News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Ketua Srikandi Pemuda Pancasila Yogya Murka Satpol PP Gowa Aniaya Perempuan

Ketua Srikandi Pemuda Pancasila Yogya Murka Satpol PP Gowa Aniaya Perempuan


Ketua Srikandi Pemuda Pancasila Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Yuni Astuti (ist)

WARTAJOGJA.ID : Ketua Srikandi Pemuda Pancasila Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Yuni Astuti ikut murka melihat video viral personel Satpol PP di Gowa yang tega menganiaya suami istri pemilik warung dalam operasi PPKM Darurat di wilayah itu pada Rabu (14/7) lalu. 

Dalam video viral itu, tampak anggota  Satpol PP Gowa tampak memukuli istri pemilik kafe yang dikabarkan sedang hamil tanpa belas kasihan sehingga membuat banyak pihak meradang.

"Aksi kekerasan yang dilakukan Satpol PP itu benar benar tidak mencerminkan sosok abdi negara,  apalagi arogansi itu dilakukan pada seorang perempuan yang sedang hamil," ujar Yuni Astuti Sabtu (17/7/2021).

Ketua Dewan Pembina Indonesia Karate-Do (Inkado) itu mengatakan, sebagai seorang abdi negara, seharusnya Satpol PP mengedepankan langkah-langkah persuasif dalam menjalankan tugasnya. 

"Sekarang sudah tak lagi zamannya abdi negara atau aparat negara berlaku arogan dan sewenang-wenang kepada masyarakat," ujar Ketua Perindo DIY ini.

Yuni mengaku tak rela dan sangat menyayangkan aksi kekerasan kepada masyarakat itu, lebih-lebih terjadi kepada seorang perempuan terjadi lagi. Baginya, dalam situasi apapun, tak pantas seorang perempuan diperlakukan sedemikian rupa.

"Kami mendesak kasus kekerasan seperti ini tak dibiarkan, harus diproses hukum hingga tuntas. Jangan dibolak-balik isunya. Katanya perempuan yang dipukul berbohong karena tidak hamil. Mau hamil tidak hamil perempuan harus tetap dilindungi," tegas satu-satunya perempuan yang menjabat sebagai ketua partai politik di wilayah DIY itu.

Yuni Astuti yang sempat viral karena bagi-bagi uang dari atas mobil Hummer ini menuturkan bahwa pendekatan dengan arogansi kekuasaan di masa PPKM Darurat tidak tepat dilakukan. 

Di masa PPKM Darurat, sambung Yuni Astuti, masyarakat sudah susah situasi hidupnya karena berbagai pembatasan yang dibuat pemerintah. Sehingga jangan sampai lagi dibuat susah dengan penertiban-penertiban yang berbau kekerasan dan arogansi seperti itu. 

"Model-model penegakan aturan dengan arogansi kekuasaan itu sudah tak zamannya lagi. Gunakan pendekatan yang persuasif dan humanis, dari hati ke hati agar pesannya bisa sampai ke masyarakat," ucap Yuni

"Banyak contohnya Satpol PP, dan anggota Polisi di daerah lain yang pakai pendekat humanis. Di masa pandemi COVID-19 ini seharusnya pemerintah dan masyarakat bergandeng tangan dan bergotong royong untuk sama-sama mengatasinya," pungkasnya. (Cak/Rls) 

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment