News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Literasi Digital dan Kiat Sukses Belajar Secara Online

Literasi Digital dan Kiat Sukses Belajar Secara Online




Rembang - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kembali menyelenggarakan webinar literasi digital untuk masyarakat Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kali ini membahas tema "Sukses Belajar Online dengan Kemampuan Literasi Digital", Senin (26/7/2021). 

Literasi digital merupakan program nasional pemerintah RI untuk mendukung percepatan transformasi digital dan menciptakan sumber daya digital yang cakap di era digital. Adapun literasi digital yang tengah disosialisasikan terangkum dalam empat pilar, yakni digital culture, digital skill, digital safety, dan digital ethics. 

Pada diskusi virtual kali ini Fernand Tampubolon memandu acara dengan menghadirkan pemateri yang handal pada bidangnya. Yakni, Fauzan (dosen UPN Yogyakarta), Ahmad Sururi (dosen Universitas Serang Raya), Muhammad Akid Aunulhaq (pimred Semangatrakyat.com), Ryan Sugiarto (dosen Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa Yogyakarta). Juga hadir dalam webinar kali ini DJ Devina (produser) sebagai key opinion leader. 

Fauzan saat memaparkan pilar digital culture kaitannya dengan belajar secara online mengatakan, literasi digital penting dikuasai di tengah arus perubahan yang semakin cepat dan masif. Literasi digital tidak hanya kemampuan dalam menggunakan teknologi tetapi juga kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi. 

"Literasi digital merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh pengguna internet, khususnya generasi milenial dan generasi muda. Yakni bagaimana kita menggunakan teknologi, informasi, dan komunikasi untuk hal-hal yang positif, untuk belajar. Juga bagaimana mengembangkan literasi digital menjadi kreatif juga kritis dalam menyikapi konten," terang Fauzan. 

Sedangkan budaya digital  merupakan konsep yang menggambarkan teknologi dan internet secara signifikan membentuk cara berinteraksi, berperilaku, berpikir dan berkomunikasi. Salah satu contohnya adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara daring. Kegiatan belajar mengajar telah berubah dari metode dengan interaksi secara tatap muka bergeser ke ruang virtual. 

"Hal ini menunjukkan bahwa perangkat lunak seperti Facebook, Instagram, Twitter, Whatsapp; juga piranti komunikasi seperti gawai, laptop, komputer, serta ketersediaan akses internet menjadi kebutuhan pokok untuk terkoneksi setiap saat." 

Selain belajar online dengan pendampingan guru, lanjut Fauzan, murid atau peserta didik juga perlu meluangkan waktu untuk belajar mandiri dengan memanfaatkan teknologi digital. Tipsnya adalah membuat jadwal belajar mandiri, menyiapkan ruang belajar yang nyaman, menyiapkan piranti belajar, menggunakan sumber online terpercaya untuk mencari referensi materi, fokus dalam belajar dan membuat catatan. 

"Yang penting adalah perlu disadari ada perubahan teknologi yang mengubah perilaku kita. Bagaimana menciptakan agar proses belajar itu menyenangkan. Transformasi sudah terjadi, kita tinggal mengikutinya dengan memanfaatkan hal positif di dalamnya," ujar Fauzan menutup pemaparannya. 

Menyambung diskusi, Ahmad Sururi menjelaskan, masyarakat khususnya pendidik dan peserta didik memerlukan tiga kemampuan digital sebagai salah satu kiat sukses belajar online. Yakni, keterampilan mengakses informasi dan ilmu pengetahuan, kemampuan melakukan seleksi dan verifikasi juga kemampuan berpartisipasi dan berkolaborasi. 

"Kemampuan mengakses informasi adalah mampu menelusuri sumber informasi baik berupa kata kunci, audio visual, informasi singkat, dan informasi yang berafiliasi dengan ilmu pengetahuan.  Mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi digital yang dibarengi self control untuk menghindari informasi negatif seperti hoaks, misinformasi, disinformasi dan malinformasi. Juga partisipasi dan kolaborasi antara orangtua, sekolah, dan siswa dalam menciptakan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan," jelas Sururi. 

Menurutnya, sukses belajar online adalah mampu beradaptasi terhadap perubahan cara belajar yang semula secara verbal, visual, hafalan, dan simbolik bergeser ke digital.  Kecakapan dan dukungan sarana belajar juga lingkungan yang nyaman untuk belajar. 

"Meskipun masih banyak kendala dalam pelaksanaan pembelajaran secara online karena kondisi setiap siswa dan infrastruktur digital yang belum sempurna, namun pembelajaran secara online tetap harus dilakukan," pungkasnya. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment