Mau Sukses Belajar Online: Gembiralah!
WONOGIRI: Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta Aminah Swarnawati menuturkan, pembelajaran jarak jauh atau online di masa pandemi Covid-19 dapat tercapai efektivitasnya bilamana pihak guru maupun siswa bisa menerima perubahan pembelajaran itu dengan ikhlas dan tetap penuh semangat.
”Untuk sukses belajar online sebenarnya syaratnya sederhana. Guru dan siswa hanya harus bergembira, jangan sampai terbawa stres,” ujar Aminah saat menjadi pembicara dalam webinar literasi digital bertema ”Mengelola Kualitas Pendidikan Melalui Media Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Senin (13/9/2021).
Dalam webinar yang diikuti hampir 900 peserta itu, Aminah menjelaskan, hati yang gembira dan perasaan senang menjadi modal utama materi pembelajaran agar bisa tersampaikan dan diterima dengan baik. Ketika mental dalam kondisi baik, tanpa beban, maka akan fokus kepada proses pembelajaran.
”Tapi jangan lupa, untuk sukses dalam belajar daring itu sebaiknya guru dan siswa mesti sama-sama memahami dengan baik dulu cara mengoperasikan teknologi komunikasi untuk belajar,” kata Aminah. Selain itu, dari pihak guru dapat membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil dan memberikan tugas yang bisa dikerjakan bersama, sehingga pendampingan bagi siswa optimal.
Aminah menegaskan, dalam upaya menjaga kualitas pendidikan melalui media digital, banyak hal yang bisa dilakukan dibanding metode tatap muka atau konvensional. ”Keuntungan media digital sebagai sarana pembelajaran itu terutama karena mudahnya akses informasi melalui internet, bahkan bisa tak terbatas, namun ini tetap perlu kecakapan dan kecerdasan serta etika digital,” tutur Aminah.
Supaya para siswa – yang langsung dihadapkan pada teknologi – bisa membedakan informasi yang akurat dan yang ilmiah, lanjut Aminah, maka sumbernya harus jelas dan ilmiah. Sehingga siswa pun mendapatkan pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat. ”Hal tersebut tentu berbeda jika siswa mendapat informasi yang tak jelas sumbernya,” imbuhnya.
Untuk menjaga kualitas pendidikan jarak jauh di masa pandemi, Aminah mengungkapkan, peran guru jelas sangat penting mengingat akses informasi generasi milenial nyaris tak terbatas. Aminah merinci setidaknya ada tiga peran guru yang utama dalam pendidikan digital.
Pertama, sebagai motivator. Kedua, sebagai navigator, dan ketiga sebagai validator. Sebagai motivator, guru mesti bisa bertindak sebagai pihak yang tak henti memberi inspirasi dan semangat, juga dorongan kepada anak didiknya agar senantiasa memanfaatkan dengan optimal dan efektif perangkat pembelajaran digital untuk mencari informasi seluas-luasnya.
Sedangkan sebagai navigator, sambung Aminah, guru berperan untuk senantiasa menjadi kompas, penunjuk arah bagi siswa agar bisa efektif memanfaatkan teknologi digital untuk pembelajarannya. Adapun sebagai validator, guru membantu anak didik memilah informasi yang benar dan salah.
”Menjaga kualitas pendidikan penting, tapi etika juga penting. Karena pendidikan bukan hanya mengejar aspek intelektualitas, tetapi juga aspek spiritual dan perilaku,” ujar Aminah. Dalam pembelajaran daring, sangat penting siswa menjaga perilaku dalam berinternet atau bermedia digital atau memiliki netiket di jaringan dunia maya.
”Netiket ini soal tata krama atau sopan santun yang harus diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik. Apalagi dalam dunia pendidikan, walaupun sekolah online dari rumah tetap harus menjaga etika seperti di dalam kelas,” ujarnya.
Etika peserta didik dalam pembelajaran daring, misalnya mempersiapkan semua keperluan belajar, hadir tepat waktu, misalnya 5 menit sebelum pembelajaran dimulai sudah stand by di link virtual room, menggunakan pakaian yang pantas dan sopan, menggunakan bahasa dan sikap tubuh yang sopan, identitas wajib pun menggunakan format identitas nama asli.
Narasumber lain dalam webinar ini, tim pengembangan kurikulum Kemendikbud Puput Gunadi mengatakan, dalam menjaga kualitas pendidikan di era digital, pelaku dan peserta didik perlu memahami bersama kunci era digital.
”Era digital ini kuncinya informasi mudah dan cepat diperoleh serta disebarluaskan menggunakan sistem komputerisasi yang terhubung internet,” tuturnya. Jadi, era digital ini tak hanya terjadi dalam pendidikan, namun meliputi berbagai bidang mulai bidang komunikasi, aplikasi untuk berbisnis, finansial, juga teknologi.
”Dengan kondisi serba cepat ini, dalam pendidikan yang dulu sistemnya serba manual kini nyaris semua berubah menjadi berbasis elektronik. Di sinilah pemahaman terhadap berbagai aplikasi pendukung penting, agar siswa dan guru cepat dalam bertukar informasi maupun materi ajar,” kata Puput.
Webinar yang dimoderatori Glenys Ocatnia ini juga menghadirkan narasumber lain, yakni: dosen FISIP Universitas Jember sekaligus anggota IAPA Selfi Budi Helpiastuti; Tim Pengembang Konten Pendidikan dan Pembelajaran Dinas P dan K Wonogiri Agus Rudi Purwanto, serta Mohwid selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment