News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pentingnya Cakap Bermedia Digital Tak Cukup Hanya Mampu Operasikan Perangkat

Pentingnya Cakap Bermedia Digital Tak Cukup Hanya Mampu Operasikan Perangkat




Karanganyar – Sudah hampir dua tahun pandemi Covid-19 melanda dunia, tak terkecuali Indonesia. Akibatnya banyak aktivitas kehidupan manusia berubah dari offline ke online. Pandemi membuat kita jadi mengenal istilah pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM Jawa-Bali, mikro, darurat, level 3-4) dan lainnya, yang semua itu mendorong perubahan masyarakat dalam bekerja, belajar, belanja melalui online.

”Perubahan dalam bekerja, belajar, dan belanja dari rumah dengan menggunakan perangkat teknologi digital itu, menuntut kemampuan kecakapan digital (digital skills),” ujar staf pengajar ilmu komunikasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Indah Wenerda saat berbicara pada webinar literasi digital yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (3/9/2021).

Dalam diskusi virtual bertema ”Membangun Masyarakat Karanganyar yang Santun dan Cakap Bermedia Sosial” yang dipandu moderator presenter Githa Nilar Maharkresi itu, Indah bicara bersama narasumber lain, yakni: Sujarno (Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Karanganyar), Mujiantok (founder dan CEO PT Atsoft Teknologi), Nuning Ritwanita Priliastuti (Ketua Bawaslu Karanganyar), dan Karina Basrewan selaku key opinion leader.

Indah mengatakan, pentingnya pemahaman kecakapan digital (digital skills) masyarakat terasa makin mendesak diwujudkan mengingat adanya peningkatan aktivitas digital (online) selama pandemi. Dalam laporan Global Statshot oleh We are Social and Hootsuite, hingga April 2020 terjadi peningkatan aktivitas online melihat tayangan dan film melalui streaming sebesar 57 persen.

”Peningkatan lainnya, 47 persen menghabiskan waktu lebih lama untuk media sosial, 46 persen waktu lebih lama untuk percakapan pesan, 39 persen untuk layanan streaming musik, 36 persen untuk aplikasi mobile, 35 persen untuk game, 15 persen membuat dan mengupload video, 14 persen mendengarkan podcast,” sebut Indah.

Menurut Indah, sejatinya internet itu untuk semua lapisan gender, usia, dan tak memandang profesi. Namun, sayangnya saat ini kontribusi penetrasi internet masih didominasi oleh Pulau Jawa, yakni 56,4 persen, disusul  Pulau Sumatera 22,1 persen, Pulau Sulawesi 7 persen, Kalimantan 6,3 persen, Bali-Nusa Tenggara 5,2 persen, Maluku-Papua 3 persen.

”Ini menunjukkan adanya kesenjangan teknologi, atau ada ketidaksetaraan informasi dan ketidaksetaraan dalam kepemilikan dan penggunaan media baru. Akibatnya, muncul kesenjangan digital skills terhadap akses, penggunaan digital, pendidikan, lapangan pekerjaan, pendapatan, bias gender, minat dan percaya diri, keterbatasan mobilitas, konten media, regulasi, dan kompetensi literasi digital,” sebut Indah.

Indah menambahkan, para pengguna media digital juga mesti mewaspadai tantangan konten media siber seperti: privasi, hoaks dan ujaran kebencian (negatif), bullying, dan nasihat yang membayakan.

Pentingnya cakap bermedia digital bagi Indah, tidak cukup hanya mampu mengoperasikan berbagai perangkat TIK dalam kehidupan sehari-hari.

”Tetapi juga harus mengoptimalkan penggunaannya untuk sebesar-besar manfaat bagi diri sendiri dan orang lain,” tandas Indah mengakhiri paparan.

Narasumber lain dalam webinar ini, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Karanganyar Sujarno mengatakan, dari sisi etika digital dikenal adanya nilai-nilai integritas, kesadaran, kebajikan, dan tanggung jawab yang harus diaplikasikan oleh masyarakat dalam menjalani aktivitasnya di dunia digital.

Nilai integritas adalah prinsip kejujuran, sehingga individu selalu terhindar dari keinginan dan perbuatan untuk memanipulasi, menipu, berbohong, plagiasi, dan sebagainya saat bermedia digital. Adapun nilai kesadaran adalah kondisi individu yang menyediakan sumber daya secara penuh ketika menggunakan media digital, sehingga individu memahami apa saja yang dilakukan dengan perangkat digital.

”Berikutnya nilai kebajikan, adalah prinsip penggunaan media digital untuk meningkatkan derajat sesama manusia atau kualitas kehidupan bersama. Nilai tanggung jawab adalah prinsip kesiapan menerima konsekuensi dari setiap tindakan dalam bermedia digital,” pungkas Sujarno. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment