneliti Nur Arifin, dosen UNS Septyanto Galan, serta dimoderatori Harry Perdana juga Astari Vern selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment