News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Aman Belajar Daring dengan Sistem Jam Belajar Masyarakat

Aman Belajar Daring dengan Sistem Jam Belajar Masyarakat




Rembang - Transformasi digital turut merubah sistem pendidikan beralih ke penggunaan layanan media digital sebagai sarana pembelajaran. Dalam prosesnya tidak hanya guru dan siswa yang dituntut untuk melek teknologi, tetapi juga orang tua yang menjadi support system paling besar dalam pembelajaran. Hal ini dibahas dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kominfo RI untuk masyarakat Kabupaten Rembang, Senin (11/10/2021) dengan tema "Transformasi Digital untuk Pendidikan yang Lebih Bermutu". 

Dimoderatori oleh entertainer Fernand Tampubolon, diskusi virtual diisi oleh empat narasumber: Anang Masduki (dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta), Augustin Rina Herawati (dosen Universitas Diponegoro), Mathori Brilyan (art enthusiast), Ahmad Mu'am (dosen vokasi Bahasa Inggris UGM Yogyakarta). Serta Michelle Wanda (aktris) yang hadir sebagai key opinion leader. Masing-masing narasumber membahas materi dari sudut pandang empat pilar literasi digital: digital ethics, digital skills, digital culture, dan digital safety. 

Narasumber Ahmad Mu'am dalam paparannya menyampaikan bahwa dalam pembelajaran siswa, penggunaan teknologi tidak hanya dapat memberikan kesempatan lebih luas dalam menggunakan sumber pembelajaran tetapi juga ada tantangan dampak negatifnya.

Perlu kemampuan bagi setiap individu untuk mampu mengamankan perangkat dan akun-akun media digitalnya, namun juga butuh didukung dengan perilaku aman ketika bermedia. Dalam pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi menjadi sarana memperoleh informasi, namun tantangannya adalah bagaimana memilah informasi.  

"Banyak sarana media digital yang bisa dijadikan sumber pembelajaran namun perlu dipahami dalam setiap kemudahan selalu ada hal yang perlu diperhatikan. Dalam konteks saat ini adalah memperhatikan keamanan digital, mulai dari keamanan perangkat dan layanan media dengan mengaktifkan pengaturan privasi dan memasang password yang kuat," jelas Ahmad Mu'am. 

Hubungan keamanan digital dan pembelajaran daring itu tidak sekadar cakap aman secara teknis, tetapi juga bagaimana keamanan kesehatan anak dengan memperhatikan batasan screen time. Juga memahami batasan usia dalam mengakses layanan tertentu. 

"Orang tua kemudian ikut berperan dalam menjaga keamanan digital anak dengan mengedukasi tentang tujuan dan motivasi untuk berinternet. Juga memberikan pemahaman tentang bahaya jejak digital dan bagaimana memproteksi identitas dan data pribadi di ruang publik," jelasnya. 

Sementara itu Mathori Brilyan juga menambahkan bahwa pendidikan anak di era digital memang butuh kolaborasi kuat antara guru, siswa, orang tua, dan masyarakat. Orang tua berperan dalam membentuk pola asih yang disesuaikan dengan kondisi saat ini, dalam artian orang tua harus lebih paham teknologi agar mampu memberikan pengawasan terhadap aktivitas dan perkembangan pembelajaran melalui platform digital. 

 "Sekolah sebagai sarana ruang belajar harus memberi kenyamanan terhadap proses interaksi guru dan siswa. Kenyamanan menjadi kunci sukses keberhasilan pendidikan, terlebih karakter generasi digital tidak suka diatur dan lebih senang mencari daripada didikte. Namun tentu saja dalam pembelajaran ada etika yang mesti dipatuhi oleh siswa agar pembelajaran menggunakan sistem daring tidak kebablasan," ujarnya. 

Pun masyarakat, berperan dalam membangun semangat bersama menertibkan kembali jam belajar masyarakat. Dengan sistem sosial tersebut akan menjaga keseimbangan interaksi sosial anak dengan pembelajaran daring. 

"Menciptakan rumah sebagai ruang sarana belajar dan menciptakan sistem belajar di rumah. Penting bagi orang tua meluangkan waktu untuk ikut mendampingi belajar siswa. Selain untuk mengetahui perkembangan belajar anak juga menjaga anak dari paparan negatif media sosial,” tutupnya. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment