Ingat, Bangsa yang Besar Akan Bertahan karena Pemuda yang Gerakkan Perubahan
Surakarta, - Generasi muda merupakan generasi yang memiliki kemampuan, semangat tinggi dan memiliki wawasan yang lebih luas untuk mengembangkan dan memajukan negara. Bahkan untuk mencapai sebuah revolusi dari suatu bangsa biasanya didobrak oleh generasi muda.
Tanpa adanya generasi muda, bangsa Indonesia akan kesulitan dalam mencapai perubahan. Sebaliknya akan mudah mengalami kehilangan identitas. Karena pemuda pada masa modern ini berpotensi untuk melahirkan karya-karya, inovasi dan semangat juang yang sangat tinggi demi memajukan bangsa dan negara.
”Perkembangan teknologi digital yang cepat di Indonesia harus dibarengi dengan kehati-hatian dalam menerima dan memanfaatkannya, karena selain memiliki sisi positif dunia digital juga membawa serta sisi negatifnya,” tutur staf pengajar UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Desyanti Suka Asih pada webinar literasi digtal yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (18/8/2021).
Dalam diskusi virtual bertajuk ” Menjadi Generasi Muda yang Cakap Digital dan Bijak di Dunia Maya” itu, Desyanti menyinggung banyaknya pemuda yang tak berhati-hati dan kurang membatasi diri dalam menggunakan teknologi sehingga mengarah pada perbuatan negatif dan membuatnya menjadi kecanduan.
”Ingat, sebuah bangsa yang besar akan bertahan karena pemuda yang menggerakkan perubahan dan melakukan kegiatan positif untuk kehidupan masyarakat di suatu negara,” ujar Desyanti kepada lebih dari 1.000 partisipan webinar.
Sebagai salah satu kelompok yang paling berpengaruh di ruang digital, lanjut Desyanti, generasi muda didorong untuk selalu menerapkan literasi digital ketika berselancar di internet. Kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. ”Agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” tegas Desyanti.
Narasumber lain pada webinar ini, pegiat sosial Kota Surakarta Sumartono Hadinoto mengatakan, pandemi Covid-19 membuat masyarakat lebih terhubung ke internet. Menurut Kominfo, pengguna internet di Indonesia naik menjadi 73,7 persen atau berjumlah 196,7 juta jiwa, naik 25,5 juta jiwa selama pandemi dan mayoritas kenaikan pengguna berasal dari rentang umur 6-20 tahun.
”Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda makin cakap digital dan akan menjadi kontribusi nyata untuk Indonesia dalam rangka merayakan 76 tahun kemerdekaan,” kata Sumartono.
Menurut Sumartono, budaya digital merupakan hasil olah pikir, kreasi dan cipta karya manusia berbasis teknologi internet. Perkembangan budaya digital sangat ditentukan oleh penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
”Aktivitas menggunakan medsos, berbelanja online, melakukan pembayaran digital, pendidikan online hingga WFH merupakan praktek digital culture,” jelas Sumartono.
Salah satu manfaat penggunaan internet, lanjut Sumartono, ialah makin mudahnya berhubungan dengan kaum diaspora, utamanya untuk kepentingan kerja sama yang lebih maksimal, memupuk kebhinnekaan, dan saling mengisi di samping bertukar informasi.
Sumartono juga bepesan agar anak muda lebih bijak bermedia sosial dan berhati-hati karena yang dibagikan akan menjadi konsumsi publik. ”Kemudian, pastikan informasi yang kita terima, saring sebelum sharing, jangan menjadi 'sumbu pendek' dan mudah terprovokasi, serta stop menyebarkan hal-hal yang bersifat pribadi,” pesan Sumartono.
Webinar yang dipandu moderator Dwiky Nara itu, juga menghadirkan narasumber Ibnu Novel Hafidz (creative entrepreneur), Ahyani (Sekretaris Daerah/Ketua Kwarcab Pramuka Kota Surakarta), dan Shafinaz Nachiar (News Anchor RCTI) selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment