Kuatkan Peran Perempuan, Yenny Wahid dan Kustini Sepakat Kembangkan Desa Damai
WARTAJOGJA.ID : Tepat pada momentum hari perdamaian dunia tahun 2021, Bupati Sleman Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo dan Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid mendeklarasikan "Desa Damai" di Kalurahan Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, Selasa (21/9) sore.
Kalurahan Sinduharjo menjadi desa damai pertama yang ada di Sleman dan Yogyakarta. Hingga saat ini baru ada 16 desa damai yang tersebar di seluruh nusantara.
Kustini Sri Purnomo dalam sambutannya menyampaikan, dirinya sangat mendukung program yang diinisiasi putri almarhum Gus Dur tersebut. Pasalnya, kondisi damai yang dimulai dari desa merupakan awal dari terwujudnya kedamaian di tingkat kabupaten.
"Apalagi Sleman ini miniaturnya indonesia. Banyak golongan, suku dan agama yang jadi satu di Sleman. Sudah menjadi suatu kewajiban, kita harus terus merawat kebhinekaan ini agar tercipta perdamaian antar orang, rumah dan lingkungan," ungkap Kustini.
Bupati perempuan pertama di Sleman ini juga sepakat, desa damai bisa menjadi grand design untuk menciptkan peningkatan kultur masyarakat. Pasalnya, intisari program-program yang dikembangkan berkaitan dengan ketahanan masyarakat desa dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
"Program ini sangat mirip dengan visi saya, menciptakan "Sleman Tangguh". Dimana, masyarakatnya tidak hanya mampu bertahan, tapi juga berinovasi menyesuaikan perkembangan jaman yang semakin keras ini," kata Kustini.
Aspek pemberdayaan perempuan menjadi salah satu yang didukung Kustini dalam program desa damai. Ia berharap, akan muncul Yenny wahid lain yang dimulai dari Kalurahan Sinduharjo.
"Saya berharapnya ada banyak yenny wahid lain yang muncul disini. Karena beliau dan saya sama-sama paham bagaimana memaksimal peran perempuan yang lebih untuk membantu ketahanan mulai dari keluarga," terang Kustini.
Sementara, Yenny Wahid mengatakan desa damai merupakan hasil kerjasama Wahid Foundation dengan PBB, UN Women. Ia menyebut dengan desa damai akan menguatkan ketahanan desa untuk menghadapi berbagai tantangan.
"Ada tiga pilar di dalam desa damai. Pertama, pilar ekonomi, kekuatan ekonomi dengan memberi pelatihan-pelatihan ekonomi. Kedua, pilar kerukunan dan kehidupan sosial lebih harmonis, yaitu bagaimana masyarakat bisa lebih menghargai keberagaman dan kebhinekaan, lalu bisa menciptakan komunitas yang damai. Ketiga, pilar penguatan perempuan, kita mendukung dengan program pelatihan yang lebih intensif," jelas Yenny.
Yenny mengatakan dengan adanya deklarasi itu muncul komitmen. "Kalau sudah ada niat, akan bisa dijalankan walaupun ada hambatan dan tantangan. Sebab, deklarasi itu, komitmen semua pihak yang terlibat untuk mewujudkan masyarakat yang makmur, sejahtera, rukun, guyub, dan kuat, serta menghargai perbedaan," ujarnya.
"Setelah Sinduharjo, rencanya akan deklarasi damai di Desa Tipes Solo nanti bulan Oktober," tambah Yenny.
Yenny mengatakan pogram desa damai ini sudah berjalan selama 4 tahun. "Dari 30 desa yang tergabung di Jawa Tengah dan Jawa Timur, telah ada 16 desa yang sudah deklarasi desa damai," pungkas Yenny. (Cak/Rls)
Post a Comment