News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Awas, Malaikat Google Mencatat Seluruh Aktivitas Digitalmu

Awas, Malaikat Google Mencatat Seluruh Aktivitas Digitalmu




GROBOGAN : Jangan pernah membayangkan, ketika kita bermain media sosial di tempat sepi dan tak ada satu pun yang menyaksikan, lantas semua akan aman dan baik-baik saja. Sebab, segala aktivitas kita ketika berinteraksi di ruang digital, baik aktivitas pencarian, komentar, unggah hingga unduh secara otomatis seluruhnya akan terekam sistem yang diatur media digital.

”Satu karakter budaya media sosial yang seringkali tak disadari para pengguna adalah adanya malaikat Google yang selalu mencatat semua aktivitas dan jejak kita di media digital, dan jejak itu bisa dikeluarkan lagi kapan saja oleh yang membutuhkan,” ujar Creative Entrepeneur Ibnu Noval Hafiz saat menjadi pembicara dalam webinar literasi digital bertema "Komunikasi Publik yang Sehat di Era Digital" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (8/9/2021).

Dalam webinar yang diikuti 374 peserta itu, Ibnu membeberkan karakter-karakter budaya media sosial yang mesti dicermati agar pengguna dapat bertindak bijaksana. ”Media sosial itu memiliki penghuni yang punya perasaan. Artinya tidak ada ruang privat di situ. Ada penghuni yang jahat dan ada pula yang baik,” kata Ibnu. 

Lebih lanjut, Ibnu mengungkapkan, di ruang media sosial setiap orang bisa menjadi orang lain. Berbagai identitas bisa dibentuk dan diwujudkan dalam ruang itu tanpa seorang pun tahu dan mengenalinya.

”Ingat juga bahwa di media sosial berlaku hukum karma berupa jejak digital. Orang bisa saja ketika merespons sesuatu sifatnya hanya spontan, namun ini sangat rawan salah paham dan akan terus tercatat. Jadi, berpikirlah dua kali sebelum menanggapi sesuatu yang mungkin berbeda pandangan dengan kita,” tegas Ibnu. 

Menurutnya, di sinilah orang-orang sering lupa kalau semua jejak data ini sulit dihilangkan dan rentan disalahgunakan. Dengan rentannya penyalahgunaan informasi di media sosial, di sisi lain hal itu juga meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada jurnalisme di era digital, khususnya dalam meredam berita-berita hoaks. 

Ibnu menegaskan, rentannya aktivitas media sosial tak bisa dilepaskan dari digital ecosystem Indonesia. Saat ini, total populasi Indonesia yang sebanyak 274,5 juta, jumlah pengguna internetnya ada 202,6 juta. Dari jumlah itu pengguna medsos ada sebanyak 179 juta dan pengguna mobile ada 345,3 juta. 

Sementara rata-rata penggunaan internet per hari 8 jam 52 menit, sedangkan penggunaan medsos per hari 3 jam 14 menit, lalu streaming per hari 2 jam 50 menit, mendengarkan musik 1 jam 30 menit, dan membaca berita 1 jam 30 menit. ”Namun media sosial juga memiliki banyak fungsi positif,” lanjut Ibnu. Antara lain berfungsi untuk bersosialisasi, menyimpan berbagai data, berekspresi, untuk berbisnis dan berbagi informasi. 

Narasumber lain dalam webinar kali ini, Direktur Buku Langgar Abdul Rohman mengatakan, dalam masa keterbukaan informasi yang ditunjang media digital ini penting semakin menguatkan literasi digital.

”Literasi digital membantu menjadikan manusia lebih terbuka terhadap kebudayaan luar dengan selalu memegang erat budaya bangsa sendiri, serta dapat menciptakan komunikasi yang lebih cepat, sehingga memungkinkan lebih produktif dalam pertukaran ide teknologi antarbangsa,” kata Abdul Rohman. 

Abdul Rohman menambahkan, literasi digital turut membantu kita sebagai bangsa untuk memastikan – dengan hadirnya dunia digital – alternatif jawaban terkait ide maupun gagasan menyangkut ketertiban dan kerukunan antarbangsa sesuai amanat UUD 1945.

Dimoderatori oleh Nadia Intan, webinar ini juga menghadirkan narasumber dosen Universitas Sriwijaya Palembang Rindang Senja Andarini, dosen Universitas Ahmad Dahlan Anang Masduki, serta Shafinas Nachiar selaku key opinion leader.(*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment