News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Lindungi Data Pribadimu, Jangan Sampai Diperjualbelikan

Lindungi Data Pribadimu, Jangan Sampai Diperjualbelikan




SUKOHARJO – Ancaman kebocoran data dalam konteks keamanan digital di Indonesia semakin santer mencuat belakangan terakhir. Dugaan kebocoran data digital bahkan ditengarai sudah terjadi pada beberapa perusahaan maupun lembaga pemerintahan di Tanah Air. 

Pada Juni 2021 lalu misalnya, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri kembali mengusut kasus dugaan kebocoran data 279 juta nasabah BPJS Kesehatan yang diduga telah dijual ke salah satu situs di mana data itu mencakup nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, hingga alamat.

“Dari sekian banyak ancaman kejahatan cyber yang biasa atau paling sering terjadi pencurian identitas data pribadi,” ujar penulis lepas Aditia Purnomo dalam webinar literasi digital bertajuk “Etika Pelayanan Dalam Berbisnis Digital ” yang dihelat Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, 18 Juni lalu. 

Dalam webinar yang menghadirkan narasumber Arie Sujito (dosen Sosiologi UGM), Fadjarini Sulistyowati (dosen STPMD APMD Yogyakarta), Iqbal Aji Daryono serta dipandu Dimas Satria serta Jonathan Jorenzo selaku key opinion leader itu, Aditia mengatakan dari sekian banyak ancaman ini, ada ancaman kejahatan lain yang bahkan bisa berdampak pada pembunuhan atau juga penculikan.

Untuk bisa menghindari ancaman dunia digital ini, Aditia mengatakan perlunya mengupayakan keselamatan ruang digital dari terhadap risiko. Apa langkah-langkah yang bisa dilakukan ?

“Pertama, mengamankan akun media sosial ataupun lainnya yang telah Anda buat. Ini perlu dilakukan terutama ketika Anda mengakses akun dari akses wifi publik,” kata Aditia. 

Jika menggunakan perangkat komputer kantor sebaiknya pastikan akun Anda benar-benar logout atau keluar ketika sudah tidak lagi menggunakannya. 

“Dari hal sepele ini pencurian data bisa dilakukan. Karena di akses wifi publik atau kantor bahkan warnet, orang lain bisa mengakses apa yang ada dalam komputer atau gadget Anda,” ujar Aditia. 

Bayangkan jika dalam perangkat itu digunakan aplikasi perbankan, maka akan mudah diretas. “Dengan mengaktifkan pengaturan privasi di akun pribadi untuk media sosial juga menjadi faktor penting untuk melindungi data diri Anda. Manfaatkan fitur ini,” jelas Aditia. 

Lalu, upayakan menggunakan password lebih rumit. Jangan menggunakan angka 1, 2, 3, sampai 10 berurutan atau kombinasi tanggal lahir.
“Sebisa mungkin juga tak ada teman yang memiliki akses terhadap akun media sosial Anda."

Benahi alamat email atau nomor ponsel yang digunakan untuk berjaga sehingga nantinya ketika Anda konfirmasi tetap aman. Jangan lupa hapus password yang tersimpan di browser karena penyimpanan di browser ini tidak memiliki perangkat yang cukup kuat dan tidak memiliki algoritma yang cukup kuat,” lanjut Aditia.

Aditia menyarankan menyimpan password di aplikasi password manager atau aplikasi yang lebih kuat untuk dibobol oleh hacker. Penggunaan wifi publik untuk akses internet sangat rawan karena bisa digunakan oleh banyak orang. Ada pihak-pihak yang bisa mengakses jaringan yang sama kemudian bisa mengambil data yang tersimpan di laptop atau browser yang sedang digunakan. 

Aditia mengingatkan penting bagi orangtua tak asal membagikan foto anak-anaknya di media sosial. Cukup banyak kasus dari foto dan video anak yang tampak sedang pulang sekolah, aktvitas di rumah bisa jadi bahan orang jahat untuk sumber informasinya. 

“Mereka yang punya niatan buruk atau tidak baik bisa mendapatkan hal-hal yang Anda bagikan di internet atau media sosial untuk mempelajari bagaimana perilaku Anda atau anak anda di kehidupan sehari-hari untuk kemudian melancarkan rencana jahatnya,” papar Aditia.

Terpisah, narasumber Fadjarini Sulistyowati mengatakan, dalam melakukan bisnis apa pun sebetulnya semua tetap mendasarkan pada etika yang sama. 

“Bagaimana agar bisnis itu terus berjalan, berlandaskan pada semangat saling menguntungkan, tidak menyakiti satu sama lain dan juga akan memberikan kemanfaatan bagi semua orang,” kata Fadjarini. 

Menurutnya  saat ini lebih dari 100 juta pengguna internet Indonesia punya alasan utama bahwa menggunakan media internet ini untuk kegiatan sosial. “Interaksi sosial secara digital ini terus tumbuh, mulai game online hingga belanja online juga merambah pada pendidikan online di mana semua memiliki etika masing-masing yang harus ditaati,” jelas Fadjarini.

Sebagaimana wilayah lain, di Kabupaten Sukoharjo, Kementerian Kominfo juga akan menggelar serangkaian kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021.

Serial webinar ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa.

Warga masyarakat diundang untuk bergabung sebagai peserta dan akan terus memperoleh materi pelatihan literasi digital dengan cara mendaftar melalui akun media sosial @siberkreasi. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment