News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Doyan Mengkritik di Medsos? Saran Ini Laik Ditimbang

Doyan Mengkritik di Medsos? Saran Ini Laik Ditimbang




BLORA – Aspek kebebasan berekspresi menjadi hal krusial dari demokrasi. Kebebasan berpendapat, termasuk menyampaikan kritik di muka umum terhadap pemerintah menjadi pilar penting dari demokrasi dan dijamin pula dalam undang-undang. 

Namun patut diingat, demokrasi yang diterapkan di Indonesia merupakan demokrasi Pancasila, bukan demokrasi liberal ala Barat yang mendewakan kebebasan absolut. 

Menyoal perihal kritik di era digital ini, Konsultan Komunikasi dan Sosial Media Wicaksono yang terkenal dengan akun berjuluk @NdoroKakung memiliki sejumlah saran.

"Saat mengkritik, kritiklah tindakan atau kebijakan orang itu, bukan kritik fisiknya, karena tidak ada hubungannya," kata Wicaksono saat berbicara dalam webinar literasi digital dengan topik ”Media Sosial sebagai Sarana Meningkatkan Toleransi dan Demokrasi" bagi warga Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (1/7/2021). 

Wicaksono meminta agar masyarakat khususnya pengguna media sosial bisa menghindari kritik yang menyerang kepribadian seseorang. Juga, menghindari kritik yang menyerang kelemahan atau kekurangan fisik seseorang.

Wicaksono setuju jika kritik menjadi bagian kebebasan berpendapat.
Namun ia menyarankan dalam menyampaikan kritik, pilihlah kata-kata yang positif dalam arti bebas caci maki, bebas pembulian, namun lebih bersifat membangun. Memperbaiki hal yang tidak benar agar menjadi benar sesuai ketentuan yang berlaku.

"Pilihlah saluran kritik secara tepat khususnya di media sosial," kata Wicak dalam webinar yang dipandu moderator traditional dancer Ayu Perwari itu.

Selain itu, dalam webinar yang menghadirkan narasumber Rhesa Radyan (Kaizen Room), Budhi Hermanto (Peneliti Media), Oka Aditya (Research Analyst) dan Suci Patia (Autgor) sebagai key opinion leader itu, Wicaksono turut menyarankan saat mengkritik benar-benar pada waktu yang tepat untuk penyampaiannya.

"Jangan mengkritik baru sekarang padahal kebijakannya atau kejadiannya sudah tahun lalu. Sampaikan kritik sesegera mungkin terutama jika itu menyangkut hal genting dan darurat agar segera ada perbaikan," kata dia dalam acara yang digelar Kementerian Kominfo bersama Debindo itu.

Selanjutnya, masih menurut Wicaksono, jika bersedia mengkritik maka juga harus siap mendapatkan kritik dari orang lain.

"Hargai pendapat pihak lain. Setelah kritik disampaikan, hargai penjelasan dan pendapat pihak yang dikritik. Mungkin ada sebuah latar belakang dari sebuah kebijakan yang belum diketahui umum," kata Wicak.

Pembicara lain, Oka Aditya yang berprofesi sebagai Research Analyst mengatakan dalam era digital ini perlu dicermati beberapa dampak media sosial dalam kehidupan.

"Media sosial dapat memicu seseorang stres, orang menggunakan media sosial untuk melampiaskan segalanya mulai dari layanan konsumen hingga politik. Namun ada kalanya unggahan kita menyerupai stres yang tak ada habisnya," kata Oka.

Tak hanya stres. Media sosial bisa mempengaruhi suasa hati dan kecemasan serta depresi. "Orang orang yang menggunakan tujuh atau lebih jenis media sosial disebut bisa lebih menderita tiga kali gejala kecemasan dibandingkan mereka yang hanya memakai 0-2 media sosial," tandas Oka.

Untuk diketahui, di wilayah Kabupaten Blora, Kementerian Kominfo akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa.

Masyarakat dapat bergabung sebagai peserta webinar dan terus memperoleh berbagai materi pelatihan literasi digital di akun media sosial @siberkreasi. (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment