News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Banyak Peluang, Begini Tips Menghadapi Tantangan di Era Digital

Banyak Peluang, Begini Tips Menghadapi Tantangan di Era Digital




Kulon Progo - Disrupsi merupakan sebuah inovasi perubahan yang akan menggantikan seluruh sistem lama dengan sistem yang baru. Disrupsi akan menggantikan teknologi lama yang serba fisik dengan teknologi digital yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru dan lebih efisien juga lebih bermanfaat. 

Hal tersebut dikatakan oleh Dosen STIE YKP Yogyakarta, Aditya Hera Nurmoko dalam webinar literasi digital dengan tema “Disrupsi SDM dan Kiat-Kiat Menghadapi Peluang Kerja di Era Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Rabu (13/10/2021).

Aditya mengungkapkan, penetrasi penggunaan teknologi informasi yang masif hampir ke seluruh aspek kehidupan industri 4.0, menekankan pada pola internet of things, digital economy, big data, kecerdasan buatan, robotic, rekayasa genetika, dan lainnya. 

“Disrupsi memiliki karakteristik berupa berdampak pada efisiensi melalui proses bisnis yang menjadi lebih simpel dan mudah terjangkau oleh pelanggannya,” katanya. 

Kemudian membuat kualitas apapun yang dihasilkannya lebih baik ketimbang yang sebelumnya. Disrupsi juga berpotensi menciptakan pasar dan pendatang baru, dengan sistem pasar yang selama ini tertutup menjadi terbuka. “Seperti e-commerce, gojek, go-ride, go-send, dan lainnya,” ujarnya.  

Produk hasil disrupsi, lanjut Aditya, membuat layanan perbankan, industri jasa dan sosial kini di dalam genggaman kecanggihan smarphone. Adapun tantangan dari sumber daya manusia terkait disrupsi, menurut Aditya, berupa pasar kerja yang saat ini membutuhkan kombinasi berbagai skill yang berbeda yang selama ini diberikan oleh sistem pendidikan tinggi. 

Lalu, relevansi pendidikan dan pekerjaan perlu disesuaikan dengan perkembangan era dan iptek dengan tetap memberikan perhatian pada aspek kemanusiaan. Dengan begitu, diprediksi akan banyak pekerjaan yang hilang dan muncul pekerjaan baru. 

“Tantangan lainnya, ada berbagai profesi yang akan punah seperti pengantar surat, agen asuransi, telemarketing, tenaga pengajar atau dosen, pustakawan, kasir, tukang parkir, travel agen, hingga teller bank,” tuturnya. 

Di balik itu, revolusi industri 4.0 pun juga menciptakan peluang kerja dan usaha baru. Pekerjaan baru itu seperti social media specialist, content writer, video creator, graphic designer, dana analis, dan konten creator. 

“Sedangkan usaha baru yang muncul, toko online, bisnis afiliasi, youtuber, bisnis dropship, bloger terkenal, instagram influencer, mengajar online, menulis konten digital, jasa pembuatan website, konsultan SEO, maupun podcaster,” kata dia. 

Aditya menambahkan, kiat untuk menghadapi peluang kerja di era digital ini yaitu memahami arah transformasi digital Indonesia. Kemudian mengembangkan keterampilan literasi digital, literasi data, literasi manusia, kewirausahaan, serta mengembangkan diri dengan berbagai skill. 

Narasumber lainnya, Training & Development Expert, Erfan Ariyaputra mengatakan ada dua sisi wajah internet. Sisi positif yakni hubungan dan kerja sama memangkas durasi waktu dan jarak, menyebarkan pengetahuan, untuk dimanfaatkan di sektor pendidikan, bisa berbagi motivasi dan pengalaman antar wilayah dari berbagai belahan dunia, serta untuk bisnis. 

“Sedangkan sisi negatif berupa internet dijadikan alat untuk melakukan tindak kejahatan, seperti penipuan, transaksi narkoba, terorisme, eksploitasi anak online, perdagangan anak, menyebarkan konten pornografi maupun prostitusi,” ucapnya. 

Untuk itu, menurutnya, pengguna dalam menggunakan teknologi digital harus mempunyai keamanan digital. Seperti membuka website atau memakai aplikasi yang terjamin aman, menggunakan password yang kuat di setiap akun platform digital, hingga selalu update antivirus. 

Dipandu moderator Ayu Perwari, webinar yang diikuti oleh sekitar 200-an peserta kali ini juga menghadirkan narasumber Yusuf Amri Amrilillah (Dosen Universitas AMIKOM Yogyakarta), Tauchid Komara Yuda (Dosen Fisipol UGM), dan Actor, Musisi, Ayonk, selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment