News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Seminar Dies Natalis #37, Rektor ISI Yogyakarta: Dunia Pendidikan Perlu Ubah Strategi Hadapi Pandemi

Seminar Dies Natalis #37, Rektor ISI Yogyakarta: Dunia Pendidikan Perlu Ubah Strategi Hadapi Pandemi

 

Seminar “Seni dan Kehidupan Normal Baru” dalam rangka Dies Natalis ke 37 ISI Yogyakarta Kamis (8/7).

WARTAJOGJA.ID: Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum mengungkapkan di masa pandemi Covid-19 yang serba membatasi berbagai aktivitas, dunia pendidikan tinggi kesenian dituntut memaksimalkan berbagai perangkat teknologi ke segenap aspek pembelajarannya mulai hulu sampai ke hilir.

“Lebih khusus untuk pendidikan tinggi seni seperti ISI Yogyakarta, di dalamnya perlu ada perubahan-perubahan yang harus dilakukan seperti penyiapan instrumen pembelajaran yang baru,” kata Agus Burhan di sela seminar bertajuk “Seni dan Kehidupan Normal Baru” dalam rangka Dies Natalis ke 37 ISI Yogyakarta Kamis 8 Juli 2021.

Dalam seminar yang mengusung tema “Kebangkitan Seni di Era New Normal” itu, Burhan mengungkap kurikulum yang ada saat pandemi ini sebagian besar kontennya masih untuk melayani dunia seni yang sifatnya masih manual.

“Nah ini juga harus berangsur-angsur diubah. Itu kita padukan dengan konten-konten yang bisa untuk mempersiapkan calon seniman, calon-calon ahli-ahli tata kelola seni menguasai konten-konten bermuatan teknologi digital,” kata dia.

Burhan menambakan pandemi Covid-19 ini membuat insan pendidikan seolah ‘mendadak online’. Transformasi cepat ini langsung memilah sumber daya manusia (SDM) yang ada, mana yang lebih cepat adaptasi mana yang tidak.

“Kalau SDM-SDM yang masih muda generasi milenial itu dengan cepat mereka berubah tetapi yang yang sepuh-sepuh ini kan tidak, mereka pasti tergagap-gagap,” kata dia.

Oleh sebab itu, satu dampak positif dari panddemi ini memaksa semua SDM tanpa kecuali untuk memakai teknologi dalam menghadapi berbagai persoalan.

“Kita bangun bersama-sama dalam berbagai aspek dunia seni yang mendukung baik pelaku maupun pendukung-pendukung yang baik,” kata dia.

Seminar nasional Dies Natalasi ke 37 ISI Yogyakarta dilaksanakan secara daring dengan menggunakan zoom meeting dan live streaming melalui kanal Youtube ISI Yogyakarta pada tanggal 7 Juli 2021, pukul 09.00 - 12.00 WIB.

Seminar nasional ini diikuti oleh seniman, dosen, mahasiswa pendidikan tinggi seni dan masyarakat  yang berjumlah 500 peserta.

Bagi peserta yang tidak dapat mengikuti seminar melalui Zoom Meeting dapat mengikuti seminar dengan via kanal Youtube ISI Yogyakarta.

Seminar nasional ini diselenggarakan sebagai respon dunia pendidikan tinggi seni terhadap masa pandemi yang belum juga berakhir dan masyarakat yang memasuki kehidupan normal baru. Apakah seniman dan lembaga pendidikan seni mampu menuju “normal baru”? Mampukah kita bersama-sama bersepakat tentang kehidupan “normal baru” tersebut? Serta seberapa besar kesenian dapat dipakai sebagai sarana menuju kehidupan pandemi dan “normal baru”? atau jangan-jangan sesungguhnya kita telah memasukinya secara alamiah?

Acara seminar nasional ini dimulai dengan sambutan Ketua Panitia Dies Natalis ke 37 ISI Yogyakarta, penyampaian keynote speaker oleh Rektor ISI Yogyakarta Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum.

Seminar nasional dalam rangka memperingati dies natalis ISI Yogyakarta ini, menghadirkan 3 narasumber yaitu Dr. Miroto (Staf Pengajar ISI Yogyakarta), Tommy F. Awuy (Filsuf & Staf Pengajar Universitas Indonesia), dan Garin Nugroho (Pengamat budaya/seni) serta dipandu oleh moderator Dr. Mikke Susanto, MA (Staf Pengajar& Koordinator Seminar Dies Natalis ISI Yogyakarta ).

Narasumber pertama, Dr. Miroto menyapaikan makalah berjudul Tari Virtual: Akankah Menjadi New Normal di Lingkungan Akademis?. melalui makalah ini pembicara pertama mencoba mendeskripsikan apakah tari virtual akan  menjadi new normal di lingkungan akademi. Narasumbe kedua, Tommy F. Awuy  menyampaikan bahwa aspek teknologi yang hadir di masyarakat dan teknologi sebagai pencapaian manusia yang sulit ditolak walaupun banyak yang menolak. Teknologi mengubah tatatan nilai masyarakat , peradaban dan mental masyarakat. Narasumber terakhir Garin Nugroho mencoba mendeskripsikan berbagai aktivitas berkesenian yang dilakukan oleh berbagai komunitas baik dalam maupun luar negeri dan sangat patuh pada protokol kesehatan pada masa pandemi.

Semoga dengan seminar ini mampu memberikan jawaban bahwa lembaga pedidikan seni mampu menuju normal baru dan  kesenian dapat dipakai sebagai sarana menuju kehidupan pandemi dan “normal baru”.  (Cak/Rls)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

1 comments: