News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Konten Digital: Antara Hak Cipta dan Etika

Konten Digital: Antara Hak Cipta dan Etika





KEBUMEN: CEO Marc Indonesia Anang Putra Darmawan mengatakan, bobot sebuah konten menjadi hal paling menentukan dalam sebuah rantai digital marketing.

Jika konten yang dibuat buruk atau tak mengena sasaran pasar yang dituju, bisa jadi pertanda berakhir pula nasib produk yang dipasarkan itu.

"Konten mau tak mau harus dibuat semenarik mungkin. Pada era bisnis saat ini, content marketing telah menjadi kebutuhan sebuah brand modern sekaligus kunci dari suksesnya sebuah kampanye pemasaran digital," kata Anang saat berbicara sebagai narasumber dalam webinar literasi digital bertajuk "Konten Digital: Hak Cipta dan Etika" yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Rabu (21/7/2021).

Anang membeberkan, di balik setiap produk yang hebat ada banyak konten yang bagus dan relevan yang menghubungkan antara perusahaan dan audiens. 

Konten pun, ujar Anang, sangat beragam jenisnya. Mulai dari konten hiburan, liburan, video viral, meme, inspirasi, motivasi, gambar indah, quote, kisah menyentuh, tips & trick, video tutorial hingga konten polling.

"Silakan pilih jenis konten yang benar-benar sesuai pasar sasaran. Sebab, kalau target pasar konten itu tertarik dan menilai sesuai kebutuhan mereka, akan ada feedback. Makin bernilai konten itu konsumen semakin percaya," tutur Anang dalam webinar yang juga menghadirkan narasumber Saga Igranegara (Kadin DIY), Gilang Jiwana Adikara (dosen UNY) dan Solahudin (Ketua Pergunu Kebumen) itu.

Lantas bagaimana cara membuat konten yang menarik? Anang Putra Darmawan membeberkan sejumlah tips.

"Tentukan tujuannya dulu, kenapa membuat konten," ujar dia. Jika sudah, kenali target pelanggan atau calon konsumen dari produk yang ditawarkan.

Selanjutnya, jangan malas lakukan riset terhadap hal yang sedang trending topic. "Fokuslah pada benefit atau manfaat, bukan feature," tukas Anang. 

Anang juga menyarankan pentingnya mempersiapkan bahan untuk content. Baik foto produk atau copywriting yang menjual. "Jangan lupa benchmark kepada pesaing dan lakukan paraphrase," cetusnya. 

Anang menambahkan, foto atau video yang bagus bukan satu-satunya kunci pemasaran digital. Karena ada satu bagian yakni copywriting yang memberi narasi untuk audiens yang penting diperhatikan.

"Copywriting sebagai seni sekaligus ilmu pengetahuan dalam memilih dan merangkai kata-kata baik tertulis atau lisan yang membuat orang melakukan tindakan yang kita inginkan. Maka, copywriting memang sangat penting demi kesuksesan secara online di era digital," jelas Anang.

Copywriting, sambung Anang, dapat dipecah ke dalam sejumlah elemen yang menjadi bagian anatomi utamanya. Mulai dari headline (judul)
offer (penawaran), alasan, bonus, testimoni, garansi, dan call to action.

Narasumber lain, Saga Igranegara dari Kadin DIY dalam kesempatan itu mengungkapkan pentingnya pelaku usaha dalam membranding produknya lebih berhati-hati agar tidak tersandung persoalan hak cipta.

Ia memberi satu contoh beberapa waktu lalu di media sosial sempat geger dugaan pencurian karya terhadap seorang font designer Indonesia, di mana karya desain font miliknya tanpa seizin dirinya tiba-tiba muncul dalam kemasan desain sebuah merek produk minuman perusahaan luar negeri.

"Hak cipta ini menjadi hal sangat krusial karena bisa mengarah ke ranah hukum jika terjadi pencurian," kata Saga.

Agar tak tersandung persoalan hak cipta, Saga pun menjelaskan pelaku usaha atau bidang kreatif memgenali yang disebut creative commons atau kesepakatan kreatif yang di dalamnya memuat empat elemen lisensi pokok. 

Pertama, soal Atribusi (BY) yang berarti pencipta karya meminta pengguna untuk mencantumkan atribusi jika mereka mempergunakan hasil karya mereka. Kedua, NonKomersial (NC) berarti pencipta karya melarang penggunaan karya mereka untuk tujuan komersial. 

Ketiga, TanpaTurunan (ND) berarti pencipta karya melarang menggubah, mengubah, atau membuat turunan dari karya mereka, dan terakhir BerbagiSerupa (SA) berarti pencipta karya meminta pengguna karya mereka untuk mempergunakan jenis lisensi yang sama dengan karya mereka yang lain.

Sebagaimana wilayah lain, di Kabupaten Kebumen, Kementerian Kominfo juga akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021.

Serial webinar ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa.

Warga masyarakat diundang untuk bergabung sebagai peserta dan akan terus memperoleh materi pelatihan literasi digital dengan cara mendaftar melalui akun media sosial @siberkreasi. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment