News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Mengadu DPRD DIY, Petani Bantul Desak Gaji Layak Petugas Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Mengadu DPRD DIY, Petani Bantul Desak Gaji Layak Petugas Pemeliharaan Jaringan Irigasi


Audiensi perwakilan petani Bantul ke DPRD DIY Kamis (30/9)

WARTAJOGJA.ID : Petugas Operasional dan Pemeliharaan (OP) jaringan irigasi di Provinsi DIY selama ini belum memperoleh gaji yang layak. Dari sekitar 105 orang petugas yang menjadi kewenangan Pemda DIY, setiap orang rata-rata menerima Rp 70 ribu.

Karena kurangnya perhatian dari pemerintah mereka dalam waktu satu bulan hanya bekerja 20 hari saja.

 “Kita minta kehadiran pemerintah memberikan pelayanan irigasi pada waktu kemarau maupun penghujan,” ungkap Budi Subowo, perwakilan petani dari Bantul di sela mengikuti rapat dengar pendapat dengan Ketua DPRD DIY, Nuryadi, Kamis (30/9/2021).

Menurut dia, akibat minimnya honor, petugas OP tidak bisa stand by 24 jam melayani ketersediaan air irigasi petani, melainkan bekerja sesuai jam kerja dan insentif yang mereka terima dari APBD. 

“Keinginan kita, petugas OP memberikan pelayanan 24 jam. Saat ini tidak bisa karena insentif tidak cukup untuk standby 24 jam,” ucapnya.

Budi mendesak fasilitas beserta peralatan yang diterima petugas OP seperti halnya yang diterima oleh petugas pemadam kebakaran karena tugasnya sama-sama berat, berhadapan dengan bencana.
“Air jika kurang menjadi bencana kekeringan. Jika kelebihan banjir. Ini tidak bisa dianggap enteng. Bisa dalam satu malam lahan pertanian habis. Kita mohon dengan aturan baru  agar kesejahteraan petugas OP ditingkatkan sehingga petani bisa menuntut mereka memberikan pelayanan 24 jam,” tambahnya.

Mengingat pentingnya masalah tersebut, Ketua DPRD DIY Nuryadi memimpin langsung jalannya pertemuan itu didampingi anggota Komisi D, Andriana Wulandari. Rapat juga diikuti Prof Sigit Supadmo dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dari perwakilan petani dan petugas OP terlihat ada Suratno selaku Ketua GP3 Simo Gunungkidul, Jumeno selaku Ketua P3A Daerah Irigasi Kucir Turi Sleman, Yitno dari Daerah Irigasi Pendowo Bantul Kota.
Hadir pula jajaran Dinas Kebudayaan, Paniradya Pati Kaistimewaan, Kepala Dinas PUP ESDM DIY,  Biro Hukum Setda DIY, KemenkumHAM dan instansi terkait lainnya.
Nuryadi menegaskan pertemuan ini sangat penting karena menyangkut persoalan vital pengelolaan air untuk pertanian. Terungkap dari rapat tersebut ternyata insentif atau gaji petugas OP di Provinsi DIY paling rendah se-Indonesia.

Itulah sebabnya Nuryadi menegaskan legislatif siap memberikan dukungan maksimal pengalokasian Dana Keistimewaan (Danais) untuk mereka apalagi sudah sejak lama ahli-ahli dari UGM melakukan kajian. Dengan diberikan akses danais diharapkan mereka lebih leluasa menjalankan tugasnya.

Dengan adanya payung hukum yang saat ini sedang dirumuskan bersama-sama oleh tim, harapannya pula petugas OP dapat lebih maksimal bekerja. (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment