News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Blended Learning Sebagai Metode Pembelajaran di Era Digital

Blended Learning Sebagai Metode Pembelajaran di Era Digital




Cilacap – Metode pembelajaran di era digital seharusnya merupakan perpaduan pembelajaran antar perspektif hubungan Tuhan, spirit human, dan teknologi (blended learning).

Dalam blended learning, pembelajaran dunia nyata yang bersifat inter subjektif digabungkan dengan model pembelajaran dunia maya (inter objek) dengan memanfaatkan sarana audio dan video secara online (cybereducation).

Dosen Program Studi Akidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Waryani Fajar Riyanto mengemukakan pendapatnya terkait pembelajaran era digital pada webinar literasi digital yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (24/7/2021).

Waryani bicara bersama narasumber lainnya: Saerono (Head of Studies Center for Family and Social Welfare UNU Yogyakarta), Hidayatun (Kepala MTsN Semarang), Muawanatul Badriyah (Kepala MTsN 5 Sragen), dan Virginia Obed (content creator and Fashion Enthusiast) selaku key opinion leader, dalam diskusi virtual yang dipandu presenter Vania Martadinata.

Waryani Fajar Riyanto menyatakan, Covid-19 telah mengubah tata cara dan gaya hidup lama menjadi pola hidup baru. Begitu pula yang terjadi di dunia pendidikan, teknologi telah menjadi alternatif sistem pembelajaran gaya baru atau dikenal dengan cybereducation.

Ada perbedaan mendasar antara pembelajaran abad 20 dengan abad 21. Pembelajaran abad 20: berdasarkan waktu; fokus menghafal fakta; pelajaran fokus pada pengetahuan, pemahaman dan aplikasi; berdasarkan buku teks; pembelajaran pasif; dalam batasan ruangan; dan teacher-centered.

”Adapun sistem pembelajaran abad 21: berbasis hasil; fokus pada apa yang siswa tahu dan dapat lakukan; sintesis, analisis, evaluasi; berdasar penelitian; bersifat aktif; kolaboratif dengan teman sekelas bahkan global; student-centered (guru hanya fasilitator),” urai Waryani di depan lebih dari 600 partisipan webinar. 

Menurut Waryani, pembelajaran online yang dilakukan saat ini memiliki ciri-ciri: lebih personal, menuntut keaktifan, terstruktur, dan bersifat penghubung (connective) dengan fasilitator dan beragam produk teknologi.

Waryani menambahkan, blended learning juga memadukan ciri dan sifat yang dimiliki manusia seperti motivasi, personalisasi, feedback, relevansi, disiplin, dan lebih mendengarkan. 

”Ciri sifat itu bertemu dengan ciri dan sifat yang dimiliki teknologi seperti mobilitas, terstruktur, tracking dan kontrol, self study, mengurangi biaya, berjangkauan global,” imbuhnya.

Pembicara lain, Kepala MTs Negeri 5 Sragen Muawanatul Badriyah mengartikan metode pembelajaran sebagai suatu strategi dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar yang diaplikasikan oleh tenaga pengajar, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.

”Fungsinya ialah sebagai alat motivasi ekstrinsik, strategi pembelajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan,” tegas Badriyah.

Menurut Muawanatul Badriyah, peserta didik yang berkarakter Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam era digital ialah menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam budaya digital. 

”Pancasila juga harus menjadi landasan yang kuat dalam bersosialisasi di masyarakat baik secara tatap muka maupun melalui kegiatan dalam jaringan (daring),". (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Post a Comment