Kementan RI Siap Gelar The 2nd Millenial Indonesia Agropreneurs Expo 2021 di Yogya
BPPSDMP Kementan RI usai pertemuan dengan Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Yogyakarta, Kamis (3/6) (ist) |
WARTAJOGJA.ID: Dalam upaya membangun petani milenial ini, Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) akan menggelar The 2nd Millenial Indonesia Agropreneurs Expo 2021 di Royal Ambarrukmo Hotel Yogyakarta pada 12-13 Juni 2021.
Acara ini merupakan acara bagi anak-anak muda
pertanian untuk membangun wirausaha pertaniannya. Tidak hanya akan menjadi
tempat pameran produk pertanian, acara ini juga akan diisi berbagai bimbingan
teknis kepada petani milenial Indonesia.
“Para petani milenial kita ini akan mendapat beragam
pelatihan pertanian, mulai dari hulu hingga hilir, dari perencanaan sampai
pemasaran. Para petani ini juga akan diajarkan untuk bisa melakukan sesuatu
untuk menambah nilai jual produk pertanian yang mereka hasilkan. Kami juga akan
menghubungkan mereka dengan pihak-pihak yang bisa mendukung jaringan bisnis
mereka,” papar Kepala BPPSDMP Kementan RI, Dedi Nursyamsi usai pertemuan dengan
Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Yogyakarta, Kamis (3/6).
Program pertanian lainnya yang menjadi bahasan pada
pertemuan kali ini ialah program Komando Startegis Pembangunan Pertanian
(Kostratani) tingkat kecamatan. Menurut Dedi, program ini adalah upaya
pemberdayaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan pemanfaatan sarana
prasarananya, termasuk teknologi informasi.
“Dari sini kemampuan petani juga bisa ditingkatkan
melalui pelatihan yang akan mencakup semua proses pertanian dari hulu sampai
hilir, tidak sekedar mengelola pertanian. Jadi penyuluh maupun petaninya
diberdayakan,” imbuh Dedi.
“Salah satu program strategis Kementerian Pertanian RI ialah membangun petani milenial. Dalam program ini, kami juga membangun jaringan kerja samanya. Alhamdulillah gayung bersambut, karena ternyata Pak Gubernur (DIY) juga menginginkan adanya pembangunan petani milenial, tidak hanya sekedar orangnya, tapi jaringan bisnisnya juga harus dibangun,” ungkap Dedi.
Dedi menjelaskan bahwa Sri Sultan menekankan bahwa
jaringan bisnis yang baik bisa menjamin kebersinambungan produk-produk
pertanian. Dengan begitu, petani pun dapat dengan baik mempersiapkan produk
yang dihasilkan karena tidak perlu lagi mengkhawatirkan jaringan bisnis.
“Kalau jaringan bisnisnya sudah bagus, petani tidak
akan bingung lagi setiap panen. Tiap panen, sudah ada yang pasti menampung
hasilnya. Jaringan bisnis itulah yang harus dibangun, artinya produk pertanian
itu memang memiliki hubungan dengan bisnis, bisnis lancar maka produk pun
lancar, produk lancar tentu pertanian lancar,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan DIY, Sugeng Purwanto mengatakan, saat ini, jumlah petani milenial di DIY
baru mencapai 641 petani saja. Namun, dalam tiga tahun ke depan, ditargetkan
akan ada 3.000-4.000 petani milenial di DIY melalui berbagai program
pengembangan yang dilakukan.
“Di zaman sekarang memang sudah seharusnya yang muda
yang berkreasi dan bergerak, termasuk di dunia pertanian. Apalagi petani
milenial ini juga erat hubungannya dengan teknologi informasi, karena harus
membangun jejaring juga. Mereka harus bisa memproduksi sekaligus bisa memasarkan,”
imbuhnya.
Guna mencapai target petani milenial di DIY
tersebut, Sugeng menuturkan, pihaknya terus melakukan proses rekrut tapi tidak
sekedar menunjuk. Proses seleksi tetap dilakukan dan yang terpilih biasanya
yang embrionya sudah terlihat. Para calon petani milenial ini juga akan
mengikuti pembinaan berupa bimbingan teknis, mengikuti sosialisasi, dan proses
verifikasi kegiatan lapangan dan usahanya.
“Potensi petani milenial tinggi di DIY, apalagi
human development index kita tertinggi nasional, jelas kami optimis. Hanya
selanjutnya bagaimana kami punya tenaga atau energi lebih untuk mendekatkan
mereka kepada harapan yang kita inginkan, yakni menguasai IT dan pasar,”
paparnya. (Cak/Rls)
Post a Comment