News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Perubahan Budaya Digital, Dari Terpaksa Menjadi Terbiasa

Perubahan Budaya Digital, Dari Terpaksa Menjadi Terbiasa




Kendal - Di masa pandemi pemerintah selain memprioritaskan kesehatan juga berusaha memulihkan ekonomi, salah satunya dengan mengajak masyarakat menggunakan teknologi digital. 

Tema diskusi tersebut dipaparkan dalam webinar literasi digital yang dipandu oleh Ayu Perwari pada 22 Juni 2021. Kegiatan ini merupakan rangkaian program nasional literasi digital yang dicanangkan Presiden Joko Widodo dalam mendukung percepatan transformasi digital menuju masyarakat yang cakap bermedia digital. 

Kegiatan yang diselenggarakan untuk masyarakat Kabupaten Kendal itu menghadirkan pemateri: Aidil Wicaksono (Kaizen Room), A. Zulchaidir Ashary (Kaizen Room), Imaduddin Indrissobir (praktisi komunikasi), Edy SR (brandpreneur), serta key opinion leader Reni Risty (presenter tv). Para pemateri masing menyampaikan tema diskusi berkaitan dengan pilar literasi digital: digital culture, digital skill, digital ethics, dan digital safety. 

Aidil Wicaksono dalam kesempatan itu mengatakan, pertumbuhan UMKM meningkat selama pandemi Covid-19, namun sayangnya peningkatan itu tak sebanding dengan mereka yang mulai menggunakan sistem daring. Kondisi pandemi ini seharusnya menjadi kesempatan bagi para pelaku UMKM untuk go digital mengingat ruang aktivitas masyarakat dibatasi. 

Pelaku bisnis perlu beradaptasi ke budaya baru dengan sistem pelayanan baru. Sebab dengan layanan digital dapat menurunkan biaya operasional, meningkatkan produktivitas dan fleksibilitas kerja, Informasi bisa tersebar dengan jangkauan lebih luas, serta transaksi digital yang memudahkan dan menjadi pilihan utama. 

"Perubahan ke era digital juga memudahkan pengguna dalam mendapatkan informasi, media yang bervariasi membuat pengguna mudah terhubung satu sama lain, pengguna internet juga mendapatkan benefit lebih dari hasil pencarian yang dilakukan," jelas Aidil kepada peserta webinar. 

Namun seiring dengan adanya perubahan itu ada juga hambatannya. Kalau mengutip dari McKinsey hambatan tertinggi dari transformasi adalah budaya dan tantangan perubahan perilaku masyarakat. Sedangkan kultur dalam bermedia digital menjadi prasyarat dalam transformasi digital karena penerapan budaya digital lebih condong kepada bagaimana mengubah pola pikir agar dapat beradaptasi dengan perkembangan digital. Sederhananya, transformasi digital membuat yang tadinya terpaksa menjadi terbiasa hingga mewujud sebagai budaya.

"Untuk mewujudkan kultur digital maka diperlukan mindfulness communication antar warganet. Yaitu komunikasi dengan melibatkan peran prinsip-prinsip perhatian dalam berinteraksi dengan sesama. Budaya komunikasi digital itu pengguna harus cakap paham dalam menerima informasi, cakap produksi dan distribusi konten positif, serta cakap berpartisipasi dan berkolaborasi menciptakan ruang digital yang positif penuh kebaikan."

Lebih sederhananya, saat beradaptasi di era digital, masyarakat diharapkan mampu menumbuhkan pola pikir untuk bertumbuh dan berkembang. Mindset di mana kalau kita jatuh akan bangun lagi, kalau gagal coba lagi, dan menjadikan hambatan sebagai tantangan untuk menjadi lebih baik lagi.

Sementara itu dari sisi keamanan digital, A. Zulchaidir Ashary menjelaskan, individu atau pengguna teknologi, informasi, dan komunikasi digital mampu mengenali, mempolakan, menganalisis dan meningkatkan keamanan digital. Keamanan digital diperlukan sebab di era teknologi yang semakin canggih, ancaman kejahatan digitalnya juga ikut menyertainya. 

Di sektor ekonomi bahkan banyak ditemui kasus-kasus kejahatan digital, salah satunya yang paling tinggi adalah penipuan. Dari kasus terlapor selama 2019 hingga 2020 tercatat ada 1.617 penipuan, dengan total aduan 1.566 ke patroli siber. Sehingga kemampuan menjaga keamanan digital wajib hukumnya dikuasai. 

"Kalau mengutip dari Gojek dengan menerapkan tips JAGA. Jangan asal transfer uang ke siapa pun, amankan data yang bersifat pribadi (NIK, password, OTP), gunakan identifikasi dan adukan hal yang mencurigakan," jelas Zulchaidir.  

Cara lain agar aman berinternet juga dengan membiasakan agar selalu logout dari  jejaring media sosial. Mengaktifkan pengaturan privasi pada akun pribadi dengan membuat kata sandi yang cukup kuat. Menjelajah situs yang legal dan terpercaya, jangan asal klik tautan tak dikenal yang mungkin bisa membuat data kita dicuri. 

Selain itu membiasakan menghapus history penelusuran dan meminimalkan menggunakan jaringan publik. Jaringan publik rawan disusupi, jika tidak waspada mungkin saja akun kita diretas, data pribadi dicuri dan disalahgunakan. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment