Desa Digital Untuk Mengoptimalkan Pemberdayaan Masyarakat
REMBANG, 24 Juni 2021 – Kementerian Kominfo bersama Debindo menggelar acara webinar literasi digital secara virtual dengan topik ”Desa Digital Untuk Mengoptimalkan Pemberdayaan Masyarakat" bagi masyarakat Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Kamis (24/6/2021).
Dimulai pukul 13.00 WIB, webinar yang dipandu entertainer Bobby Aulia ini menghadirkan narasumber utama Khelmy K. Pribadi (Project Coordinator I-KHub), Gilang Romado (CEO CV Tripsona Indonesia), Isyrokh Fuadi (Dosen Institut Pesantren Mathali'ul Fallah), Ryan Sugiarto (Ketua Yayasan Inovasi Desa Indonesia) dan Rinni Wulandari (winner Indonesian Idol 2007) sebagai key opinion leader (KOL).
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Literasi Digital Nasional: Indonesia Makin Cakap Digital ini telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Mei 2021 lalu.
Setiap narasumber webinar akan menyampaikan materi dari sudut pandang empat pilar utama literasi digital, yakni Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
Gilang Romado selaku CEO CV Tripsona Indonesia mengungkap Desa digital merupakan salah satu program untuk mengurangi kesenjangan arus informasi yang terjadi di desa.
"Konsep desa digital merupakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi dalam pelayanan publik dan kegiatan perekonomian," ujarnya.
Gilang pun merujuk pesan Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin yang menyatakan bahwa ”Pemberdayaan harus disesuaikan dengan potensi SDM dan SDA desa, unsur kearifan lokal, karakteristik budaya masyarakatnya, serta memanfaatkan teknologi digital,” ujarnya.
Masih mengacu Wapres Maruf Amin, ia mengungkapkan soal upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur telekomunikasi dan informasi adalah dengan menyediakan kualitas layanan internet cepat bagi 514 kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia, melalui Tol Langit.
"Lantas apa saja tantangan yang dihadapi desa untuk dapat go digital dan mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat?" ujar Gilang.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi. Yakni infrastruktur internet, sumber daya manusia dan modal.
"Dengan go digital, desa dapat melakukan banyak hal untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan memaksimalkan potensi yang ada di desa untuk memberdayakan masyarakat," kata Gilang.
Layanan publik yang dimaksud seperti mempercepat keperluan administrasi, menyimpan data lebih aman dan rapi, dan meningkatkan transparansi.
Sedang untuk layanan ekonomi, desa yang go digital akan mendapat akses pasar lebih luas, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Sedangkan untuk layanan pendidikan, desa digital dapat untuk meningkatkan kualitas pendidikan, mengasah digital skill, dan mempersiapkan warga desa memasuki era industri 4.0," kata Gilang.
Isyrokh Fuadi selaku Dosen Institut Pesantren Mathali'ul Fallah mengatakan go digital memberi banyak kesempatan khususnya desa berkembang lebih pesat dan besar.
"Antara lain peluang memasuki revolusi industri 4.0, masyarakat cerdas, kemudahan sarana, informasi dan juga dana," kata Isyrokh.
Namun ia pun mengingatkan dampak dunia digital yang musti diwaspadai. "Bijaklah dan waspadalah" kata dia. Ia pun mengingatkan perkembangan teknologi jadi hal baru bagi sebagian masyarakat tanah air. Hal ini belum lagi ditambah adanya rentetan pencurian data digital dan rentannya kejahatan siber.
Di wilayah Kabupaten Rembang, Kementerian Kominfo RI akan menyelenggarakan berbagai kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021.
Kegiatan Webinar Literasi Digital ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa.
Masyarakat dapat terus memperoleh berbagai materi pelatihan literasi digital di akun media sosial@siberkreasi. (*)
Post a Comment