News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Tips Meningkatkan Produktivitas Siswa Saat Pembelajaran Daring, Simak di Sini

Tips Meningkatkan Produktivitas Siswa Saat Pembelajaran Daring, Simak di Sini






Bantul - Era revolusi industri 4.0 identik dengan pesatnya kemajuan teknologi, utamanya internet. Penggunaan internet sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, sehingga masyarakat perlu berupaya untuk meningkatkan pemahaman tentang bagaimana menggunakan produk digital dengan penuh tanggung jawab. 

Selain itu juga mampu mengambil manfaat dan peluang dari informasi yang tersedia di internet. Pengguna internet pun harus dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan manfaat dan kegiatan yang mereka lakukan pada platform digital. Upaya ini perlu dilakukan sejak dini, terlebih kini anak-anak juga mulai menggunakan internet. 

Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua Bidang Akademik STAI Khozinul Ulum Blora, Ahmad Syaifulloh, dalam webinar literasi digital dengan tema ”Meningkatkan Produktivitas Pembelajaran Sekolah Melalui Literasi Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (18/8/2021).

Ahmad mengatakan, wabah pandemi Covid-19 membawa perubahan yang signifikan pada dunia pendidikan di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Menurutnya, perubahan yang signifikan ini adalah ditutupnya sekolah dan berpindahnya kegiatan belajar mengajar menggunakan platform digital atau online learning. 

Ahmad mengungkapkan, untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitas online learning, upaya meningkatkan literasi digital mendesak dilakukan. ”Lebih jauh lagi penguasaan literasi digital yang lebih baik diharapkan dapat meningkatkan kualitas siswa secara individu dan kualitas pendidikan nasional,” katanya. 

Adapun elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital yakni: kultural: pemahaman ragam konteks pengguna dunia digital. Lalu kognitif, yakni daya pikir dalam menilai konten. 

Kemudian konstruktif, yakni reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual. Disusul komunikatif, yakni memahami kinerja jejaring dan komunikasi di dunia digital. Selanjutnya, kepercayaan diri yang bertanggung jawab; kreatif melakukan hal baru dengan cara baru serta krisis dalam menyikapi konten, dan bertanggung jawab secara sosial. 

Ahmad Syaifulloh menambahkan, dalam konteks produktivitas pembelajaran, ada tiga unsur penting di dalamnya. Pertama, efektivitas, yang dijadikan sebagai nilai dari ketepatan dalam memilih cara untuk melakukan pembelajaran agar bisa mencapai target. 

Kedua, efisiensi, yang digunakan untuk menilai ketepatan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara menghemat sumber daya yang ada. Ketiga, kualitas, yang akan menyatakan seberapa jauh tingkat pemenuhan atas berbagai persyaratan, spesifikasi, dan tujuan pembelajaran. 

Dalam konteks pendidikan, Ahmad mengatakan, untuk menyikapi begitu maraknya pemanfaatan perangkat digital pada ranah pendidikan, Kemendikbud telah mengemasnya lewat kebijakan implementasi gerakan literasi digital sekolah (LGS). 

Terkait dengan LGS, terdapat enam kemampuan literasi dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Yakni, literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewarganegaraan. 

”Keenam literasi tersebut harus dapat dimiliki oleh setiap siswa melalui fasilitasi program kreatif dan inovatif yang diformulasikan oleh sekolah,” kata Ahmad di depan lebih dari 200 partisipan webinar. 

Lantas, bagaimana sekolah mengimplementasikan literasi digital? Langkah yang harus diimplementasikan oleh setiap pemangku kebijakan sekolah, yakni melakukan pengontrolan yang ketat terhadap siswa sehingga mereka dapat memanfaatkan perangkat digital dengan bijak, kreatif, dan bertanggung jawab.

”Pengontrolan tidak dapat dilakukan oleh sekolah semata. Tetap harus dapat dukungan dari setiap orangtua siswa dan masyarakat. Melalui langkah tersebut, siswa dapat diarahkan hanya memanfaatkan perangkat digital untuk proses pembelajaran, pencarian informasi dan hal positif lainnya,” kata dia. 

Ahmad Syaifulloh menyebut strategi untuk meningkatkan produktivitas belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya, belajar dengan menggunakan multimedia, memperbanyak diskusi. Menulis artikel atau buku, mengaplikasikan teori dalam kehidupan nyata dan mencari cara yang paling nyaman untuk belajar.

Narasumber lain, Head of Operation PT Cipta Manusia Indonesia, Rizqika Alya Anwar mengatakan, pendidikan di era digital saat ini merupakan pendidikan yang harus mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ke dalam seluruh mata pelajaran.

”Dengan berkembangnya pendidikan era digital, maka memungkinkan siswa mendapatkan pengetahuan yang berlimpah ruah serta cepat dan mudah,” ujarnya. 

Adapun kelebihan pembelajaran secara online dibandingkan dengan cara konvensional, yakni waktu dan tempat lebih efektif. Selain itu, siswa bisa langsung mengikuti proses belajar dari rumah. 

Berikutnya, siswa tidak hanya bergantung pada guru, tapi juga bisa belajar untuk melakukan riset sendiri melalui internet. Kelebihan lain, siswa otomatis dilatih untuk bisa menguasai teknologi informasi yang terus berkembang. 

”Selain itu juga menumbuhkan kesadaran pada siswa bahwa gawai bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih produktif dan mencerdaskan. Tidak hanya untuk bermain media sosial dan game,” ucapnya. 

Diskusi virtual yang dipandu oleh moderator Bunga Cinka itu juga menghadirkan narasumber Guru SMAN 1 Bantul Yanti Wijiastuji, dan dosen Prodi Ilmu Komunikasi UMY & Ketua BPC Perhumas Yogyakarta Aswad Ishak, serta Ketua MKKS Kabupaten Bantul, Ngadiya sebagai key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment