News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Teknologi Digital, Sarana Mengembangkan Kecerdasan Spiritual

Teknologi Digital, Sarana Mengembangkan Kecerdasan Spiritual




Pekalongan – Digitalisasi telah menjadi bagian dari kebutuhan hidup bahkan merupakan sarana untuk mengembangkan kecerdasan spiritual di era revolusi 4.0. Hal ini disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik STAI Khozinatul Ulum Blora Ahmad Syaifullah, saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital untuk masyarakat Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (8/9/2021). 

Pada diskusi virtual pagi ini Ahmad Syaifullah menjelaskan lebih jauh lagi, bahwa kehadiran teknologi dan internet bagaikan pisau bermata dua, atau memiliki sisi positif dan negatif. Namun poin pentingnya adalah bagaimana masyarakat lebih bisa merasakan dampak positif digitalisasi, baik untuk meningkatkan kualitas hidup sehari-hari maupun meningkatkan kecerdasan spiritual. 

”Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai positif. Ketika seseorang telah memiliki kecerdasan spiritual, maka orang tersebut akan mampu memaknai kehidupan dengan sangat baik, sehingga dapat menjalani hidup dengan penuh kebijaksanaan,” jelas Ahmad Syaifullah dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo dengan tema ”Peran Digitalisasi dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual di Era Revolusi 4.0”. 

Ia menyebutkan, ciri-ciri masyarakat yang memiliki kecerdasan spiritual itu memiliki sikap dan perilaku yang fleksibel dan luwes, selalu berpikir kritis dalam menganalisis permasalahan, mengenali diri sendiri, berpikir holistik, memiliki kemampuan kontemplasi tinggi, dan berani melawan arus. 

Digitalisasi merupakan sarana yang mempermudah dalam mencari dan menerima informasi terkait kecerdasan spiritual, juga menjadi metode mengembangkan kecerdasan spiritual, mengarsipkan materi atau konten agama dan spiritual, menciptakan sistem pengembangan kecerdasan spiritual yang lebih fleksibel, efektif, dan efisien.

”Namun menggunakan teknologi dan internet untuk mengembangkan kecerdasan spiritual juga harus mempertimbangkan sisi keamanan diri. Berhati-hati dalam mengamankan data personal, perangkat digital menggunakan password, waspada jika dihubungi nomor tak dikenal dan tidak merespons pada email yang mencurigakan, serta mampu mengenali orang yang berurusan dengan kita,” jelasnya kepada 600-an peserta webinar. 

Muhlisin yang merupakan Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan IAIN Pekalongan menambahkan, teknologi memiliki relasi erat dalam mengembangkan sisi spiritual masyarakat. Teknologi memberikan ruang dan tantangan bagi proses doktrinasi dan penyebaran agama, menggeser pemahaman dan penghayatan penganut agama terhadap tingkat spiritualitas dalam menggapai tujuan hidup. Teknologi juga memberi pengaruh terhadap kecerdasan spiritual, terutama dalam proses memecahkan persoalan makna dan nilai dalam menjalani hidup secara lebih dinamis dan variatif.

Dalam menjadikan teknologi sebagai budaya digital untuk mengembangkan kecerdasan spiritual, perlu memiliki visi yang jelas. Yakni, teknologi digital dapat dijadikan sebagai sarana yang efektif dan efisien untuk menebarkan visi personal maupun kelembagaan, sehingga dapat diakses oleh publik secara lebih cepat. 

”Teknologi digital dapat dijadikan alat untuk sharing dan ruang diskusi tentang keberadaan, kehadiran dan keagungan Allah melalui dakwah agama secara virtual. Dengan teknologi, informasi dan referensi keagamaan dapat lengkap ditemukan dengan cepat, baik tentang literasi zikir maupun doa,” imbuh Muhlisin. 

Di era digital, teknologi menjadi sarana untuk menebarkan manfaat kebaikan. Misalnya dengan mengajak warga digital untuk menggalang donasi, bersedekah, maupun saling membantu sesama. Hal ini sekaligus sebagai platform untuk menyalurkan rasa empati. 

Diskusi yang dimoderatori presenter Amel Sani ini juga menghadirkan narasumber lain, yakni Nur Fatoni (IAIN Pekalongan), Kholilul Rohman (Ketua Pengasuh Asosiasi Pesantren Digital Santrinet), serta mengajak presenter tv Bella Ashari sebagai key opinion leader. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang bertujuan untuk mengakselerasi kecakapan masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Literasi digital yang disosialisasikan kepada seluruh masyarakat Indonesia ini meliputi digital ethics, digital culture, digital skills, dan digital safety. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment