News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Go Digital, Jalan Ninja UMKM Bertahan di Masa Pandemi

Go Digital, Jalan Ninja UMKM Bertahan di Masa Pandemi



Brebes – Mobilitas yang terbatas membuat aktivitas ekonomi menurun. Karena itu, beralih ke cara-cara digital dirasa menjadi langkah tepat untuk bisa bertahan di situasi pandemi Covid-19. Itulah antara lain isu yang  hangat dibahas dalam webinar literasi digital gelaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin (30/8/2021). Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Nasional Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang dilaksanakan untuk mendukung percepatan transformasi digital di Indonesia. 

Dipandu oleh kreator konten Mafin Rizqi, diskusi virtual ini diisi oleh empat narasumber: Yoshe Angela (social media specialist), Muhammad Mustafid (Ketua LPPM UNU Yogyakarta), I Komang Sumerta (dosen Universitas Ngurah Rai), dan Suharti (LP3M UNU Yogyakarta). Selain mereka, hadir pula Clarissa Christabel (entrepreneur) sebagai key opinion leader. Masing-masing narasumber menyampaikan materi diskusi dengan pendekatan empat pilar literasi digital: digital ethics, digital culture, digital skills, dan digital safety. 

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kata sambutan di awal diskusi virtual ini antara lain mengatakan, transformasi digital telah mengubah tatanan pola hidup dengan cepat. Oleh sebab itu, masyarakat harus cepat beradaptasi dengan menyelami lebih dalam lagi dunia digital. Bukan sebagai tempat hiburan saja, tetapi juga untuk menyebarkan hal-hal positif, serta tidak memperkeruh dengan hal-hal negatif. 

Mengawali paparan, Muhammad Mustafid menjelaskan, sejak pandemi perkembangan digital marketing meningkat cukup tinggi. Namun go digital bukan berarti tanpa hambatan, dan digital marketing tidak semudah yang dibayangkan. Sebab, ia membutuhkan branding di media sosial, membutuhkan kecakapan content marketing dan video production, perlu memahami SEO untuk meningkatkan pencarian produk. 

Sedangkan kemampuan literasi digital masih terbilang rendah, akses pelatihan digital marketing juga terbatas, dan butuh peningkatan inovasi produk untuk bisa bersaing. 
Selain meningkatkan kemampuan literasi digital, pelaku UMKM juga perlu menyadari dan memahami keamanan digital ketika memutuskan untuk masuk ke pasar digital. 

Proteksi perangkat digital dan identitas digital perlu ditingkatkan agar terhindar dari penipuan digital. Yakni dengan memproteksi perangkat dengan kata sandi yang kuat, mengaktifkan keamanan ganda, memasang antivirus, back up data dan enkripsi data full disk. 

“Sebagai pelaku UMKM, pengamanan identitas akun digital juga penting. Salah satunya dengan membedakan email akun bisnis dan pribadi serta tidak menampilkan informasi rahasia pada akun jualan. Sebab, informasi berlebihan dapat berpotensi menimbulkan tindak kejahatan digital. Menghindari transfer atas nama rekening pribadi, merahasiakan OTP dan selalu gunakan aplikasi atau website resmi,” jelas Mustafid. 

Sementara itu, dari sisi digital culture, Suharti menjelaskan bahwa inovasi, kewirausahaan dan teknologi dalam transaksi ekonomi menghadirkan teknopreneur atau wirausaha digital. Mereka adalah wirausaha yang tidak hanya bermodalkan satu atau dua kemampuan teknologi, tetapi juga peka terhadap inovasi teknologi dengan ide kreatifnya.

“Dengan go digital, pelaku UMKM dapat memperluas jangkauan pangsa pasar, mempercepat proses bisnis, informasi didapat dengan lebih cepat, pemasaran produk pun menjadi lebih mudah dan hemat biaya,” jelas Suharti. 

Sayangnya, belum semua warga masyarakat mampu menggunakan internet untuk memasuki era digital, serta pengetahuan untuk menjalankan usaha secara online masih belum merata. Namun, dengan belajar dan beradaptasi dengan kebiasaan baru, masyarakat hendaknya juga memahami budaya di ruang digital, serta berpartisipasi dan kolaborasi untuk memproduksi dan mendistribusikan budaya di ruang digital. 

“Sebagai masyarakat Indonesia, kita perlu mendorong perilaku mencintai produk Indonesia, yakni memproduksi dan mengonsumsi produk dalam negeri sebagai bentuk promosi budaya lokal. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan peningkatan kualitas produk, serta inovasi dan kreasi untuk mengisi marketplace dengan produk dalam negeri,” ujar Suharti, memungkas paparan. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment