News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Ingin Jadi Pengguna Digital yang Santun? Perhatikan Ini

Ingin Jadi Pengguna Digital yang Santun? Perhatikan Ini




Magelang - Internet memudahkan masyarakat berpartisipasi dalam politik dan pemerintahan. Internet juga menyediakan kemudahan akses informasi resmi tentang pemerintahan dan politik. 

Hal tersebut diungkapkan oleh pengamat kebijakan publik digital, Razi Sabardi, dalam webinar literasi digital dengan tema ”Berdemokrasi yang Santun di Dunia Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Senin (9/8/2021).

“Institusi pemerintah, pejabat publik, politisi, LSM, dan lainnya saat ini terus menyediakan informasi dan pelayanan publik melalui internet. Internet telah berkembang menjadi alat yang powerful dalam aktivisme, advokasi, dan propaganda masyarakat,” kata Razi. 

Razi mengatakan, transformasi digital telah mendorong terjadinya demokrasi digital. Yakni, partisipasi dalam bentuk ekspresi indvidu maupun kelompok yang sangat mudah. Menurutnya, demokrasi digital pun bisa memunculkan konten negatif di ruang digital. 

Razi menambahkan, agar berdemokrasi secara digital bisa santun, haruslah dimulai dari diri sendiri. Ia berharap, saat pengguna digital mendapatkan konten atau informasi, sebaiknya dilakukan pengecekan terlebih dahulu kebenarannya. 

”Pahami sumbernya, Anda bisa menilai apakah itu bisa dipercaya? Bagaimana Anda tahu itu dapat dipercaya? Apakah itu sumbernya pemerintah, organisasi yang kredibel atau ada laporan berita lain,” jelas Razi. 

Razi menegaskan, pengguna media digital sebaiknya bisa memahami dan mengenali gambar atau video yang didapatkannya di dunia digital.
Di samping itu, pengguna digital juga harus mempunyai sikap kritis sebelum membuat postingan di media sosial. Jika ragu, pengguna media digital hendaknya tidak mempostingnya karena bisa jadi itu merupakan informasi yang belum dipastikan kebenarannya. 

”Jangan sembarangan meneruskan informasi,” tegas Razi. 

Razi juga menjabarkan mengenai partisipasi sehat dalam demokrasi digital yang menurutnya dibedakan dalam tiga kategori. Pertama, berinteraksi antar pengguna, yakni proses komunikasi dua arah antara pengguna terkait mendiskusikan ide, topik, dan isu dalam ruang digital pada media digital. 

Dalam hal ini, hasil yang diharapkan ialah interaksi yang sehat dan menghangatkan seperti menjalin relasi atau pertemanan pada umumnya, termasuk pula dapat mendiskusikan ide, topik, dan menghasilkan karya bersama. 

Kategori kedua yakni berpartisipasi bersama, yaitu proses terlibat aktif dalam berbagi data dan informasi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Menurutnya, proses ini berakhir pada menciptakan konten kreatif dan positif untuk menggerakkan lingkungan sekitar. 

“Kompetensi ini mengajak peserta untuk berperan dalam berbagi informasi yang baik dan melalui media sosial maupun kegiatan berkomunikasi daring lainnya,” kata Razi. 

Sedangkan kategori ketiga, yakni berkolaborasi bersama, yang merupakan proses kerja sama antar pengguna digital untuk memecahkan masalah bersama. ”Kompetensi ini mengajak peserta untuk mendistribusikan informasi yang jujur, akurat dan etis, berkerja sama dengan kelompok masyarakat,” pungkas Razi. 

Narasumber lainnya, Social Media Communication PT Cipta Manusia Indonesia Annisa Choiriya Muftada mengatakan di ruang digital, ada beberapa kelompok yang mampu memberi pengaruh ke pengguna lainnya. 

Beberapa di antaranya yakni generasi muda, yang berani berinovasi, tertarik mencoba hal baru, dan trendsetter. Kemudian pengguna internet yang menjadi penghubung secara sosial, atau kontibutor konten di dunia digital. 

Menurut dia, pengguna internet juga perlu memiliki digital skill, yakni kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta sistem operasi digital mulai dari website, hingga beragam aplikasi di smartphone.

Annisa juga membeberkan beberapa tips dalam bermedia sosial yang harus diperhatikan. Misal, menggunakan identitas asli, memiliki toleransi mengingat bahwa seluruh pengguna digital memiliki banyak budaya dan sudut pandang. 

”Hidup di media sosial, semua orang bebas berpendapat. Namun harus mengikuti aturan yang berlaku. Jangan menimbulkan konflik, perpecahan atau ancaman. Selain itu juga sampaikan dengan bahasa yang baik, sopan, dan santun, serta banjiri dengan konten yang positif,” sebut Annisa.

Diskusi virtual dengan moderator Dannys Citra itu juga menghadirkan narasumber: mantan Ketua KPU Kabupaten Magelang periode 2009-2014 Majidun, dan Ketua Bawaslu Kabupaten Magelang 2018-2023 Habib Shaleh, serta News Anchor RCTI, Shafinaz Nachiar selaku key opinion leader. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment