News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Sopan dan Beradab dalam Berdigital Masih Perlu Diperjuangkan

Sopan dan Beradab dalam Berdigital Masih Perlu Diperjuangkan




TEGAL : Direktur Lembaga Survei IDEA Institute Indonesia Jafar Ahmad mengungkapkan, kesopanan dan keadaban digital menjadi bagian penting yang masih perlu terus diperjuangkan guna menciptakan ruang bermedia digital yang sehat.

"Kesopanan mencakup sikap dan tindakan untuk menjaga perasaan orang lain, sedangkan keadaban memuat kesopanan disertai kesadaran untuk menghormati dan merawat kehidupan bersama," kata Jafar saat menjadi pembicara dalam webinar literasi digital bertema ”Sopan dan Beradab Berdigital di Masa Covid-19" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (10/8/2021).

Jafar mencontohkan, bagaimana gambaran sekilas keadaban digital warganet Indonesia ketika Microsoft mengumumkan tingkat kesopanan pengguna internet sepanjang 2020, termasuk negara Indonesia pada Februari 2021 lalu. Dalam laporan itu, warganet Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara, alias paling tidak sopan di wilayah tersebut dengan skor kesopanan yang memburuk ke angka 76.

"Laporan Microsoft itu berdasarkan survei yang diikuti oleh 16.000 responden di 32 negara. Sebanyak 503 responden survei berasal dari Indonesia. Penelitian dilakukan pada April dan Mei 2020, dan baru dipublikasi pada Februari 2021," tutur Jafar.

Jafar lantas mengemukakan, aspek kesantunan bahasa menjadi bagian penting dari kesopanan dan keadaban pengguna digital yang harus terus diedukasikan.

"Kesantunan berbahasa dalam unggahan media sosial nampak dalam empat hal, yakni penggunaan pronomina, penggunaan bentuk ketidaklangsungan, penggunaan kata kunci, dan penggunaan kalimat bersifat empati," imbuh Jafar.

Jafar menjelaskan, yang dimaksud kesantunan menggunakan pronomina bahwa sebuah interaksi sosial akan terjalin dengan baik jika syarat-syarat tertentu terpenuhi, salah satunya adalah kesadaran akan bentuk sopan santun. 

"Bentuk sopan santun dapat diungkapkan dengan berbagai 
hal, salah satu penanda sopan santun adalah penggunaan bentuk pronomina seperti 'Pak', 'Mas'," ujarnya.

Kesantunan juga terkait penggunaan bentuk ketidaklangsungan. Salah satu bentuk ketidaklangsungan dapat ditemukan di dalam maksud yang tersirat dalam suatu ujaran. 

"Penggunaan kalimat bersifat empati juga bentuk kesantunan bahasa. Empati di sini artinya sebagai perasaan simpati dan perhatian terhadap orang lain, khususnya untuk berbagi pengalaman atau secara tidak langsung merasakan penderitaan orang lain," tegas Jafar.

Jafar mengungkapkan, empati sebagai bentuk kesantunan karena kemampuan seseorang untuk mengerti tentang perasaan dan emosi orang lain serta kemampuan untuk membayangkan diri sendiri di tempat orang lain.

Sementara itu, Pengawas Madrasah Kantor Kemenag Kabupaten Tegal Shofar Solahudin Bisri mengungkapkan, kesantunan dan kesopanan menjadi satu bentuk indikator masyarakat yang sudah cerdas berdigital.

"Cerdas berdigital memiliki cakupan luas antara lain selalu bersikap tabayyun atau uji kebenaran, menyampaikan informasi yang benar atau bukan hoaks, tidak fitnah, tidak bullying atau perundungan, dan tidak menyebarkan kebencian melainkan hanya kemanfaatan," tegas Shofar.

Shofar membeberkan, dalam era digital ini ada harapan dan tantangan dalam menuju budaya digital yang sehat. "Kita punya harapan bersama di era digital ini kualitas SDM meningkat, makin kaya informasi, inovatif dan kreatif, dan kualitas hidup meningkat," katanya.

Namun ada juga sejumlah tantangan yang mesti dihadapi. "Tantangan itu mulai internet addiction, penyebaran hoaks dan isu disintegrasi," ujar Shofar.

Diskusi virtual yang dimoderatori  Eka Tura Johan ini juga menghadirkan dua narasumber lain, yakni konsultan media Prasidono Listiaji dan pendamping TPP Kemendes Amin Fikar serta Azeldm selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment