News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Budaya Berkomunikasi Yang Benar di Ruang Digital

Budaya Berkomunikasi Yang Benar di Ruang Digital




KLATEN : Masifnya interaksi di ruang digital sudah tidak bisa dihindarkan lagi di era ini. Terlebih saat pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas manusia, berbagai hal seringkali harus dikomunikasikan melalui berbagai ruang maya.

"Namun saat kita berkomunikasi di media digital harus memperhatikan berbagai hal agar komunikasi berjalan baik sesuai tujuannya," kata Nofica Andriyanti, Dosen UNU Yogyakarta saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Menjadi Pengguna Internet yang Beradab" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Klaten Jawa Tengah, Senin (18/10/2021).

Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Nofica mengatakan dalam komunikasi di ruang digital, tiap pengguna mesti memperhatikan penggunaan kalimat karena berkomunikasi di medsos itu berbeda saat kita berbelanja online, atau saat memberikan komentar dan lain-lain yang sesuai ruangnya.

"Perhatikan penggunaan hurufnya, serta penggunaan ikon dan simbol yang tepat. Gunakan bahasa yang sesuai, dan saat memberikan respon sebaiknya segera," kata dia.

Nofica mengatakan saat memberikan informasi di ruang digital mesti disertai dengan referensi yang jelas. Seperti sertakan foto dokumen dan lain-lainnya. 

"Ada beberapa tips penggunaan internet yang beradab, sehingga kita tak berpotensi terkena masalah," katanya. Mulailah dengan tidak sembarangan membagikan informasi pribadi dan jika menggunakan komputer untuk keluarga pastikan itu tidak mudah dijangkau anak-anak.

"Untuk anak, dalam menggunakan internet tetap perlu pendampingan orang tua, agar beretika yang baik di dunia digital. Hati-hati berteman di dunia maya dan sebisa mungkin menggunakan aplikasi yang tepat guna," kata Nofica.

Nofica mengatakan agar pengguna menghindarkan diri menjadi pelaku kriminal di media digital seperti pelanggaran hukum, mengambil karya orang lain, fitnah, ujaran kebencian dan menipu.

"Ada banyak permasalahan di internet itu yang harus kita hindari jauh-jauh," kata dia. Mulai dari perundungan atau bullying, pembajakan atau pencurian data, penyadapan, privacy violation, penipuan online, pencemaran nama baik, spam, mengunggah foto-foto yang tidak pantas, ujaran kebencian, berita bohong dan perjudian online.

Narasumber lain webinar itu Yanti Dwi Astuti, dosen UIN Sunan Kalijaga menambahkan, pengguna digital sepatutnya menguasai netiket skill untuk menjadi warga net yang beradab. Netiket semacam tata krama atau sopan santun dalam menggunakan internet.

"Praktekan tujuan etiket di ruang digital dengan cara hormati orang lain, jangan pernah membawa SARA dan jangan melakukan plagiarisme dengan hormati hak cipta orang," kata dia

Yanti mengatakan privasi orang lain mesti dijaga. "Jadi jangan menyebar screen shoot percakapan privat ke area publik atau kepada orang lain, selalu teliti konteks pesan, cermat dan bijak dalam memilih kata-kata, stiker, like dan emoji yang akan dikirimkan," kata dia.

Menurutnya, pengguna pun perlu  menghormati waktu orang lain. "Jadi pertimbangkan waktu mengirim pesan, jangan pernah mengetik percakapan menggunakan huruf besar karena akan dianggap sebagai teriakan atau marah," kata dia.

Perlu juga bagi pengguna menerapkan rumus etika bermedia digital yaitu ETIKA. Yang kepanjangannya Empati, Tanggung jawab, Integritas, Kesadaran dan Akhlak. "Budayakan saring sebelum sharing, dan posting yang penting bukan yang penting posting," tegasnya.

Webinar itu juga menghadirkan narasumber wartawan senior Teguh Setiawan, Peneliti Magister Administrasi Publik (MAP) UGM Nanik Lestari serta dimoderatori Bobby Aulia serta Tya Yuwono selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment